25 - Pengganggu Pergi Sana!

153 20 0
                                    

"Kamu wanita dan aku juga wanita, jika saja kamu berada di posisi seorang wanita yang lelakinya tengah kamu goda, bagaimana perasaanmu?"

***

Langkahnya pelan-pelan keluar dari kamar mandi dengan kaki yang basah karena siraman air. Handuk melilit rapat di tubuh mungilnya yang putih bersih bak beras yang baru saja dituai. Namun, seketika langkahnya terhenti ketika melihat seseorang keluar dari pintu kayu tempat ia orang itu tidur.

"Re? Lo habis ngapain?" tanya orang itu yang melihat Redinta dengan tatapan bingung.

"Lo nggak liat apa? Gue habis mandi bego!" jawab Redinta salah tingkah. 

Jika saja yang dihadapannya kini bukan Aldy, mungkin dirinya tidak akan segugup sekarang. Aldy baru keluar dari kamar malam itu karena ada yang harus ia lakukan, yaitu memberikan kabar kepada istrinya, Luika. Ia baru sadar jika dirinya belum memberikan kabar apapun kepada wanita itu.

Aldy mengangguk-angguk mengerti lalu fokusnya kembali ke ponsel yang ada di genggamannya. Laki-laki itu kembali berjalan menuju kolam renang yang terletak di belakang dapur. 

Sementara Redinta menatap kepergian Aldy dengan tatapan penasaran. Namun, sebuah helaan napas keluar dari mulutnya. Untung saja Aldy tidak menatap Redinta dengan tatapan mematikannya, jika iya, bisa pingsan Redinta di tempat. 

Dengan langkah cepat, gadis itu segera menuju ke kamarnya untuk berpakaian. Malam itu terasa begitu dingin, berbeda dari malam-malam biasanya di kota Bandung. Takut masuk angin ya mbaknya...

Kini, sebuah piyama bergambar bintang berwarna merah muda dan latar putih, melekat di tubuhnya. Gadis itu berjalan ke arah cermin dan memandangi wajahnya dengan penuh kebanggaan. Ia bangga terlahir menjadi seorang gadis cantik berprestasi seperti sekarang, sangat bangga!

Setelah selesai dengan segala skincare routin yang selalu ia bawa kemana 'pun ia perg, Redinta memutuskan untuk keluar dengan niat menemui Aldy. 

Namun, suara Aldy yang tengah berbicara di telepon dengan seseorang membuatnya mengurungkan niat untuk duduk di tempat kosong di samping lelaki itu.  Ia bersemunyi di balik gorden jendela dapur dan hanya memandangi Aldy dari sana seraya menguping pembicaraan lelaki itu dengan seseorang di telepon.

"Hm? Kenapa, sayang?" tanya Aldy kepada seseorang di telepon tersebut.

Ntah mengapa hati Redinta mencelus perih ketika mendengar kalimat itu. Bukannya wajar-wajar saja jika Aldy mengatakan hal seperti itu kepada istrinya? Apakah ada yang aneh dengan perasaannya kepada lelaki itu?

Redinta menggeleng kuat, Aldy bukanlah tipe orang yang akan berselingkuh dari istri yang sangat lelaki itu cintai. Redinta tau benar jika sahabatnya itu sangat mencintai Luika, istrinya. Dan ia juga sadar jika tempatnya bukanlah di 'sana', di hati lelaki itu. 

"Re?" panggil seseorang dari belakangnya.

Redinta berjengit kaget karena suara itu, ia berbalik dengan hati-hati dan melihat siapa yang ada di belakangnya. Helaan napas keluar dari mulutnya, ternyata Andy.

"Kenapa, An?" tanya Redinta terlihat gugup seperti habis terpergok warga kampung karena maling barang orang.

"Lo ngapain di balik gorden?" tanya Andy lalu mengintip dari balik pintu dapur samping jendela tersebut.

Astheneia 2: End With YouWhere stories live. Discover now