3. Kolam Renang

16.3K 1.8K 37
                                    

Kaila, Kinzy, dan Nabila sudah sampai di depan pintu kantin. Mereka melirik ke semua bangku yang sudah terisi penuh. Tidak ada yang kosong kecuali meja yang berada di pojok sebelah kanan. Tapi di sana sudah diisi oleh ketiga curut Aronn. Tapi Aronn tidak ada di sana.

"Yuk pesen makanan. Soal duduk, kita duduk dibangku itu aja," ucap Nabila sambil menunjuk bangku yang diduduki oleh Sean, Edric, dan Austin. Kaila langsung menggeleng cepat.

"Gak mau. Mereka nyebelin. Bikin gue darah tinggi!"

Jawaban dari Kaila membuat Nabila dan Kinzy terkekeh pelan.

"Kalo lo darah tinggi? Ntar gue bikinin jus kiwi." Kinzy menarik tangan Kaila ke meja yang berukuran besar itu. Kaila hanya bisa pasrah.

"Stin, gue sama sahabat gue mau duduk di sini. Gak ada bangku yang kosong soalnya." Nabila meminta izin pada Austin. Karena cuma Austin yang waras di sana.

"Iya, duduk aja," jawab Austin sambil meletakkan gelas yang berisi jus jeruk setelah ia minum.

Edric dan Sean melirik ke arah Kaila sambil cengengesan. Kaila membuang muka. Sangat kesal rasanya melihat wajah tengil kedua cowok itu. Apalagi dengan wajah cowok yang bernama Aronn itu.

"Tadi di kelas udah ngabisin bekal gue. Sekarang malah nambah makan di kantin. Emang gak kenyang-kenyang, apa?!" Kaila mendengkus di dalam hati.

"Kai, lo duduk di sini dulu. Gue sama Kinzy mau pesen makanan. Lo mau apa?" tanya Nabila menoleh menatap Kaila.

"Iya, Kai. Lo mau pesen apa? Biar kita yang pesenin." Kinzy mengambil daun kecil yang ada di kepala Kaila. Ia buang.

Kaila mendongak setelah ia duduk. "Samain aja sama kalian berdua," jawab Kaila, dan diangguki oleh Nabila dan Kinzy.

"Ok, kita pesen dulu."

"Lo?!" tunjuk Nabila pada Sean dan Edric bergantian. "Awas lo berdua ganggu Kaila. Kalo sampe lo ganggu? Jangan salahin gue kalo kuah bakso yang gue pesen tumpah diwajah lo pada!" ancam Nabila.

"Sadis amat lo! Lo tega numpahin tuh kuah bakso ke wajah gue yang ganteng tanpa dosa ini? Lo gak liat kalo pipi gue ini kulitnya selembut bulu kucing?"

Nabila memutar kedua bola mata malas ketika mendengar jawaban dari Sean. "Iya bulu kucing. Kucing garong!"

Edric terbahak ketika mendengar Sean ternistakan. "Yang sabar!" Edric menepuk pelan bahu Sean. Sedangkan Nabila dan Kinzy sudah melenggang pergi memesan makanan. Tidak mempedulikan dua orang itu.

"Apa lo?!" Kaila menatap kesal Sean dan Edric. Dua orang itu terus menatap Kaila. Ingin sekali rasanya Kaila mencongkel kedua bola mata cowok itu dengan garpu.

"Galak amat lo? Habis makan bawang sama cabe berapa kilo?" canda Edric. Sedangkan Sean sudah tertawa sampai matanya berair melihat ekspresi wajah Kaila.

"Jangan gangguin Kaila! Lo mau kuah bakso beneran tumpah ke wajah lo? Tuh... Nabila sama Kinzy udah datang," ucap Austin memperingati.

Sean dan Edric langsung kicep. Keduanya langsung mengubah posisi duduk dengan baik.

Sean menatap Nabila dan Kinzy yang datang membawa nampan dengan tiga mangkuk bakso serta tiga jus jeruk di atasnya. "Gue sama Edric gak gangguin Kaila! Jangan sampe lo tumpahin tuh kuah kewajah gue!" Sean berjaga-jaga.

"Good!" Nabila meletakkan nampan di atas meja. "Kai, ini bakso sama jus lo." Nabila duduk di samping Kaila. Sedangkan Kinzy duduk di samping Nabila.

"Thanks, Bil." Kaila menarik bakso dan jus ke depannya dengan pelan agar tidak tumpah. Ia mulai mengaduk bakso lalu memakannya. Begitupun dengan Nabila dan Kinzy.

Aronn Bagaskara (VERSI LENGKAP DI KUBACA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang