Bokuto Koutarou • tersesat

748 81 8
                                    

Selamat membaca :)

Gumaman dan hentakan kaki kecil terdengar sejak beberapa saat yang lalu. Taman komplek Bunga Indah tak biasanya memiliki pengunjung orang luar. Terlebih lagi, rambutnya yang sangat mencolok membuat beberapa ibu-ibu komplek yang melihatnya langsung menanyakan kehadirannya ke tetangganya yang lain.

Heran dengan dirinya juga rambutnya. Kasihan memang. Padahal akar masalahnya hanya karena ia tidak bisa menemukan rumah temannya. Tapi karena ia menunggu terlalu lama di taman itu, akhirnya iapun berakhir menjadi bahan perbincangan ibu-ibu disana.

Matahari menyorot kencang, menandakan sudah tengah hari. Perut yang keroncongan, ia biarkan begitu saja. Dirinya mengalami buta peta yang membuatnya tak paham peta yang di share oleh teman satu timnya.

•    •    •

Kaki kecilmu terus menerus kamu paksa untuk berjalan meskipun kakimu sudah berteriak kesakitan. Tidak sesakit itu sih, tapi kakimu memang suka lebay sehingga kamu harus menepi untuk menghilangkan rasa sakit akibat kelelahan itu.

Bibir peachmu terbuka tertutup. Menarik nafas, lalu kembali menghembuskannya. Hidungmu sudah tak dapat melakukan tugasnya dengan baik. Maka, mulutmu pun bersedia menggantikan perannya.

Haah! Haah! Haah!

kenapa olahraga itu melelahkan sih? Kenapa juga aku terus-terusan dipaksa seperti ini? umpatmu kesal.

Tak jauh dari tempatmu berlari kecil, mata bulatmu melihat seseorang yang tak begitu asing di ingatanmu.

apakah itu... Bokuto-senpai? Benarkan? Ah kalau benar begitu, pasti ia tersesat mencari rumah Akaashi. Lebih baik kutolong saja. Kasihan sekali. Belum sehari, dirinya sudah menjadi bahan perbincangan emak-emak disana. Kamu menoleh ke arah samping kananmu yang terdapat segerombol ibu-ibu komplek yang sedang berbisik-bisik, tetapi suaranya sangat kencang.

Kamu menggeleng pelan. ckckck, parah memang emak-emak disini. Untung ibuku selalu sibuk dengan pekerjaannya. Dalam hati kecilmu, kamu bersyukur mempunyai seorang ibu yang suka menjahit sampai menjadikannya sebagai pekerjaan utamanya.

Tap!

"Konnichiwa, Bokuto-senpai!" Kamu melambaikan tangan kepadanya setelah menepuk bahunya pelan.

Bokuto yang awalnya terlihat murung, setelah melihatmu ia langsung menjadi ceria. tadi itu, moodswingnya kambuh ya?

"AAAA!!! (Y/N)-CHAN!! Konnichiwa kouhai kesayanganku!" Jantungmu berdenyut keras mendengar kata 'kesayanganku'. Hatimu sempat melayang-layang karena satu kata yang berdampak besar kepadamu itu. Namun langsung kamu singkirkan pikiran tadi.

mungkin ia sedang senang saja. Kamu mengulas senyummu kikuk.

"A-ahaha. Oh iya, Bokuto-senpai disini daritadi itu, sedang mencari Akaashi bukan?" Tebakmu yang langsung mengenai sasaran. Bokuto menganggukkan kepalanya cepat.

"Eh?! Bagaimana kamu bisa tahu? Padahal aku belum bilang apa-apa lho tadi." Kamu terkekeh mendengar jawaban polosnya.

"Mudah saja, karena Bokuto-senpai sering mencari Akaashi, dan kebetulan aku dan Akaashi tetanggaan, jadi ya kupikir senpai akan menemuinya." Mata Bokuto terbelalak. Ia terkejut.

"EH?! Kupikir (y/n)-chan sedang asal lewat saja. Ternyata rumahmu satu komplek dengan Akaashi ya." Kamu mengangguk membenarkan ucapannya.

"Hmm-mm. Ayo senpai, sepertinya Akaashi sudah menunggu di rumahnya." Kamu berusaha secepat mungkin menyelamatkan Bokuto dari ibu-ibu komplek yang sedang bergosip ria, sebelum gosip tidak benarnya semakin menyebar.

Anime X ReaderNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ