"Ehh!" Kaila kaget ketiga Aronn duduk di sampingnya. Kaila bergeser sedikit ke samping Nabila. Ia tidak ingin terlalu berdekatan dengan cowok menyebalkan itu.

"Siapa yang nyuruh lo duduk di sini?" bisik Aronn pada telinga Kaila. Mata Kaila membesar ketika mendengar ucapannya barusan.

"Terserah gue duduk di mana! Bukan urusan lo!" Kaila lanjut memakan bakso tanpa memperdulikan Aronn lagi.

Aronn kesal ketika Kaila mengabaikannya. "Dric, pesenin gue. Seperti biasa, Siomay sama fanta." Aronn melirik Kaila dengan ujung matanya. Ia tersenyum miring.

"Bentar. Gue pesen dulu." Edric berdiri dan melangkah menuju tempat Bu Sarah. Yang merupakan penjual makanan dan minuman di kantin.

Aronn mengetuk meja dengan jarinya sambil menunggu pesanannya yang dipesan oleh Edric sampai. Ketukan ditangannya dari semula tidak terdengar sampai mengusik pendengaran gadis di sampingnya.

"Lo bisa diem, gak? Tangan lo berisik!" Kaila mendelik dengan kesal menatap Aronn. Sedangkan orang yang ditatap hanya acuh dan terus melakukan aksinya. Jujur saja, Kaila sangat ingin rasanya mencakar wajah cowok yang menyebalkan itu.

"Nih, punya lo!" Edric meletakkan pesanan Aronn di atas meja. Setelah itu balik duduk ke tempat semula.

Tanpa buang waktu. Aronn langsung melahap siomay yang ada di depannya. Tak menunggu lama, makanan itu sudah ludes dan tidak tersisa. Aronn membuka tutup botol fanta, kemudian meneguknya. "Huh! Segerr!"

Satu ide terlintas dibenak Aronn. Ia tersenyum senang. Saatnya menjalankan rencana yang sudah ia susun dengan rapi. "Ehh, tumpah!"

"Lo?!!" Kaila semakin geram dengan Aronn. "Seragam gue jadi basah, setan!" Kaila berdiri. Ia lihat ke bawah, seragamnya sudah dipenuhi oleh noda merah dari fanta itu. Kaila mengepalkan kedua tangan. "Tanggung jawab lo!!"

"Gue gak sengaja!" jawab Aronn dengan tenang dan kembali meneguk fanta yang masih tersisa. Ia lempar kaleng itu ke dalam tempat sampah. Ia berdiri dan menatap Kaila. "Tanggung jawab gimana, hm? Mau gue buka seragam lo di sini?"

Kaila terdiam. Ia merasa dipermalukan. Kaila melirik sekeliling. Banyak mata yang yang menatap ke arahnya. Kaila sangat malu. Apalagi dengan ucapan Aronn barusan. Itu menjatuhkan harga diri Kaila. Seluruh seragam depannya basah. Kaila susah payah menahan diri agar tidak menangis.

"Udah, Kai. Aronn gak sengaja. Kita ke toilet aja, ya?!" Kinzy dan Nabila berdiri. Ia tarik tangan Kaila menuju toilet, sebelum keributan terjadi di sana.

Austin yang sedari tadi diam memperhatikan kejadian di depannya. Ia tak mau ikut campur. Austin tahu kalau Aronn sengaja melakukan itu. Sedangkan Sean dan Edric saling berpandangan.

"Rasain lo! Emangnya enak?! Seragam lo gue basahin!"

***
Kaila berdiri di depan wastafel. Nabila dan Kinzy sibuk membersihkan noda merah yang menempel pada seragam Kaila. Sayangnya, noda itu tidak mau hilang sedikit pun.

"Gak mau hilang merahnya. Padahal seragam gue udah basah kena air. Gimana, dong?" Kaila menunjuk warna merah yang melekat pada baju dan roknya.

"Emm, lo sama Nabila tunggu di sini bentar. Cuma lima menit. " Kinzy berlari keluar dari toilet. Tujuan Kinzy sekarang pergi ke ruang koperasi sekolah atau sering disingkat dengan KOPSIS.

Sesampai di sana. Kinzy menghentikan langkah kakinya. Ia berdiri di depan pintu. "Permisi, Bu Riska. Baju sama rok, masih ada?" tanya Kinzy dengan sopan.

"Iya, masih ada. Silahkan masuk. Pilih aja ukurannya yang mana." Bu Riska mengeluarkan baju serta rok dari dalam lemari. Ia letakkan di atas etalase.

Kinzy berdiri di depan tumpukan baju dan rok. Ia bingung. Tidak tahu ukuran baju Kaila. "Semoga ini pas." Kinzy mengambil satu baju putih dan satu rok berwarna abu-abu, tanpa ia masukkan ke dalam plastik. Setelah membayar, Kinzy berlari menuju toilet.

Aronn Bagaskara (VERSI LENGKAP DI KUBACA)Where stories live. Discover now