14:Mama, papa mana?

2.5K 347 7
                                    

Bulan ke empat kalender M, tahun ke 954 M.

5 tahun berlalu, kini umur Anaisya telah menginjak 6 tahun dan si kembar 5 tahun.

Athanero didik untuk menjadi putra mahkota masih ada 2 tahun lagi, sedangkan sang kakak sudah belajar terlebih dahulu.

Berbeda dari kedua kakaknya, Alyshea tidak belajar menjadi penerus. Tapi belajar menjadi seorang politikus.

*Lha bedanya apa? author juga tidak tau, lebih tepatnya tidak mengerti.

"Ah- ini memusingkan, kepalaku sakit. Kenapa menghendel kedua kekaisaraan ini begitu susah?!"Ucapku frustasi.

Ah, Belgoat telah resmi menjadi kekaisaraan 2 tahun yang lalu. Sedangkan Zenoen memang sudah menjadi kekaisaraan.

"Mama, mama capek? maafkan Anais karna masih kecil, jadi tak bisa bantu mama"Ucap Anaisya yang baru selesai belajar sejarah. "Hem? apa maksudmu itu sayang, tak apa Anais tidak perlu minta maaf"Ucapku sambil berjalan ke arah putri sulungku itu.

"Tapi, mama lelah sampai tidak tidur. Lydia bilang mama selalu meminum kopi, dan tak makan. Bahkan mama meminum obat"Ucap Anaisya yang lagi lagi membuat hati nuraniku tersentuh.

"Aiyo~ mama tetap sehat kok, dan memang Lydia bilang mama minum obat? fufu, itu karna mama sakit perut"Ucapku sambil duduk dikursi kantor.

Tok Tok Tok

"Ratu, putra mahkota Athanero dan putri Alyshea meminta untuk menghadap anda"Ucap salah seorang butler. "Ya, persilahkan saja masuk"Ucapku.

"Baik"

Cekrek

"Mama!"Teriak gadis bersurai coklat dengan warna mata permata "Alyshea, jangan berlari lari seperti itu. Nanti kamu jatuh"Ucapku.

"Mama sedang berbicara dengan kak Anais? apa kami mengganggu pembicaraan kalian?"Tanya Athanero dengan wajah datarnya. Ah, dia sangat mirip dengan Claude.

"Tidak, kemarilha. Bukankah sudah lama kita tidak mengadakan reuni keluarga ini?"Ucapku. "Mama, mama aku mendapat nilai A untuk kelas balet!!"Ucap Alyshea dengan semangatnya.

"Bagus, pertahankan itu. Nilai Neo untuk pelajaran pedang berapa? mama ingin tau"Ucapku kepada putra tunggalku itu.

*Panggilan anak anak Anna.
Anaisya : Anais
Athanero : Neo
Alyshea : Alyea

"Seperti biasa A+, tapi kemarin ada penurunan menjadi A- Maafkan aku ma. Karna nilai ku turun"Ucap Athanero yang saat ini sudah duduk dikursi.

'Merendah untuk meroket'Pikir ketiga  orang berjenis kelamin perempuan itu. "Bagus, jangan sampai turun lagi. Tapi kalau turun, mama tidak masalah tapi harus dipertahankan!"Ucapku.

"Baik ma"Ucap ketiga anakku bersamaan. "Oh ya, mama apa aku boleh bertanya?"Ucap gadis manis ku itu.

*Panggilan gadis manisku untuk Alyshea, nak lanangku Athanero dan gadis anggunku untuk Anaisya

"Hm, tentu saja boleh. Apa itu sayang?"Tanyakku sambil mengambil berkas berkas yang ada dimeja. "Mama, papa mana?"Tanya Alyshea.

Jederr

Seakan tubuhku tersambar petir ketika pertanyaan itu muncul, apakah  ini yang dirasakan anak haram di wattpad? eh, tapi!! anak anakku ini anak sah!! bukan anak haram!

"hah-hahaha.. ta-tadi Alyshea nanya apa?"Ucapku. "Papa ada dimana ma? kenapa Alyea tidak pernah melihat papa? apa papa Alyea tak sayang yea?"Tanya Alyshea dengan mata berlinang.

"Shutt, tentu saja papa Alyea sayang sama Alyea. Tapi mama memilih untuk hidup dengan tempat terpisah dengan papa"Ucapku sambil menggendong tubuh mungil putri keduaku itu.

"Kenapa? bukankah mama seharusnya tinggal dengan papa? kenapa papa mau berpisah dengan mama, apakah kalian bercerai?"Tanya Athanero yang membuatku bingung.

"Neo, darimana kamu tau kata kata perceraian itu? mama tidak bercerai dengan papamu, papamu setuju karna mama baru memberi tahu papamu saat mama sudah ada didepan pintu kekaisa-- ah, lebih baik kalian tau saat kalian lebih dewasa lagi"Ucapku yang membuat si kembar ini malah menghela nafas pasrah.

"Kak Anais, kamu dewasa sekali!! Alyea juga mau seperti kak Anais"Ucap nak manis ku itu. "Hm? belajarlha yang rajin. Dan jangan terlalu bersemangat"Ucap nak anggunku itu.

"Hahaha.. kalian ini, baguslha jika kalian selalu akur seperti ini. Mama bahagia melihatnya"Ucapku sambil memeluk ketiganya.

Doain ya, kesehatan author lagi terganggu. Tapi author tetap berusaha minimal apdet sehari sekali.

Semoga author tidak apdet tanpa nentu seperti awal novel ini dibuat, kalian bisa lupa alur nanti.

I became Claude's wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang