12

381 66 10
                                    

"Kita pamit bun, assalamuallaikum."

"Waalaikumsalam, hati hati dijalan."

Renjun dan yuri mengangguk mendengar ucapan bunda. Mereka akhirnya berangkat sekolah sekaligus pulang ke apart lagi.

Di perjalanan, yuri dan renjun sama sama terdiam.

Tidak, mereka tidak canggung. Hanya saja mereka bingung ingin membahas apa.

Tentang kejadian kemarin, mereka sudah melupakannya. Setelah acara uhuk cium uhuk peluk, yuri langsung melepas pelukan renjun lalu meninggalkan renjun di kamar sendirian. Yuri sebenarnya bingung ingin merespon apa pada renjun, jadinya dia memilih keluar saja dari kamar karna pasti nanti keadaan sangat awkward.

Dan kemarin malam renjun meminta yuri untuk tidak canggung jika sedang berada di dekatnya setelah kejadian uhuk cium kemarin. Jika tidak, renjun akan mengusir yuri dari apartnya. Ya tentu yuri tidak mau lah di usir dari apart. Mau tinggal dimana dia? Kolong jembatan?

Sedang asik asik nya menatap jalanan, yuri di kejutkan dengan tangan renjun yang tiba tiba menggengam tangannya erat.

"Ish ngagetin aja,"-renjun hanya tersenyum mendengar suara yuri yang kesal.

"Bunda bawain apa tadi?"-tanya renjun.

"Gak tau," -jawab yuri cuek.

"Kenapa sih?"

"Apanya?"

"Kamu kenapa cuek gitu."

Apa tadi kata renjun?

Kamu?

Ingin sekali rasanya yuri membenturkan kepalanya ke dashboard mobil.

Etdah yuri salting ini bos.

"Dih siapa juga yang cuek, dan satu lagi pliss jangan perlakuin gue soft kaya gini, gue gak bisa njun gak bisa,"-ucap yuri berusaha mengontrol wajahnya.

Renjun tau kalo yuri sedang salting sekarang. Dia memainkan jarinya di punggung tangan yuri, membuat sang empunya tersenyum tipis.

Yuri tidak sadar kalau mereka sudah sampai di depan sekolah. Padahalkan biasanya yuri turun di depan minimarket dekat sekolah. Tapi dia tidak sadar sama sekali karna renjun terus membuat dirinya salah tingkah.

"Turun."

Akhirnya yuri kembali ke kenyataan. Dia membelalakan matanya menatap lingkungan sekolahnya.

"Ih renjun kok berhenti di sini sih!" -yuri memukul bahu renjun.

"Udah turun aja."

"Gak mau, nanti mereka banyak bacot," -tolak yuri.

"Yaudah kalo gak mau," -renjun keluar dari mobil lebih dulu. Lalu memutari mobilnya dan membuka kembali pintu mobil tempat yuri duduk.

"Ayo turun," -renjun mengulurkan tangannya pada yuri.

Yuri mengumpati renjun dalam hatinya. Andai ini bukan di sekolah, sudah yuri jambak saja rambut renjun itu.

"Turun sendiri atau gue gendong lo sampe kelas?"

"Iya iya nih turun," -yuri perlahan muncul dari mobil renjun, membuat perhatian semua orang tertuju padanya.

Beberapa orang yang berada di parkiran mulai berbisik bisik.

"Tuh kan ah gara gara lo," -yuri cemberut.

"Jan cemberut lo jelek," -renjun menutup pintu mobil.

"Sana ke kelas, gue mau jaga gerbang" -titah renjun, melihat yuri yang masih diam di sampingnya.

BE WITH ME✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang