The color of spring is in the flower

1.3K 197 10
                                    


Geyatama


Manila, Mei 2020

Sponsored work adalah salah satu hal yang menyenangkan ketika aku memasuki dunia tulis menulisku yang baru ini. Bermitra dengan perjanjian tertulis hitam di atas putih untuk memberikan kompensasi kepadaku karena sudah membantu mempromosikan barang atau layanan mereka di setiap unggahan-ku, benar-benar membuatku menikmati pekerjaan baru ini. Firstbite.com adalah blog yang aku buat bersama dengan salah satu teman blogger-ku yang mana dia membantuku untuk mencari bahan seperti pemilihan negara, makanan yang harus ada dalam list draft-ku, serta nama-nama restoran yang menghidangkannya. Semua itu juga dilakukan oleh Ghava secara dia memiliki banyak link untuk membawaku ke berbagai hal baru soal makanan.

Untuk awalan ini, aku bekerja sama dengan salah satu brand kamera mirrorless yang kujadikan salah satu alat perang untuk menjadikan gambar-gambar hasil jepretanku untuk bisa aku pajang sebagai penunjang pada unggahan postingan pada laman blog yang akan dibaca oleh audience-ku. Dan lagi saat kami baru memulai membuat dua postingan awal, temanku mengabari kalau aku bisa mengajukan kontrak dengan salah satu aplikasi kuliner yang nantinya bisa menyambungkan tulisan pada laman blogku dengan tempat-tempat rekomendasi mereka. Jadilah aku menggeluti dunia baruku ini dengan sangat hati-hati dan penuh semangat.

Aku masih newbie sekali, pengikutku datang karena salah satu teman blogger-ku yang lain membantuku untuk mendapatkan audiens untuk website traffic-ku yang masih sangat anyar, dia membawakanku lima ribu audience dengan hampir lima puluh persennya merupakan pembaca novelku ketika mereka sadar kalau aku menggunakan nama yang sama sebagai penulis di setiap post yang aku unggah, dan kini sudah memasuki puluhan ribu untuk website traffic-ku.

"Nanti lo balik ke Jakarta aja dulu, Ya." Sagi—temanku yang bekerja di salah satu brand yang mana membantuku untuk mendapat sponsor dari kantornya agar bisa membantu meningkatkan penjualan berhubung dia sangat percaya dengan cara pemsaran dengan melaluiku dan tulisan-tulisanku. "Kamera barunya bisa dikirim awal bulan depan, lo kan nanti yang salah satu dapat duluan, nih. Karena akhir bulan baru bisa dibeli sama pasar."

Dia baru saja menginfokan kalau seri kamera yang aku gunakan sudah muncul satu tipe yang terbaru di atasnya dan akan menjadikanku lagi sebagai pemasar mereka. Kontrakku dengan mereka juga sepanjang satu tahun dan memang untuk satu jenis kamera ini dan anak-anak-nya nanti yang akan ada sampai waktu kontrakku habis harus aku terima, termasuk yang terbaru ini.

"Harusnya sih ke Vietnam, cuma aku belum ada omongan beli tiket ke mana jadinya sama partner-ku."

Aku dan Ghava sudah tiga hari di Manila dan kegiatan kami sedikit longgar menurutku di sini karena ternyata Ghava juga sibuk dengan urusannya berhubung kenalannya di sini tidak sedikit. Selama tiga hari bahan untuk tulisanku baru bisa jadi tiga unggahan saja, padahal biasanya aku bisa sampai di dua kali lipatnya. Progress-ku di Manila ini sedikit lambat karena aku juga tidak mau pergi mencoba makanan seorang diri meskipun Ghava juga tidak memintaku untuk melakukan itu.

"Kabarin gue aja ya, nanti kalau emang udah ready gue bisa kirim langsung ke rumah lo dan lo bisa balik dulu ke Jakarta buat lo bawa di next destination."

Ghava tidak akan setuju jika kami harus kembali ke Jakarta hanya untuk mengambil barang itu meskipun itu adalah salah satu pundi uang-ku dalam melakukan pekerjaan ini. Sejak awal, Ghava mengatakan kalau dalam satu draft list ada beberapa tempat yang bisa dijangkau lebih dekat dari tempat di mana terakhir kami berada, maka kami akan melanjutkan perjalanan. Tapi kalau memang ada hal mendesak dan tujuan selanjutnya lebih jauh, kami baru bisa benar-benar kembali ke Jakarta. Entah dia akan setuju atau tidak jika kami harus ke Jakarta untuk mengambil kamera dan sedikit briefing soal barang itu yang akan aku bantu pasarkan nanti.

Cardines Temporum | CompletedWhere stories live. Discover now