Part 43 : Aksi Biru

Start from the beginning
                                    

"Halu." Biru menggeleng pelan. "Katanya kepo. Gak mau nanya nih??"

"MAUUU."

"Jadi kenapa lo nyembunyiin identitas lo??" tanya Aurora.

"Simple supaya gak ketahuan sama si Bulan."

"Temen-temen lo ganteng semua ihhh. Gue suka." Yosi menghayal muka-muka anak-anak Ifnity yang rata-rata sangat tampan.

Biru terkekeh. "Gue yakin kalo lo tau sifat mereka semua. Lo gak akan suka lagi."

Yosi mengerjap. "Emang gimana?"

"Malu-maluin."

"Gak papa deh malu-maluin yang penting ganteng." Yosi menatap berbinar ke arah Biru.

"Ganteng doang dompetnya gak ada uangnya." celetuk Aurora. Menurutnya percuma ganteng tapi duit gak punya. Bukan matre tapi dia mikir bangga jajanin pacar pake duit Orang tua?? Kalo ganteng plus mapan sih Aurora maju paling depan.

"Ini, kak, pesanannya."

Ucup datang sambil membawa nampan berisi tiga mangkuk Mie Nyemek dan tiga gelas Es Jeruk.

"Makasih, Ucup."

Ucup mengangguk lalu pergi untuk kembali ke mejanya sendiri.

"Aduh emang ya Mie Nyemek tuh mantep banget, apalagi punya gue pedes." kata Yosi dengan nada lebay dan alay. Aurora yang berada di sampingnya menoyor lengan Yosi.

"Ih kenapa sih, Ra?"

"Lo lebay! Biasa aja keles."

"Idih emang Mie Nyemek enak kok. Ya 'kan, Bir?" Yosi meminta persetujuan Biru.

Biru mengangguk membenarkan. Selain Nasi Padang, Nasi remes, Pecel Lele, Bakso ia juga menyukai Mie Nyemek. Apalagi kalo Mie Nyemek buatan Mang Ade. Beuhhh perutnya langsung meronta-ronta hanya dengan menghirup aromanya.

"Gue gak nyangka kaum Sultan kayak lo suka Mie Nyemek." Aurora menyeruput mienya dengan nikmat sampai matanya terpejam.

"Ekhem, Ra, gue boleh gabung gak?"

Serentak Biru, Aurora, dan Yosi menatap Bulan yang tengah berdiri di depan meja mereka sembari membawa nampan. Aurora berdecih sinis melihat raut tak bersalah Bulan.

"Ngapain lo gabung sama kita?"

"Kita 'kan sahabat."

"Ck, lo tuh tuli atau apa sih? Gue bilang gue ogah temenan atau sahabatan sama anak pelakor kayak lo!" ucap Aurora dengan keras dan sinis. Biru dan Yosi hanya memperhatikan tak ikut campur.

Bulan mengeratkan pegangannya dinampan dan menatap Biru marah. "Ini semua gara-gara lo 'kan! Lo yang buat gue dibenci sama satu sekolahan. Lo juga yang buat gue dijauhin sama sahabat gue." tunjuknya.

"Sebelum kebenaran ini terungkap bukannya satu sekolah emang benci sama lo?" Biru menaikkan alisnya sebelah. Ia berdecih melihat keterdiaman Bulan.

"Udah deh, lo mending minggat deh! Jauh-jauh sana. Sepet gue liat muka lo!" kata Yosi mengibaskan kedua tangannya.

Bulan menundukkan kepalanya sampai rambutnya menjuntai menghalau wajahnya. Hingga tak lama Bulan mengambil Es Jeruk milik Yosi dan menumpahkannya ke rambut Biru. Semua terkesiap kaget melihat aksi Bulan tak terkecuali Biru.

"Maksud lo apa?!"

Biru berdiri dari duduknya dan menatap tajam juga menghunus ke arah Bulan. Spontan kedua tangannya mengepal dikedua sisinya. Seragam putihnya terkena tumpahan Es Jeruk.

Xabiru Alatas [END]✔Where stories live. Discover now