"Oit!" balas Gerhana. Keduanya melakukan tos ala cowok.

"Dateng sendiri lo?" tanya Gerhana basa-basi padahal tanpa ditanya pun sudah bisa tahu kalau Atlas datang sendirian.

Atlas berhenti melangkah, membuat Gerhana juga sontak melakukan hal yang sama.

Dengan wajah serius, Atlas berkata. "Lo gak liat cewek cantik disebelah gue? rambutnya panjang,"

Gerhana sontak melotot. "Goblog bangsat!" ujarnya kesal.

Atlas mendengus. "Ya lagian udah tau gue dateng sendiri. Masih nanya lo," kesal cowok itu.

Gerhana tersenyum miring. "Sengaja. Mau ngehina. Lo kan jomlo," ejek cowok itu.

Atlas mendorong Gerhana kasar. "Binatang!" kesalnya.

Gerhana tertawa sebelum kemudian merangkul Atlas. "Sabar bro. Orang yang tepat bakal datang pada waktunya," ujar Gerhana bijak.

Atlas memutar bola matanya. "Terserah lo deh,"

"Ngambekan lo bangsat," ujar Gerhana.

Jika Atlas, Gerhana dan Arsena sudah berkumpul, jangan harap kalimat yang keluar dari mulut mereka adalah hal-hal sopan. Mereka bertiga lebih sering berkata kasar satu sama lain. Tapi hal itu tidak membuat mereka tersinggung, justru serunya disitu.

Akhirnya kedua cowok itu melangkah memasuki rumah— tepatnya menuju halaman belakang.

"Wih ada globe!" sapaan Angkasa menyambut kedatangan Atlas dan Gerhana. Sebutan globe yang digunakan oleh Angkasa membuat Gerhana tertawa ngakak.

"Canda yah Atlas," ujar Angkasa pada akhirnya.

"Santai bang," sahut Atlas.

"Udah lama gak ketemu. Gimana kabar lo? " ujar Angkasa lagi sambil melakukan tos ala cowok.

"Baik bang,"

"Gerhana bantuin bukain ngiris paprika sini!" teriakan Luna yang memanggil Gerhana membuat tiga cowok itu menoleh pada Luna.

Gerhana sendiri langsung menghampiri tunangannya itu.

Kepergian Gerhana membuat Angkasa mendekat pada Atlas lalu berbisik. "Udah move on dari adek gue kan bro?"

Pertanyaan Angkasa semata-mata hanya untuk memastikan agar tidak ada kecanggungan diantara mereka.

"Udahlah bang," ujar Atlas dengan kekehannya. Angkasa manggut-manggut sambil mengangkat jempol.

"Angkasa," panggilan itu membuat Angkasa segera menoleh lalu dengan cepat menghampiri Nata yang baru saja datang sambil memegang beberapa kantung plastik. Cowok itu segera mengambil alih plastik-plastik itu dari kekasihnya.

Sosok Lucy yang muncul membuat Atlas menegur dengan sopan. "Malem tante," ujar Atlas.

"Eh Atlas. Udah lama gak ketemu. Kabarnya gimana?"

"Baik tante,"

"Udah lama gak main kesini soalnya," ujar Lucy lagi.

ATARONA [SUDAH TERBIT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora