13. Beneran Gak Suci

Start from the beginning
                                    

Aku menatap lekat matanya dengan waktu cukup lama. Kami bertatapan tanpa berkomunikasi, tapi mampu membuat aku semakin nyaman.

Dia ngasih pelet mungkin?

Dia seperti memberitahu akan sesuatu lewat tatapannya. Kalau diliat lagi sih, emang cukup tampan.

Standar lah.

"Kamu siapa?" tanyaku pelan.

"Jangan takut," balasnya menjawab.

"Jangan takut?" beoku gak konek.

Apa dia yang gak konek? Sebentar. Kayaknya ada yang salah.

Aku menjauhkan tubuhku dari jangkauan lelaki Me—Aneh ini. Bagaimanapun juga, aku gak tau asal-usul dia. Juga aku gak tau dia kenapa suka sekali ci—mesum gitu ke aku.

Apa gak takut aku masukin penjara?

"Sial, waktunya habis."

Dia bergumam yang aku sendiri gak ngerti. Tapi dua detik setelahnya dia memeluk aku erat, sebelum akhirnya aku merasa dibawa ke luar angkasa, seperti terowongan yang gak ada ujungnya. Dipenuhi oleh kegelapan, bukannya diajak jalan, tapi aku rasa sekarang aku lagi terbang.

---

Hah! Akhirnya aku sampe ke dunia si Sinta itu! Pokoknya secepatnya aku harus ceritain kejadian barusan yang cukup gila itu.

Kayaknya gak butuh waktu lama, aku langsung sampe aja. Dan anehnya si cowo Mesum itu menghilang entah dimana keberadaannya sekarang.

"Sinta! Woi! Tolongin aku!" Aku main masuk aja ke rumah aku—eh, maksudku si Sinta itu.

"Kamu kenapa?" Pergerakanku spontan terhenti.

Ini Sinta? Suaranya selembut sutra, gilak. Dia batuk ato gimana? "Plis, aku dicium sama cowok mesum!" Aku lanjut bercerita keintinya.

"Hah? Serius?" Maumu gimana? Aku beneran panik nih, woi. Dia malah bersuara yang kesannya ngejek.

Ini Sinta? Ini cewek kejam itu? "Serius, aelah! Tadi waktu kamu pergi ngajak Argas ke rumah sakit, tiba-tiba aja aku ditarik—" Gak sopan, ucapanku dipotong.

"Argas ke rumah sakit? Dia kenapa?" Sekarang dia yang panik. Amnesia ato gimana nih bocah?

Yang seharusnya panik itu aku, bukan dia. Ya, mungkin dia wajar khawatir sama Argas jelek itu. Tapi.., gak harus bersikap aneh gini, kan?

Dia bergerak ngambil ponsel, terus ngomong, "Argas, kamu belajar yang bener! Jangan bikin kacau lagi, sayang." SAYANG?!

KACAU banget gilak. Sebuah plot twist apaaan ini? Argas selingkuh dari Angle?

"Ish! Kamu kenapa Santi? Kapan pulangnya? Main nyerocos ke rumah orang lain, terus bikin aku takut. Gak lucu, tau gak?!" Lah, dia yang galak?

"Maksudnya?" Aku gak bisa mencerna, "kamu pulang sama siapa?"

Hah? Dia ngomong ke arah mana, sih? Gak nyambung banget.

"Serius dikit, woi! Aku minta tolong sekarang, selidikin orang yang suka masuk ke mimpiku!" Aku ngingetin dia lagi.

Gak terhitung seberapa banyak aku ngejelasin ulang, tapi dia keliatan gak ngerti apapun. Sebenarnya ada apa? Ini Dunia si Sinta itu, kan? Kenapa jadi melembutkan seperti ini? Bahkan dia aja menjamu sampe segininya.

Seolah dia gak tau apa yang terjadi sebelumnya.

"Gak, pokoknya...," Amjingan. Gak ngehargain banget. Liat aja wajahnya bikin aku kesel. Tuh bocah malah ketawa.

Kalo diinget dia bisa bikin aku berubah jadi keju, wajah cantiknya itu gak akan selamat.

"SIN—" Kacang lagi.

"Adek! Kok tumben pulang les cepet?" 

Deg.

Suara sirene datang dari jantungku. Berdetak menggila dengan tangan berkeringat. Aku menelan ludah karena ketakutan.

Itu dia.., dia cowok mesum itu, kan?

Kakiku terasa sangat lemas. Aku bergerak mundur satu langkah, namun sialnya tatapan cowok mesum itu beralih kepadaku.

Dia menatapku dengan senyum mematikan. Mereka orang berbeda.

"Kakak Santi, ya? Kok gak bilang singgah? Pulang sama siapa?"

Aku mencengkram tanganku kuat. Dia tau namaku? Suaranya saat mengucapkan namaku sangat menganggu pendengaran.

Nenek.., aku takut.

Aku takut kalau sebenarnya aku hanya hidup di Dunia ini. Aku melihat tulisan yang besar di langit saat aku berlari keluar rumah itu.

Disana bertulis,

Bumi urutan kesepuluh.

-Kebaikan Dihargai-

Aku harus bagaimana?

----

Haii! Akhirnya aku mengumpulkan niat menulis lagi💘

Salam, 4Juni2023

TABELARDWhere stories live. Discover now