04. Nah, ini!

610 122 26
                                    

Dinginnya udara subuh membangunkan Juna dari tidurnya. Jam di atas nakas menunjukkan waktu setengah lima pagi. Juna dengan mata yang mengantuk memaksa badannya untuk duduk di kasur terlebih dulu. Matanya masih terpejam, masih mengumpulkan nyawa untuk berdiri dari tempat tidur.

Sudah agak lama, baru Juna bisa mengajak badannya berdiri. Dengan mata yang masih sedikit terpejam, dia berjalan ke arah pintu kamar. Ia menghidupkan lampu yang membuat matanya semakin menyipit.

Ceklek!

Juna keluar dari kamar, berjalan ke kamar mandi berniat mengambil wudhu. Di depan pintu kamar mandi, ia melihat Candra berdiri dengan kepala bersandar di pintu dan tangan yang memegang knop. Matanya terpejam.

Tidur nih anak?

Juna mencoba melambaikan tangan di depan muka Candra. Tidak ada respon yang diberikan oleh Candra.

"Aduh.. nih anak, ngalangin jalan aja." Kata Juna dengan hasrat ingin pipisnya.

Brukk!!

Ceklek!

"Sorry, Can. Gue udah nggak tahan!" Kata Juna setengah berteriak dari dalam sana.

"Aa...." Rintih Candra.

Candra berusaha bangkit dari posisinya. Dia mengelus pantatnya yang ngilu akibat ulah kakaknya. Bisa-bisanya Juna mendorong adiknya sampai jatuh.

"Sialan lo!" Teriak Candra sambil menendang pintu kamar mandi.

Sepertinya Candra beneran ngamuk sama Juna.

***

"Juna... Candra... Sini turun, sarapan!" Teriak Mama dari bawah.

"Iya, Ma." Suara keduanya bersautan.

Kamar Juna dan Candra terletak di lantai dua, dengan posisi kamar saling berhadapan. Tentu saja mereka akan berpapasan wajah saat keluar dari kamar dengan waktu yang bersamaan.

Candra terlebih dulu keluar dari kamar, disusul oleh Juna. Juna mengeluarkan senyum terbaiknya saat melihat Candra, namun diabaikan. Candra melengos begitu saja menuruni tangga, tidak mempedulikan kakaknya. Senyum Juna seketika langsung pudar.

Candra langsung mengambil jatah sarapannya. "Papa udah berangkat, Ma?" Tanya Candra.

"Udah, dari tadi. Ada rapat jadi berangkat lebih pagi."

Candra mengeluh. "Yah...."

Juna yang baru sampai langsung duduk di kursinya. Mengambil makanan yang telah disiapkan.

"Kenapa?" Tanya Mama bingung.

"Pengen berangkat bareng Papa padahal." Candra membuat ekspresi cemberutnya.

"Loh? Tumben. Biasanya nggak mau, katanya kepagian." Ujar Mama curiga.

"..."

Mama melihat kedua anaknya itu bergantian.

"Kok tumben kalian diem?"

Candra mendongak. "Hm?" Kemudian hanya mengeluarkan senyum tipis.

Juna juga hanya melihat Mamanya dengan senyum. Tidak menanggapi lebih.

Mama paham, kedua anaknya ini sedang bertengkar.

"Ya udah, makan dulu. Nanti diselesaikan di jalan ya, Kak." Ucap Mama melihat ke arah Juna.

"Iya, Ma." Jawab Juna seadanya.

"Ma, aku udah." Ujar Candra kemudian meminum susunya. "Berangkat dulu, Ma." Ucapnya yang kemudian berdiri dari kursi.

Unbreakable Love | Jung Jaehyun [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang