7 - Lelah

188 27 1
                                    

🦋Happy Reading Everyone🦋
.
.
.
.
.

"Aku tahu aku melelahkan
tapi sebagai suami yang baik, kamu harus tahan dengan itu."

***

BEBERAPA hari setelahnya, di rumah kecil itu sering terjadi perbedaan kecil-kecilan. Seperti Aldy yang sibuk, dan Lui yang terus memerintah ini itu. Juga kesalahan-kesalahan kecil Lui yang sangat fatal di mata Aldy.

Namun, hal itu tidak mengurangi kadar keromantisan di rumah tersebut. Perdebatan dalam rumah tangga adalah hal yang lumrah. Tanpa adanya perdebatan, rumah tangga terasa sangat hambar dan memiliki alur yang sangat datar.

Di sini, Lui memikirkan hal itu, duduk termenung sendirian di halaman belakang rumahnya sambil menikmati udara sejuk di belakang sana.

"Dekk, Adek." Panggilan itu berasal dari dalam rumah.

Lui menoleh ke arah dapur dan mendengar kalau Aldy mencarinya. Namun, yang dilakukan perempuan itu adalah mencari tempat persembunyian agar Aldy tidak menemukannya.

Saat Lui sudah menemukan tempat persembunyiannya, di situlah Aldy tiba di halaman belakang.

"Lui, kamu dimana?"

Aldy terus mencarinya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tiba-tiba, pandangan mata Aldy mengarah ke sebuah laptop di ayunan yang masih menyala.

Aldy mengangguk-angguk mengerti lalu menyeringai tajam.

"Mau main sembunyi-sembuyian, hm?" tanyanya.

Dengan sebisa mungkin Lui menutup rapat mulutnya agar tidak mengeluarkan suara. Aldy mencarinya karena Lui baru saja melakukan kesalahan pada berkas-berkas Aldy. Lui tidak sengaja menghilangkannya saat membereskan ruangan kerja Aldy tadi.

"Kamu sembunyi dimana? Di rumput? Nggak takut ada ular?"

Sontak Lui langsung menoleh ke sampingnya untuk mengecek apakah ada binatang dengan dengan tubuh bersisik dan panjang yang dimaksud Aldy.

"Ohh kamu di situ ya?" tanya Aldy yang seolah mengetahui tempat persembunyian Lui.

Lui terkejut dan sontak menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara. Lui menutup kedua matanya saat langkah Aldy mendekat. Dan..

SRAKK!!

Lui mengintip, perempuan itu terkejut saat melihat Aldy sudah berada di hadapannya. Menatapnya dengan tatapan super super garang dan tajam yang akan siap memakan Lui kapan saja.

"Bangun," titah Aldy dingin.

"Eheheheh." Lui hanya menyengir kuda ke arah Aldy.

"Ngapain nyengir kayak gitu? Bangun!"

Lui dengan segera bangun dan menunduk saat Aldy masih menatapnya.

"Kamu kemanain berkas aku semuanya?" tanya Aldy.

"Ada di lemari," jawab Lui pelan, hampir tidak terdengar.

Astheneia 2: End With YouOnde histórias criam vida. Descubra agora