13. Cerita Mark

1.4K 338 27
                                    

Haechan, Jasmin, dan Kamal sendiri sudah sibuk membicarakan mengenai kasus Yuna. Di ruangan ini hanya ada mereka bertiga dan Chenle, Jeno yang sibuk menge-cek beberapa tempat dan mencari tahu siapa dalang dibalik ini semua.

Berbeda dengan Chenle dan Jeno yang mencoba mencari dengan teknologi. Jasmin, Haechan, dan Kamal mencoba mencarinya lewat kemampuan supranatural mereka.

"Bisa kan Jas?" tanya Haechan kepada gadis itu yang sedaritadi hanya menyimak.

Jasmin dengan cepat mengangguk, "bisa, tapi gue punya batas waktu sejam dua jam lebih dari itu nanti yang ada bahayanya ke gue."

Kamal menggigit bibirnya.

"Ini lo serius gak papa? Apa gak lemes nantinya?" tanya Kamal ragu.

Saat ini dengan arwah Mark yang ikut bergabung, Haechan mendapatkan ide untuk Jasmin menyedot arwah Mark yang dengan siap sedia masuk ke dalam tubuhnya. Jasmin tentu saja mengiyakan, inilah saatnya ia berguna di organisasi ini. Ia belum banyak memberikan pengorbanan.

Jasmin tersenyum, "gak papa. Santaay aja, gue udah biasa kali."

Haechan menatap Jasmin dan memberi isyarat 'apakah sudah siap?' Setelah Jasmin mengangguk, Haechan menoleh ke arah Mark yang memperhatikan gerak gerik Jasmin. Dengan menghela napas walau tak mengeluarkan napas, Mark mulai mengulurkan tangannya kepada bahu Jasmin dan perlahan tubuh transparannya mulai bisa merasakan hangat yang tak pernah Mark rasakan sebelumnya.

Jasmin menundukkan kepalanya sambil memegang kepala. Kamal menggigit bibir mulai takut, ia tak pernah sekalipun melihat seorang arwah memasuki tubuh manusia. Apalagi manusia itu sendiri adalah perempuan dan teman dekatnya. Sangat amat takut terjadi sesuatu.

Jasmin mendongak dengan cengiran kudanya.

"Hai guys," sapa Jasmin dengan raga Mark sudah di dalamnya.

Kamal menghela napas lega, Haechan mendengus.

"Seneng amat keknya, gimana? Coba gerakin badannya, lo kan udah dua taun gak masuk ke tubuh manusia," ujar Haechan sambil menatap Mark dengan tubuh Jasmin masih duduk di posisi yang sama, hanya kepala-lah yang mendongak.

"Shit! Berat banget, ini apa badannya gak bisa ikut melayang?" tanya Mark yang kini mencoba menegakkan badan.

Kamal berdecak, "bisa, tapi apa lo mau buat si Jasmin jadi kek kuyang? Jangan ngadi-ngadi. Tolong nih cuman dua jam jadi buru! Gue khawatir raga si Jasmin menipis terus jadi koma."

"Ah, elo, serius amat. Jadi, gue mulai nih?" tanya Mark membuat kedua lelaki di depannya menghela napas malas.

Benar-benar walaupun wajah Jasmin-lah yang terlihat nyata namun entah bagaimana mereka masih bisa melihat wajah menyebalkan milik arwah lelaki receh itu.

"Gue timpuk pake batu juga lama-lama, mumpung lo lagi jadi wujud manusia nih," ujar Haechan dengan kesal.

Dengan tubuh Jasmin, lelaki itu tertawa terpingkal-pingkal. Chenle dan Jeno yang sedaritadi serius saja pun sampai memperhatikan kegiatan mereka. Bahkan tatapan mereka heran, mereka belum pernah melihat Jasmin yang tertawa terbahak seperti itu. Sangat terasa aneh.

Raga Mark berdeham, "jadi... kembali ucapan Kamal tadi yang mungkin ada sangkut pautnya sama kasus arwah-arwah sama roh-roh yang keluar dari tempat perlindungan mereka. Gue denger-denger ada gak tau makhluk apa tapi masih gaib, itulah yang buat mereka jadi panik. Katanya auranya itu bikin mereka ngerasa tempat perlindungan mereka terganggu."

"Jin? Iblis?" tanya Kamal.

"Mmm... mungkin, gue gak tau pasti kejadian pas ributnya soalnya kan gue ngikutin Haechan mulu," jawab Mark.

🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft HueningkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang