LW - 75.

6.3K 585 20
                                    

HAPPY READING.

Malam perayaan terakhir ini sama seperti hari biasanya namun rasa nya kali ini wicen lebih tidak tenang kala wanita yang sempat dia tak sengaja temui terus merocoki dirinya.

Entah itu menanyakan hal yang tak penting bagi nya ataupun menawarkan makanan pada nya, hal itu membuat nya tak nyaman.

Dan lagi kemana perempuan itu pergi, cih pasti dia bersama pria jelek itu sial sepertinya dia harus secara pergi dan mencari perempuan itu bisa saja dia berduaan dan! Dan melakukan hal yang diluar batas wajar!

Aku saja belum pernah merasakannya bagaimana bisa ada seseorang yang lebih dulu dari pada diriku Pikir wicen.

"Wicen apa kamu lapar?, aku akan mengambilkan sesuatu untuk mu"

Ucapan jihyo tak sama sekali di gubris oleh wicen, hal itu tak membuat jihyo menyerah.

Wicen berdiri dari tempat duduk nya, namun tangannya di tahan oleh wanita di samping nya.

"Kemana kau akan pergi" Ujar jihyo.

Dengan sepelan mungkin wicen mengempas lengan wanita itu, dia tahu siapa wanita di samping nya tapi dia tidak tahu maksud wanita itu akan dia pernah menyelamatkan nya.

Wicen langsung bergegas pergi meninggalkan jihyo yang perpandangan kecewa.

Tepat seperti perkiraan wicen, lijen kini tengah bersama dengan songjee namun tidak melakukan hal yang seperti dalam benak wicen melainkan hanya sedang berdiam memandang bulan malam.

"Apa kau menyukai malam" Ujar songjee.

"Ya, kau"

"Dulu aku tidak menyukai nya karna bagiku malam adalah hal yang paling menakutkan, namun setelah aku bertemu seseorang aku jadi menyukai gemerlap malam" Ucap songjee.

"Seseorang? Apakah wanita mu?" Tanya lijen.

"Tidak bisa di bilang seperti itu juga, karna aku tahu yang dia sukai bukan lah pria seperti aku tapi aku akan tetap berjuang untuk mendapatkan nya" Ucap songjee menatap lijen.

"Tetap lah berjuang sampai kamu mendapatkan nya, jangan menyerah karna hanya dia menyukai pria lain"

"Begitukah?" Balas songjee.

"Yaa itu pendapatku" Sahut lijen.

"Lalu apa ada pria yang kau sukai" Tanya songjee.

"Ada"

Songjee terdiam saat mendengar jawaban perempuan di samping nya.

"Dia pria malang, dari keluarga yang berkasta tinggi tapi dia begitu kekurangan kasih sayang sehingga membuat nya begitu ketakutan bila di kelilingi banyak orang"

"Lalu dimana dia sekarang"

"Kurasa aku tidak harus memberi tahu mu bukan?" Ucap lijen.

"Ya benar juga, aku tidak ada hak untuk menanyakan hal itu pada mu" Ucap songjee.

"Lijen" Panggil seseorang.

Kedua lawan jenis itu menoleh pada seseorang yang baru saja memanggil salah satu dari mereka.

"Wicen?"

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya nya.

"Seharusnya aku yang menanyakan hal itu pada mu! Apa yang kau lakukan disini bersama pria itu, bukanlah seharusnya kau bersama ku sebagai pendamping perayaan" Tanya balik wicen.

"Tapi bukan kah kau bersama wanita itu, jadi ku pikir kau tak perlu aku" Balas lijen.

"Ayo ikut, kita akan pergi malam ini juga" Ajak wicen menarik lengan lijen.

"Tapi heiii!!!"

"Wicen!" Panggil jihyo dengan raut panik nya.

"Jangan pergi, kumohon tetap disini" Ujar jihyo memeluk wicen dari belakang.

"Apa yang kau lakukan!!" Marah wicen menghempas tubuh wanita itu.

"Kumohon tetap lah disini hiks hiks, jangan tinggalkan aku lagi" Tangisan nya pecah karna terkejut akibat bentakan wicen.

"Apa mau mu hah, aku tidak mengenal mu dan lupakan yang telah berlalu! Itu hanya hal sepele jangan menganggap nya penting! Benar benar membuat ku muak" Tekan wicen kembali menarik lijen.

Lijen hanya diam saat lengan nya ditarik oleh pria itu, bukankah itu hal yang menyakitkan bagi seorang wanita jika dirinya di bentak, mungkin jika itu dirinya yang dulu pasti dia juga akan menangis tapi ingat lijen yang dulu kini sudah tidak ada dengan di gantikan oleh seorang vera!

Tapi dia sedikit penasaran apa yang di maksud 'lupakan yang telah berlalu?' apa sebelum nya mereka pernah bertemu?

Lijenwang ☑Where stories live. Discover now