LW - 04.

28.2K 2.9K 21
                                    


Judul:Lijenwang.

Vera awalnya sangat terkejut kalau tembok itu tebuka digantikan dengen sebuah tangga menurun kearah bawah sana. Dengen penasaran vera mencoba memasuki nya dengan hati hati siapa tau ini jebakan pikir nya.

Lorong yang begitu gelap hingga vera agak kesulitan mencari jalan namun dia tak menghiraukan keadaan itu dia terus berjalan hingga mendengar suara air yang begitu deras. Seperti suara air? Terjun!.

Dia semakin mendengar jelas suara percikan air itu hingga dia melihat sebuah cahaya terang.vera berjalan menembus cahaya terang itu hingga pandangan nya tersuguhi dengan air terjun yang begitu jernih rumput rumput yang sangat hijau bunga bermekaran dan banyak sekali kupu kupu berbagai warna disini.

"Wow" Kagum vera melihat pandangan itu.

Vera berkeliling memandang takjub hingga suara itu kembali terdengar namun kali ini lebih jelas.

"Veraaa"

"Vera"

Rasa keingin tahuan vera semakin besar kala suara itu begitu jelas. Hingga tubuh nya berdiri tepat pada sangkar yang ditutupi kain berwarna merah pekat.
Merasa penasaran vera pun membuka kain itu sehingga nampillah sosok perempuan begitu kecil seperti? Anak ayam mungkin!.

"Wow amazing" Lain hal terkejut vera malah memuji bentuk dari perempuan seperti anak ayam itu.

"Apa kau anak ayam ajaib?" Tanya vera ngawur.

"Bodoh" Umpat perempuan kecil itu.

"Hei anak ayam bisa berbicara wow itu menakjubkan" Puji vera membuat perempuan kecil itu marah.

"Aku ini bukan anak ayam kau tahu! Aku ini peri!" Ucap nya marah.

"Apa? Peri? Hahahaha" Tawa ledek vera.

"Kau menertawakan ku" Tanya perempuan kecil kesal.

"Tentu saja iya" Balas vera masih tertawa cekikikan.

"Berhenti lah tertawa dan bantu aku keluar dari sangkar menyebalkan ini" Ucap nya memerintah vera.

"Cih aku bukan bawahan mu" Tolak vera.

"Siapa bilang kau itu bawahan ku" Ucap sinis perempuan kecil.

"Lalu kenapa kau menyuruh ku" Ucap vera tak kalah sinis.

"Oh baiklah aku minta tolong bukakan sangkar ini" Ucap nya dengan nada rendah.

"Oke" Balas vera lalu membukanan pintu sangkar itu.

"Akhirnya aku bebas" Senang perempuan itu.

"Cih seberapa lama kau terkurung di dalam sangkar itu sehingga merasa sesenang itu" Cibir vera.

"Tentu saja aku senang, aku terkurung dalam sangkar bodoh ini selama ribuan tahun kau tau" Jelas perempuan kecil.

"Ribuan tahun?" Tanya vera memastikan ucapan perempuan kecil itu.

"Humm" Balas nya.

"Mengapa kau tidak mati" Bingung vera.

"Tentu saja aku tidak mati sebelum kamu mati aku tidak akan mati" Jelas perempuan kecil.

"Mengapa bisa begitu?" Bingung vera.

"Ck karna kau itu tuan ku, bila kau merasakan sesuatu aku pun akan merasakan nya" Ucap malas perempuan itu.

"Benarkah" Ucap vera tak percaya.

"Bila tak percaya sudahlah" Kesal perempuan itu.

"Baiklah baiklah aku percaya dan siapa namamu?" Sahut vera.

"Aku tak memiliki nama" Balas nya.

"Bagaimana aku memanggil mu bila nama saja aku tidak tahu" Kesal vera.

"Kau kan bisa memberi nama ku bodoh" Maki perempuan kecil.

"Wah benar juga" Ucap nya"emm aku akan memberi namamu cibby bagaimana" Tanya vera.

"Itu lumayan bagus" Balas perempuan yang diberi nama cibby itu.

"Baiklah nama mu sekarang cibby" Senang vera.

Flashback off.

******

Kini vera serta cibby tengah berada di taman halaman belakang milik lijen. Taman yang semula nya tampak tak terurus kini sudah digantikan dengan taman yang begitu indah.

"3 hari lagi aku akan bebas dalam masa penghukuman" Ucap lijen menyesap teh hijau nya.

"Semantara kau tidak usah menujukan rupa mu dulu" Sahut cibby.

"Humm" Balas lijen.

"Hormat nubi permaisuri" Salam milen.

"Ada apa" Tanya lijen tanpa melihat milen.

"P-permaisuri" Gugup milen.

"Ceritakan" Ujar vera.

"5 h-hari lagi k-kaisar akan mengangkat l-licen wong sebagai p-permaisuri penganti" Ucap milen gugup.

"Tak apa biarkan saja" Santai lijen membuat milen kaget.

"T-tapi" Belum sempat milen berbicara lijen terlebih dulu memotong ucapan nya.

"Aku tidak peduli dengan nya dan ya siapkan aku pakaian yang indah untuk datang ke acara pengangkatan nya aku akan membuat kehebohan disana" Licik lijen.

"P-permaisuri" Isak milen sedih.

"Aku tidak butuh tangisan" Ucap lijen menatap tajam milen.

"M-maaf permaisuri k-kalau begitu nubi mohon undur diri untuk menyiapkan pakaian untuk datang ke acara pengangkatan n-nona licen wong" Ucap nya menunduk hormat lalu pergi.

"Cih ternyata secepat itu dia mengangkat mantan kekasih nya menjadi permaisuri" Comoh lijen.

bersambung...

Lijenwang ☑Where stories live. Discover now