6. Blue Side?

12.9K 1.5K 19
                                    

Aronn memelankan laju mobilnya. Ia tepikan ke sebelah cafe. Aronn melihat di sana ada Sean, Austin, dan Edric. Saat mobil sudah berhenti, Aronn membuka sabuk pengaman.

Aronn menoleh ke samping menatap Kaila yang sedari tadi hanya diam. "Turun! Gue mau mampir dulu."

Kaila berdecak malas. Cowok itu terus mengusik ketenangannya. "Gue di sini aja. Gue capek nurutin perintah lo dari tadi!" Kaila memutar badan. Membelakangi Aronn.

"Turun pokoknya! Kalo gak mau? Gue gendong!" Aronn keluar dari mobil dan menutup pintu. Ia berjalan dan membuka pintu untuk Kaila. "Cepetan! Lelet amat kayak siput!"

"Iya, Tuan! Tunggu sebentar! Hamba sedikit lelah!" Kaila gemas. Ingin rasanya mencakar wajah cowok menyebalkan itu. Kaila segera turun dari mobil. Aronn menutup pintu kembali.

"Ayo!"'aronn menarik tangan Kaila menghampiri Sean, Edric, dan Austin yang sedang duduk di kursi cafe.

Ketiga orang itu menoleh melihat kedatangan Aronn dengan Kaila. Sean terkekeh pelan ketika melihat wajah Kaila yang tidak bersahabat. Sean tahu kalau Kaila sekarang tengah kesal karena ulah sahabatnya itu.

Edric tersenyum lega dengan kedatangan Aronn. Ia tahu betul bagaimana dengan sikap Aronn kalau tengah bertengkar dengan salah satu dari mereka. Aronn tidak akan marah dengan waktu yang lama. Karena memang tidak bisa.

"Dari mana aja lo?" tanya Sean ketika Aronn sudah duduk di sampingnya. Berbeda dengan Kaila yang masih berdiri dengan wajah dongkol dan bibir mengerucut menatap Aronn.

"Gue dari sekolah," jawab Aronn. "Duduk Kaila! Mau sampai kapan lo berdiri di sana?" Aronn berdiri dan menyeret Kaila. Ia dudukkan Kaila di atas kursi.

"Lo kenapa nyebelin banget, sih?! Gue gak mau di sini! Gue mau pulang!" Kaila menatap Aronn dengan sinis. Sedangkan orang yang ditatap pura-pura menyibukkan diri.

"Lo di sini dulu! Gue mau pesen makanan ke dalam. Awas kalo kabur!"

"Bisanya cuma ngancam!" jawab Kaila malas.

"Lo duduk di sini aja sama Kaila. Biar gue yang pesen ke dalam." Austin yang sedari tadi diam angkat bicara. Ia berdiri dan melenggang masuk ke dalam cafe.

"Kalo lagi ngumpul gak boleh pegang HP!" Aronn menarik ponsel Kaila ke atas. Gadis itu terkejut karena ulah Aronn, yang tiba-tiba menarik ponsel Kaila.

"HP lo gue taroh di sini dulu." Aronn memasukkan ponsel Kaila ke dalam saku seragam.

Kaila hanya diam menatap apa yang dilakukan Aronn kepadanya. Ia sudah lelah menjawab dan adu mulut dengan Aronn. Ia kehabisan tenaga.

"Ron? Rasya udah pulang dari London. Nanti sore dia ngajak lo balap." Sean menggeser ponsel yang berada di atas meja ke depan Aronn.

"Balap di mana?" tanya Aronn seraya meletakkan ponsel itu ke tempat semula.

"Sirkuit biasa," jawab Sean dan diangguki oleh Aronn.

"Mobil mana yang lo pake kali ini? tanya Edric setelah meminum capuccino dan meletakkan gelas di atas meja.

" Gue mau pake mobil Lamborghini Aventador aja. Udah lama. Gak pernah gue pake. Sekalian nyobain gimana rasa bawa mobil itu," jawab Aronn.

Mobil bermerk Lamborghini Aventador itu adalah hadiah dari sepupu Aronn yang sekarang tinggal di Amerika. Aronn mendapat hadiah itu saat ia tengah berulang tahun, ketika usianya tujuh belas tahun.

Kaila hanya diam mendengar pembicaraan tiga orang itu. Yang baru Kaila tahu adalah kalau Aronn seorang pembalap. Kinzy dan Nabila tidak pernah membahas itu ketika mengenalkan Aronn kepadanya. Apakah mereka berdua lupa atau memang tidak tahu? "Nanti gue tanya mereka aja," batin Kaila.

Aronn Bagaskara (VERSI LENGKAP DI KUBACA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang