1.Kamar Teya

125K 18.6K 5.9K
                                    

Oh iya di part awal (1,2) ini aku salah ngasi nama panggilan ya, harusnya"Rez" bukan "Res". Untuk selanjutnya sekiranya dari part 4 udah aku perbaiki jadi "Rez"


1. Kamar Teya.

Damarez mengelap pelipisnya, keringat mengalir deras di pelipis serta lehernya. Ia sedang berdiri di tengah lapangan sekolah berdua dengan El karena ketahuan keluar area sekolah saat masih dalam jam sekolah.

"Panas, Res" keluh El, masih melakukan hormat.

"Yang bilang sekarang winter siapa, bangsat?" Sahut Damarez emosi. Ia menurunkan tangannya lalu celingak celinguk melihat kearah belakang.

Damarez menutup wajahnya yang memerah karena kepanasan. Ia membuka 3 kancing baju seragamnya karena gerah. Damarez duduk di tengah lanpangan yang tandus dengan kaki yang menekuk kedepan.

"Res! Bangun woi nanti diliat Madam mampus lo" peringat El.

Madam merupakan nama guru BK kelas 12, nama asli beliau adalah Bu Tirta itu memang kerap dipanggil madam karena badannya yang berisi juga selalu menggunakan sanggul tinggi juga lipstik berwarna merah terang.

"Res," panggil seseorang.

Damarez mengangkat wajahnya, ia menemukan Damela berdiri dipinggir lapangan. Damarez bangkit dan menghampiri gadis itu.

"Kenapa?" Tanya nya.

"Lo habis ngapain ampe dijemur gitu?" Damela tertawa.

Damarez tak menjawab kerena sedang malas berbicara saja. Ia mengalihkan pandangannya memperhatikan lapangan. Dengan tiba tiba Damela memegang rambutnya.

"Panas banget kepala lo" kata Damela.

Damarez menurunkan tangan Damela dari kepalanya, menolak secara halus. "Lo ngapain disini, Mel? Masuk kelas sana" ucapnya.

"Iya sekarang, tadi habis dari toilet, terus liat lo disini" Damela tersenyum sekilas lalu berbalik badan pergi.

"DAMAREZ!! KENAPA KAMU BERHENTI?!" Guru berbadan besar itu berteriak dari sebrang lapangan.

Damarez menghela napasnya, "Pake nongol," gumamnya, ia berlari kecil kembali ketengah lapangan.

"IYA BU!" teriaknya kembali melakukan hormat disebelah El.

"Panas banget anjir" keluh El.

"Gue juga panas bangsat! Bisa diem gak sih lo?!" Kesalnya.

"Galak banget, pms lo bos?" Damarez menendang pantat El membuat laki laki itu meringis.

..🐊..

Malam ini, Damarez baru saja pergi dari tempat tongkrongannya, ia menghentikan motornya didepan sebuah rumah berlantai dua dengan gerbang berwarna hitam. Ia melepas helmnya dan mematikan mesin motornya.

Ia berlari kecil menuju seberang jalan, Damarez mengintip kedalam rumah, halaman rumah yang dipenuhi lampu terlihat sepi. Satu kamar lantai satu lampunya sudah padam. Ada 2 kamar lagi di lantai 2, Damarez memperhatikan kedua kamar itu, satu dari kamar itu lampunya masih menyala, Damarez dapat melihat warna gorden kamar itu yang berwarna terang.

Kalo itu kamar mak bapaknya gimana? Aelah terobos ae, semoga bener.

Dengan keahlian memanjatnya yang sudah terlatih sejak kecil, Damarez memanjat tembok juga pembatas yang menghalangi jalannya, ia turun dengan perlahan agar tidak terdengar. Damarez tersenyuk smirk saat menemukan tangga yang ada didekat kandang sebuah kambing. Apa tadi? Kambing?? Damarez terkejut, orang orang elite juga rumah besar ini ternyata memelihara seekor kambing.

DAMAREZ (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang