LW - 70.

6.3K 576 16
                                    

HAPPY READING.

Lijen yang tengah berada di taman pun di kejutkan oleh awai yang datang membukuk hormat pada nya.

"Maaf nona,ada pangeran ketiga sedang menunggu anda" Beritahu nya.

"Hwarang? Bukankah dia tengah ada perkerjaan yang harus dia selesaikan?" Kerut bingung lijen.

"Aku tidak tahu nona, silahkan ikuti aku" Ujar nya meminta lijen mengikuti dimana hwarang berada.

Lijen pun masih berkerut bingung, bukankah hwarang pergi selama seminggu dan ini baru saja 2 hari setelah dia pergi dan dia sudah kembali? Sungguh aneh!

Awai membawa nya ke sebuah halaman belakang.

Tapi tunggu! Bagaimana hwarang tahu jika diri nya tengah berada di acara perjamuan bersama dengan wicen? Mungkinkah dia bertanya pada seseorang di sana?

Mereka pun sampai disana, rumput hijau dengan berbagai macam bunga bertaburan di sana! Ada apa ini.

"Maaf nona aku hanya bisa menemani mu sampai sini" Ucap nya lalu melengos pergi.

Lijen masih bingung sekaligus takjub dengan pemandangan ini, dengan danau kecil yang dihiasi lampu membuat nya tampak cantik.

"Khem" Dejam seseorang.

Ia pun berbalik untuk melihat seseorang yang baru saja berdeham.

"Hwarang?" Ucap lijen.

"Hmm, kau merindukan ku?" Goda nya.

"Cih jangan terlalu percaya diri" Balas lijen dengan telinga memerah.

"Mulut bisa berbohong tapi telinga mu tidak" Kekeh nya.

"Ada apa dengan telinga ku hah!" Marah nya menutupi rasa malu nya.

"Merah sengat merah seperti buah persik" Ledek nya.

"Kau! Akh....terserah" Rajuk nya lalu duduk di kursi tepat tak jauh dari mereka berdiri.

"Dan ada apa kau memanggil ku kesini dan ya! Bukankah kau ada pekerjaan yang harus di selesai kan" Tanya nya berturut-turut.

"Perkerjaan ku sudah beres, hanya tinggal 90% lagi makan akan beres" Ucap nya membuat lijen bingung.

"90%?" Beo nya.

"Hmm, 90%"

"Perkerjaan apa yang kau lakukan dan kau baru menyelesaikan nya 10% tapi kau sudah kemari" Aneh nya.

"Perkerjaan 90%ku ada di sini tepat di samping ku" Ucap nya.

"Apa maksud mu?" Kerut bingung lijen.

"Lijen" Panggil hwarang.

Mereka saling bertatapan menyelami satu sama lain.

Hwarang memegang lengan lijen, lalu menggenggam nya erat.

Pandangan lijen tertuju pada lengan nya lalu kembali menatap pria di samping nya.

"Maukah kau menjadi istri ku" Tanya serius nya.

Deg.

Detak jantung lijen berpacu dengan cepat, telinga nya semakin memarah.

Dia terdiam membuat hwarang gugup, hingga tak lama lijen pun menganggukkan kepalanya.

Hal itu membuat hwarang terpekik senang lalu memeluk lijen dengan erat.

"Aku sangat senang sekali, terimakasih" Ucap nya mencium dahi perempuan itu.

Wicen terbangun dari tidur nya dengan keringat membasahi wajah serta tubuh nya, mimpi itu! Apa arti dari mimpi itu?

Ia menatap sekeliling nya, ini kamar milik perempuan itu tapi mengapa dia bisa berada disini?.

Dia pun berdiri melangkah keluar dengan rasa pusing masih menyerang nya.

Awai yang sedang berjalan jalan pagi pun di kejutkan dengan kondisi nya.

"Yang mulia kau baik baik saja" Panik nya.

"Akh! Tidak cepat bawa aku ke ruangan milik ku" Perintah nya.

"Tubuh anda bau alkohol, apakah anda mabuk" Tanya nya.

"Entahlah kau cerewet sekali, cepat antarkan aku" Kesal nya.

Awai pun membawa wicen ke ruangan milik nya, untung saja ini masih pagi jadi tidak ada yang melihat kondisi nya yang seperti ini jika ada yang melihat nya pun hancur sudah reputasinya.

-

Lijenwang ☑Where stories live. Discover now