Part 48 : GaGa (Gavin Gama)

1.3K 116 9
                                    

Hallo semuanyaa, welcome back to my story❤ Masih stay di cerita Biru 'kan? Masih nungguin Biru up 'kan?

Jangan lupa vote part sebelumnya yaa❤

Tandai typo yang bertebaran agar mempermudah saat merevisi.

Keep enjoy and happy reading❤

••••

48. GAGA (GAVIN GAMA).

"Pak Bandi ngapa sih kayaknya suka banget sama gue."

Serentak anak-anak Ifnity yang lain memusatkan perhatiannya ke arah Gama. Mereka menaikkan sebelah aslinya, terutama Biru yang heran siapa Pak Bandi.

"Kenapa?" tanya singkat Gavin dengan rokok yang ia hisap lalu dihembuskan hingga membentuk bola-bola yang mengapung di udara.

Gama melemparkan ponselnya yang langsung ditangkap oleh Dimas. Ia membuka salah satu pesan Whats App yang paling teratas. Yang lainnya ikut mengelilingi Dimas dan ikut membaca pesan yang ada. Lalu tak lama mereka terbahak saat membaca pesan antara Gama dan Pak Bandi.

Semvak Dora: Awas Gama! Hidup kamu saya pantau!

Me: Lah bapa naro CCTV deket saya?

Semvak Dora: Enggak.

Me: Terus gimana bapak pantau saya? Aneh nih bapak tuh!

Semvak Dora: Lah iya ya kok baru Ngeh.

Me: Makanya Pak kalo sekolah harus sampe meja bukan sampe gerbang!

Semvak Dora: Kamu kira apa? Saya ini dari SD sampe SMA anak murid teladan!

Me: Iya teladan. Telat datang pulang duluan.

Semvak Dora: Itu kamu!

Me: Jangan bergerak saya belum mandi.

Semvak Dora: Pantes baunya tercium ke rumah saya.

Me: Diem deh lo Semvak Dora!

Semvak Dora: GAMA ADITAMA!!!!

Me: Hadiroh, Pak!

Masih dengan tawa yang belum mereda Dimas memberikan ponselnya kepada sang pemilik. Kepalanya geleng-geleng melihat tingkah laku antara Gama juga Pak Bandi. Menurutnya keduanya itu satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Saat bertemu saling bertengkar dan saat salah satunya tidak ada akan saling mencari.

"Lo tuh kayaknya Sibling Goals banget deh sama Pak Bandi." kata Adnan menatap geli Gama. Tawanya belum juga terhenti sama seperti yang lainnya.

"Muka lo Sibling!" sembur Gama dengan mata yang menatap sinis. Ogah dia disama-samakan dengan guru berperut buncit itu. Apalagi kumisnya yang melintang. Memikirkan itu membuatnya bergidik.

"Lo sama Pak Bandi tuh cocok jadi Ayah sama Anak." sahut Bara dengan telinga tersumbat Earphone juga kakinya yang saling bertumpu. Ia berbaring santai di kursi usang berwarna hitam.

Xabiru Alatas [END]✔Where stories live. Discover now