08

49 14 0
                                    

Zidan sudah berada di teras rumahnya, ada perasaan takut dan ragu di hatinya untuk masuk ke dalam ruangan itu.

"Ck, masuk nggak, yah?"

"Tapi kalau papa, tanya-tanya gue gimana?"

"Bodo amatlah, masuk aja."

Setelah mempertimbangkan-timbangkan untuk masuk atau tidak, akhirnya cowok itu memutuskan untuk masuk di dalam rumahnya, walaupun dia sedikit takut, tapi kan kita nggak boleh lari dari masalah.

"Dari mana saja kamu?"

Baru beberapa langkah Zidan masuk ke rumah itu, tiba-tiba Rio langsung ada di hadapannya.

"Dari sana, pa."

"Sana mana? sana itu banyak."

"Ya sana, pa," jawab Zidan seadanya.

"Jangan banyak basa-basi kamu, papa sedang tak ingin bercanda untuk saat ini," ucap Rio dingin.

"Aku juga nggak lagi becanda, pa."

"Jawab pertanyaan papa Zidan Galdavino Aryandra!"

Zidan meneguk salivanya dengan susah payah, nyalinya seketika menciut. kalau papanya sudah menyebut nama lengkapnya berarti dunia sedang tidak baik-baik saja, astaga apa yang harus ia lakukan. siapapun tolong Zidan sekarang juga.

"Dari taman sebelah, pa."

"Bikin apa kamu, di sana?"

"Ngeliatin orang."

"Orang pacaran?" tebak Rio.

"Kok papa tau?"

"Dasar jomblo ngenes," ejek Rio.

"Biarin, dari pada pacaran kan dosa, dosa aku udah banyak pa, jadi aku nggak mau nambah-nambahin lagi," ucap Zidan sok dramatis.

"Jangan curhat kamu."

"Kamu abis berantem sama Yudi kan, anak pak Sandy?" tanya Rio yang membuat Zidan terdiam membeku.

Astaga, kirain papa udah lupa, mau bahas itu. batin cowok itu.

"Nggak," elak cowok itu dengan cepat.

"Jangan bohong kamu! itu apa? sudut bibir kamu berdarah, jadi jangan ngeles kamu Zidan!" ucap Rio mulai emosi.

"Tapi dia yang duluan, pa!"

"Tapi, kenapa kamu harus campuri urusan orang, Zidan."

"Dia kurang ajar!"

"Kurang ajar apa maksud, kamu?!" bentak Rio tepat di depan muka Zidan.

Gara-gara Yudi, Zidan di bentak oleh kedua orang tuanya. ingin sekali rasanya Zidan memukuli cowok itu lagi tanpa ampun.

"Jawab Zidan, papa butuh penjelasan dari kamu!"

"JAWAB ZIDAN GALDAVINO ARYANDRA," bentak Rio kedua kalinya pada Zidan.

"Dia nyuruh adiknya itu cuci sepatu dia, adiknya nggak sengaja buat sepatunya rusak, tapi rusaknya itu nggak seberapa! Dia malah bentak-bentak adeknya dan berbicara kasar tepat di depan Zidan! dan lebih parahnya lagi, dia mau mukul adiknya pa. yaudah Zidan datangin dan bilang jangan kasar sama cewek, eh dia malah marah di bilangin kaya gitu padahal Zidan kasitau baik-baik. terus kenapa dia nggak cuci aja sepatunya sendiri! Zidan nggak suka pa, ada yang ngelakuin cewek dengan kasar kayak gitu!" Zidan menjelaskan semua kejadian pada Rio tanpa di tambah-tambahkan atau di kurang-kurangi. cowok itu menjelaskan dengan emosi yang menggebu-gebu dan nafas yang sudah tak beraturan.

Batin Yang TersakitiWhere stories live. Discover now