3| IKAN CUPANG DAN BAWANG MERAH

Start from the beginning
                                    

Huh...

Bersamaan dengan panggilan yang terputus. Arona menghembuskan nafasnya kasar. Rasanya menyebalkan ketika dia merasa sesak namun tidak bisa menangis. Alhasil Arona keluar dari kamar untuk mencari sesuatu yang bisa membuatnya mengeluarkan air mata.

🌏

Arona berdiri didepan aquarium disalah satu sudut rumahnya. Matanya bergerak memperhatikan ikan-ikan cupang milik papanya yang tampak berenang kesana kemari.

Ikan-ikan cantik itu bergerak dengan lincah didalam sana.

Arona menghembuskan nafasnya kasar. Tangannya bergerak masuk kedalam aquarium itu lalu mengaduk-aduk airnya dengan perasaan kesal.

Bibirnya dia gigit dengan kesal. Ikan-ikan didalam sana tampak begitu panik karena air yang tiba-tiba bergelora.

Inilah penyebab kematian misterius ikan cupang milik papanya. Arona yang biasanya kesal akan melampiaskannya pada ikan-ikan cupang tidak berdosa di dalam aquarium.

Terlihat seperti psikopat memang. Tapi begitulah Arona. Dia aneh.

Sekali lagi Arona menghembuskan nafasnya kasar sembari mengeluarkan tangannya dari dalam aquarium. Ikan-ikan cupang itu tampak puyeng didalam sana.

Arona kemudian melangkah pergi begitu saja menuju dapur rumahnya. Dia membuka lemari tempat bumbu-bumbu dapur berada.

Tangannya dengan cepat mengambil dua puluh buah bawang merah dan membawanya menuju makan. Arona mengambil pisau lalu duduk disana dan mulai mengupas bawang merah.

Dia mengupas bawang merah dengan jarak wajah yang begitu dekat hingga matanya memanas karena sensasi pedas dari bawang merah.

Perlahan airmata Arona mulai turun. Dia mulai terisak hingga sesekali mendongakan kepalanya.

Menyebalkan sekali rasanya. Kenapa susah sekali untuk menangis? Arona kerap melakukan hal konyol seperti ini hanya agar dia bisa mengeluarkan airmatanya.

"ARONA! Dek lo apain ikan cup...Heh? kenapa?" suara teriakan itu membuat Arona menoleh dengan airmata yang masih mengalir dipipinya. Arsena yang baru memasuki dapu dengan ikan cupang ditangannya berhenti dengan wajah heran karena melihatnya adiknya yang menangis.

Arona kembali memutar lehernya dan melanjutkan kagiatannya mengupas bawang.

"Lah kenapa lo?" tanya Arsena dengan langkah mendekat pada Arona. Cowok itu menyingkap rambut panjang adiknya lalu memperhatikan dengan jelas wajah Arona. Mata adiknya masih mengeluarkan air.

"Apasih ih!" kesal Arona setelah menepis tangan Arsena.

"Kali ini kenapa?" tanya Arsena sambil menarik mundur salah kursi dimeja makan dan duduk disana.

"Jawab dong!" desak Arsena namun Arona tidak mengacuhkannya.

"Ck..." Arsena berdecak kesal. Dia tahu kebiasaan Arona yang akan mengupas bawang merah jika sedang sedih.

"Gara-gara Galateo?" tebakan Arsena berhasil menghentikan Arona dari acara mengupas bawang merah.

Cewek itu menarik ingusnya yang  hampir keluar lalu menatap Arsena. Tatapan yang diberikan Arona membuat Arsena menggeleng-gelengkan kepalanya. "Nah bener nih. Pasti Gara-gara si Gelato-gelato itu kan?" tutur Arsena.

ATARONA [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now