8. Keributan dan Pembelaan 🌷

Start from the beginning
                                    

"Hah? Tunangan apa, sih? Hehe." Adiva pura-pura tidak mengerti.

"Gak usah sok gagal paham, deh. Gue udah tau, Div. Dari Tio. Parah lo tunangan sama Alvi gak bagi-bagi berita," balas Weggyana memanyunkan bibir.

Bukan itu permasalahannya. Adiva langsung kepikiran isi chat Alvian tadi.  Detik berikutnya, Adiva langsung paham. Pasti karena Tio yang sebarin berita Alvian dan Adiva tunangan ke mana-mana. Tapi, Alvian malah pikir Adiva yang melakukannya. Pasti.

"Gak bisa begini," gumam Adiva kecil kepada diri sendiri.

Adiva rasa harus cepat jelasin ke Alvian sebelum Alvian semakin salah paham. Cewek itu merogoh uang berwarna hijau dari saku seragam kemudian menyelipkannya di tangan Weggyana. "Sotoku nanti tolong sekalian bawa ke meja, Na. Aku tinggal bentar."

"Oh, iya. Sekalian buku ini." Adiva juga menyerahkan buku diari Vivian ke Weggyana.

Usai mengucapkan itu, Adiva melenggang pergi untuk menghampiri Alvian.

"Alvi!" panggil Adiva begitu tiba di tempat Alvian. Adiva menoel bahu Alvian yang lagi menghadap ke arah Pak Slamet. "Alvi! Aku mau ngomong."

"CK!" Cukup suara Adiva saja sudah bisa membuat Alvian berdecak sebal. Cowok itu segera membayar dua mangkok bakmie dan dua gelas es teh manis. Lalu, membawanya dengan nampan dan berbalik badan, menghadap Adiva. "Masih berani lo samperin gue?! So banggakah jadi tunangan gue sampai sebarin ke Weggy, Popo?"

Adiva spontan menggeleng. "Enggak, Al. Aku enggak sebarin ke mereka."

"Gak usah bohong lo!" Alvian menaikkan oktaf suara dan mengeratkan nampan yang ia pegang.

"Serius. Aku gak bohong. Kamu gak percaya sama aku?" balas Adiva kecewa.

"Cih, najis! Berharap banget lo dipercayai? Gak usah halu, Bos!"

"Ya udah, Al, kalau gak mau percaya. Yang penting aku mau jelasin."

"Jelasin?" Alvian memiringkan senyuman. "Dari tadi kenapa gak lo jelasin? Chat gue aja lo baca doang. Apa lo udah gak sabar dapat pelajaran dari gue?"

"Pelajaran apaan? Jangan macem-macem sama Adiva, Al," sela Arabelle yang dari tadi menyimak.

"Lihat dia, Bel. Gue tadi bilang mau kasih dia pelajaran, tapi belum juga gue kasih, dia udah datang duluan. Bagus. Gue gak usah cape-cape samperin dia lagi."

"Al, dengarin dulu." Adiva menyentuh lengan Alvian. "Soal hubungan kita, bukan aku yang nyebarin."

"Ck! Lepasin lengan gue! Muak gue dengar bacotan lo!"

"Udah, Al. Jangan marah. Mungkin aja Adiva gak sengaja umumin hubungan kalian ke Weggyana, Popo dan orang lain. Biarin aja, lagian kan emang itu fakta," ucap Arabelle mengusap punggung Alvian supaya cowok itu bersabar.

"Dibilangin enggak! Aku gak ngomong ke siapa-siapa baik sengaja maupun gak sengaja, serius demi Alek!" balas Adiva dengan nada tinggi untuk bela diri.

"Ya udah kalau udah demi Alek. Lo percayain aja, Al. Adiva bukan orang yang tukang tipu, kok," bela Arabelle sembari menatap Alvian.

ALVIVA (END)Where stories live. Discover now