LW - 71.

5.9K 595 22
                                    

HAPPY READING.

Setelah kepergian nya dengan diam diam lijen akhirnya bisa pergi dari kamar nya dan menyelinap keluar untuk berjalan jalan.

Pagi yang begitu menyejukkan dengan matahari yang masih begitu malu malu untuk muncul.

Lijen memejamkan mata nya, menghirup udara dengan perasaan tenang nya sehingga tak menyadari ada sosok pria dengan lekat menatap nya.

"Khem" Deham pria itu.

"Oh gosh" Reflek nya.

"Hah?"

"Akh tidak" Elak nya.

"Maaf mengejutkan mu nona" Kekeh nya.

"Tak apa"

"Um, mau minum teh bersama? kebetulan aku butuh teman untuk di ajak bicara" Ajak songjee.

Ya dia si songjee gong kaisar utara yang tengah di bicarakan oleh semua warga.

"Baiklah" Balas nya.

Mungkin dengan menerima ajakan pria ini, dia bisa lebih banyak mendapatkan informasi.

Mereka pun lantas duduk di taman, menyesap serta sedikit berbincang hangat tentang apa yang mereka bicarakan.

Lijen terus menatap lekat pria itu, songje yang merasa malu pun lantas berdeham dan hal itu tak membuat lijen berhenti menatap nya.

"Ku rasa aku pernah melihat mu" The poin lijen.

Hal itu pun membuat pria di depan nya diam membeku.

Apakah dia sudah mengenai nya? Pikir songjee.

"Aku rasa ini pertemuan pertama kita nona, jadi mustahil jika kita pernah bertemu" Balas nya dengan tenang.

"Ya mungkin seperti itu, aku hanya menyampaikan apa yang terlintas di otak ku" Ujar nya.

"Baiklah, dan ya bukankan pria yang kemarin marah padaku adalah kaisar wang? Dia terlihat sangat marah saat kita berbicara mungkinkah kau kekasih nya?"

"Ya benar dia kaisar wang tapi dia bukan kekasih ku" Santai nya.

"Oh, tapi reaksi nya layak seorang kekasih tengah cemburu saat melihat wanita nya berdekatan dengan pria lain" Kekeh nya.

"Ya dia bertingkah aneh" Malas lijen memutar kedua bola mata nya.

"Ini sudah hampir siang, aku akan pergi dan terimakasih atas teh hangat nya" Ujar nya.

"Ya tak usah sungkan nona" Balas nya.

"Panggil saja aku lijen yang mulia" Sahut lijen memperingati.

"Kau terlalu formal lijen, panggil saja ku songjee kurasa umur kita tak terlalu jauh" Ucap nya.

"Ya umur kita tak terlalu jauh tapi status mu lah yang membuat nya sangat jauh" Malas nya.

"Akh benarkah?" Tengil pria itu.

"Ya, aku permisi" Ujar lijen lalu pergi meninggalkan pria itu sendiri.

"Apakah kau mulai menyadari nya?!" Gumam pria itu.

Lijen pun lantas pergi kedalam kamar wicen untuk membantu menyiapkan keperluan nya.

Ini adalah hari kedua perjamuan antara sesama kaisar nya dan berarti hanya tinggal 1 hari lagi untuk menggali informasi tentang kaisar utara itu.

Pintu baru saja di buka, dan tiba tiba sosok lengan datang menarik nya.

Duk.

Punggung lijen terbentur dinding dengan keras.

Ia awalnya cukup terkejut namun dengan sebisa mungkin menutupi nya, dia menatap pria di hadapan nya dengan bingung! Kenapa semakin lama semakin aneh tingkah laku nya.

Wicen menggurung dirinya dalam kungkungan nya.

Mata nya menatap tajam kedalam iris merah milik lijen, deru nafas nya memburu seolah akan ada sesuatu yang meledak.

"Kau bertemu dengan nya lagi!" Lirih nya.

"Siapa?" Tanya singkat lijen.

"Dia! Si kaisar utara itu! Mengapa kau bersama dengan nya pagi pagi buta!" Tanya balik wicen dengan nada lirih.

Ya dia mencoba memendam semua amarah yang akan keluar dari dada nya tapi dia masih ingat dengan kejadian kemarin malam maka dari itu dia mencoba berbicara dengan nada tenang.

"Tak sengaja bertemu lalu minum teh bersama, kau melihat nya?" Ujar lijen.

"Hm"

Wicen terus menatap lekat wanita di hadapan nya sebelum memiringkan kepalanya bertumpu pada pundak lijen.

Hidung nya menggesek di kulit leher nya, begitu pula dengan deru nafas nya yeng begitu menggelitik dirinya.

"Aku tidak mau kau berdekatan dengan nya" Gumam wicen seraya memejamkan mata nya menghirup aroma mawar yang begitu menyeruak dari tubuh wanita nya.

Ya wanita nya, dia sudah memikirkan dengan matang persetanan dengan hwarang dia bertemu dengan wanita nya terlebih dulu.

Dia sudah mengecap jika Mi sukae - lijen sebagai wanita nya.

Lijenwang ☑Where stories live. Discover now