PART 25 - My Finale

8.3K 683 94
                                    

I searched for the light 

So I know where I'm standing right now...

The best happy ending 

You will be 

Without a doubt my last love story 

So babe please be my finale...


(Day6 - Finale) 


-

-


Now. 


 "Laras, kamu makan dulu. Nimi biar aku yang suapin."

Dewa sudah selesai dengan kegiatannya mencuci piring bekasnya makan. Pria itu kembali ke meja makan dan meminta Ines untuk pindah dan bertukar tempat duduk dengannya sehingga mangkuk berisi makanan Nimi berpindah ke tangannya.

Ines tersenyum, "Aku padahal sambil nyemilin makanan Nimi juga," sahutnya.

"Beda dong, bukan makan namanya itu. Ngemil," ralatnya.

Ines terkekeh. Ia menatap suaminya dan tersenyum, "Kalau gitu aku makan dulu ya Kak," ucapnya meminta izin.

Dewa meliriknya sekilas kemudian tersenyum, "Makan yang banyak sayang, ngurus aku sama Nimi kan butuh banyak energi."

"Bener banget," kata Ines. Ia mengangkat sendoknya dan berkata, "Padahal aku makan kayak biasa, ikut nyemilin makanan Nimi, termasuk makanan kamu, tapi kayaknya masih kurang. Aku masih ngerasa laper banget," sambungnya.

Dewa yang sedang menyuapi anaknya mengambil butiran nasi yang tertinggal di pipi Nimi lalu memakannya. Pria itu menoleh lagi pada istrinya, "Bagus dong. Aku selalu seneng lihat kamu nafsu makan begitu," katanya.

Ines malah terkekeh, senang dengan respon dari suaminya.

"Omong-omong, perasaan kamu gimana?" tanya Dewa tiba-tiba. Ines menatapnya, meminta penjelasan lebih lanjut atas pertanyaannya.

"Tadi kan kita ketemu sama Gandhi," tambah Dewa.

"Oh, itu..."

Ines menggantungkan ucapannya. Ia terdiam untuk beberapa saat kemudian menjawab, "Agak kaget sih. Dan bingung sebenernya, tapi untungnya tadi Kakak dateng di waktu yang tepat," jawabnya.

"Bukan itu. Maksud aku, bagaimana pun juga kalian belum pernah ngobrol berdua sejak keputusan sebelah pihak dari Gandhi dulu kan? Hmm...aku bukannya ungkit masa lalu kamu atau apa, aku nanya begini karena aku peduli sama perasaan kamu. Apakah kamu masih kecewa atau sakit hati sama dia?"

Ines menggeleng dengan cepat tanpa berpikir panjang. Ia menatap Dewa dan berkata, "Kalau aku masih sendiri dan terpuruk mungkin kecewa, tapi kenyataannya kan nggak. Hidup aku sudah jauh lebih baik dari masa-masa ketika aku kecewa sama dia—lebih tepatnya sama diri aku sendiri sih babe. Gimana pun juga sekarang aku punya kamu sama Nimi—satu-satunya prioritas aku di dunia in."

"Kejadian itu udah empat tahun lalu, aku juga udah berdamai dengan kenyataan bahwa memang nggak semua hal yang kita pengenin bisa kita dapetin kan. Balik lagi sih babe, apapun yang kita lakukan, keputusannya tetap di tangan Tuhan. Lagian aku juga sadar kalau ini memang perjalanan hidup yang harus aku lalui."

Pernikahan ImpianWhere stories live. Discover now