40. Gen 2

1.3K 325 32
                                    

Jasmin, Brelin, Chenle, Jisung, dan Kamal tampak sudah berkumpul di ruangan DND sekolah mereka. Entah kebetulan atau bagaimana, Haechan, Jeno, Renjun, dan Jaemin tidak bisa datang untuk kembali membicarakan kasus yang belum terpecahkan sampai saat ini.

Seperti diberikan sebuah kesempatan untuk generasi kedua mencoba menyelesaikan tanpa kehadiran empat lelaki itu. Haechan sendiri bilang bahwa ia tak bisa datang karena tiba-tiba ada kerabat yang meninggal dunia. Jeno sendiri sedang sibuk dengan acara kantor sang Ayah. Renjun juga tidak bisa datang karena acara keluarga, sedangkan Jaemin tak bisa hadir karena sakitㅡJasmin yang mengatakannya saat ia datang.

Chenle sendiri kini sudah sibuk mengetikkan sesuatu di keyboard dan komputer yang sudah berada di hadapannya. Sedang memasuki atau bisa dibilang membobol CCTV rumah Asahi.

Sebelumnyaㅡtepatnya kemarin, saat di mana masih ada Kamal, Renjun, Jeno, Haechan, Jisung, Jaemin, Junghwan, dan Junkyu. Mamah Asahi mendatangi mereka dengan perempuan berusia dua puluh tahun ke atas yang ternyata adalah anak dari pembantu yang masih terbaring di brankar unit gawat darurat.

Jeno dengan cepat menjelaskan apa yang terjadi sebelum mereka sampai ke rumah sakit. Perempuan yang bernama Jihso itu tampak berkaca-kaca saat mendengar ucapan Jeno. Tentu saja khawatir untungnya Jeno dengan tenang menjelaskan bahwa kondisi wanita paruh baya itu baik-baik saja dan sekarang dalam pengaruh obat tidur.

Dan alasan Chenle sendiri memasuki CCTV rumah Asahi tanpa izin adalah karena Mamah Asahi tidak mengizinkan mereka untuk melihat CCTV rumah. Entah mengapa, jadi terpaksa Chenle melakukan cara ini.

Sedangkan Jasmin dan Brelin tampak berdiskusi mengenai siapa sebenarnya pelaku di antara Asahi dan Junghwan dengan Kamal yang tengah menghubungi Junkyu untuk datang ke sekolah mereka. Jisung sendiri sedang menulis sesuatu di kertas hvs kosong yang selalu tersedia di ruangan DND.

Sekolah mereka saat ini memang masih masuk, sudah tiga hari sekolah tidak melakukan ajar-mengajar. Seperti mempersilahkan mereka untuk menyelesaikan kasus dengan bebas. Tapi memang dasarnya sebentar lagi bagi rapot dan libur semester. Jadi, wajar saja koridor-koridor sekolah nampak ramai dengan perbincangan dan kebisingan murid-murid NEO DREAM.

"Tapi lo tau ga Lin? Gue ngerasa pelakunya bukan dari mereka berdua," ujar Jasmin yang mampu membuat Brelin menatapnya heran.

"Hah? Maksud lo?" tanya Brelin mengeluarkan kebingungannya.

"Dari yang selalu gue tau dari bokap gue selama pemeriksaan kasus yang dia ambil, gak ada pelaku yang keliatan yakin banget kalo dia itu bukan pelakunyaㅡmaksudnya kayak gimana ya, kayak repot-repot dia deketin polisi buat ngomong kalo dia bukan pelakunya, dan  emang beneran dia bukan pelakunya walaupun bisa aja sih dia manipulasi ceritaㅡtapi untuk saat ini gue yakin dia bukan pelakunya, kedua gue denger dari si Jisung yang nanya ke Mamahnya Asahi kalo waktu Asahi ke jepang itu subuh dan itu berarti mungkin pas dia berangkat pembantunya masih baik-baik aja, gak mungkin dong dia ngelukain pembantunya sedangkan ada Mamah sama Adek dia di rumah.

"Kecuali kalo emang mereka ini suka nyiksa orang atau bisa dibilang keluarga psikopat, dan ada dugaan lain yang gue pikirin tapi keknya gak mungkinㅡyang ngelukain pembantunya Mamah Asahi atau adiknya pas Asahi udah berangkat. Gue yakin itu luka masih baru dan kalo penyiksaan itu udah lama banget, gak mungkin dia masih selamet." Jelas Jasmin.

Brelin menggaruk kepalanya yang tak gatal. Masih mencoba memahami apa yang tadi Jasmin ucapkan.

"Jadi maksud lo, nama Asahi ini dicoret dari pelaku yang nyiksa pembantunya?" tanya Brelin yang mulai paham apa yang Jasmin maksud.

"Heem, bahkan Jisung dikasih liat ss-an Mamah Asahi pas mesen tiketnya, jadi gak ada dugaan kalo Mamah Asahi ini 'bohong' cuman yang bikin gue bingung kenapa Mamahnya gak mau ngasih kita kesempatan buat liat CCTV-nya?" tanya Jasmin dengan alis mengernyit.

🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft HueningkaiWo Geschichten leben. Entdecke jetzt