12 - Pertemuan Dengan Vira

166 23 1
                                    

🦋Happy Reading Everyone🦋
.
.
.
.
.

"Pertemuan paling mengesankan adalah ketika pertemuan itu melibatkan orang penting di dalam hidup kita."

***

SATU minggu akhirnya berlalu, tiga hari tiga malam perempuan itu sama sekali tidak bisa tidur karena memikirkan sahabatnya, Vira.

Malam ini pun sama, ia hanya tak ingin melewatkan waktu untuk menjemput sahabatnya itu.

"Mas, ini jam berapa?" tanya Lui kepada orang Aldy yang sudah berbaring di sampingnya.

"Jam sebelas malem," jawab Aldy sambil menutup matanya.

"Jam segini ada pesawat nggak, Mas?" Lui bertanya lagi.

"Ada."

"Vira kira-kira pulang jam segini nggak ya?"

"Itu mulu, Dek. Udah ah tidur, kamu udah tiga malam gak bisa tidur nyenyak gara-gara mikirin itu," protes Aldy yang memang sudah memergoki Lui melek selama tiga malam.

Lui cemberut mendapatkan jawaban seperti itu. Dengan sangat terpaksa, Lui membaringkan tubuhnya dan mencoba untuk tidur. 

Keesokan paginya, Aldy sudah bangun terlebih dahulu. Pandangan matanya ia arahkan ke arah sang istri yang tidur lelap di sampingnya.

"Akhirnya bisa tidur nyenyak juga dia," gumam Aldy sambil tersenyum ke arah Lui.

Tangannya terulur untuk menghalau sejumput rambut yang mengganggu di wajah Lui. Tak lama, Lui membuka kedua bola matanya dengan berat dan meregangkan ototnya.

"Tidur aja lagi, hari libur kok ini," ucap Aldy.

"Hmmm.."

Aldy bangun dari tidurnya dan duduk di atas kasur. Tiba-tiba, Lui memeluknya dari belakang dan menyandarkan kepalanya di punggung Aldy.

"Mas Aldy.."

"Hm?"

"Vira udah ngasih kabar belum?" tanya Lui.

"Belum, Lui." Aldy menjawab dengan sedikit lelah.

Ntah sudah berapa kali Lui menanyakan hal itu kepadanya tiga hari belakangan ini. Aldy memutar posisinya lalu menarik pelan tubuh perempuan itu ke depan.

Memeluknya erat lalu menyembunyikan wajahnya di lekukan leher Lui.

"Gimana? Obat yang biasa kamu minum ada efek samping yang kamu rasa nggak?" tanya Aldy untuk memastikan kondisi tubuh Lui.

"Belum ada sih, Mas. Tapi aku takut aja, kalau obat ini bakal ngaruh ke tubuh aku nantinya, Mas," jawab Lui khawatir.

"Hmm.. Nanti kalau kamu ngerasain ada yang aneh, kasih tau ya, jangan diem aja. Nanti kita konsul ke dokter, hm?"

"Okeyyy, siap!"

Aldy mencium puncak kepala Lui, lalu beranjak dari kasur dan bejalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri. Lui menatap punggung Aldy yang semakin menjauh, senyuman manis terukir di bibirnya.

Astheneia 2: End With YouWhere stories live. Discover now