28: Kematian matahari Belgoat

1.4K 184 16
                                    

"Ratu.."."ADA APA DENGAN MAMA??"Tanya Athanero dengan nada amarah.

"Maaf yang mulia.. tapi kita harus membunyikan lonceng sebanyak 2x"Ujar dokter yang membuat Athanero marah dan juga sedih. "MAMAKU MASIH HIDUP! KAU PASTI BERCANDA!!"Ujar Athanero.

"Maaf yang mulia"Ujar Dokter itu sambil memeluk tubuh kecil milik Athanero. "Kau.. pasti bohong kan.. Michael? mamaku masih hidup kan?"Tanya Athanero.

"Maaf yang mulia" Kata itu lagi yang terdengar dari mulut dokter berumur 40 an itu. "AKKHH!! mama katakan kepadaku bahwa ini hanya prank!!"Teriak Athanero sambil menerobos ruang 'jenazah'.

Lonceng pun dibunyikan, semua orang bersedih atas kematian sang ratu. Ratu yang selalu menyayangi mereka seperti keluarga tiada.

Tangisan terdengar dimana mana, bahkan langit yang tadinya cerah menjadi hujan lebat. Semua orang berharap ini semua hanya mimpi belaka.

Tapi itu tidak bisa, ini adalah kenyataan. Claude dan Athanasia yang mendengar atas kepergian Annabelle, ofc kaget. Bahkan Roger yang villain utama di WMMAP ikut bersedih.

Mau bagaimana pun semuanya memiliki kenangan dengan bunga Obelia itu. Upacara pemakaman Annabelle berjalan mulus tanpa hambatan.

Terlihat gadis bersurai biru dengan manik ungu tengah berjalan menghampiri Athanero. "Yang mulia"Panggilnya kepada sang tunangan.

{Athanero POV}

"Yang mulia" Terdengar suara panggilan dari seseorang, tapi ku putuskan tuk ku hiraukan. "Pangeran Neo, anda berpura pura tuli??"Ucapnya berani.

Hah! aku tau siapa yang berani memanggilku seperti itu. Kuangkat sedikit wajahku untuk melihatnya.

"Ada apa, Reena?"Tanyaku kepada gadis m̶a̶n̶i̶s̶  itu. "Butuh pelukan?"Tanyanya sambil duduk disebelah ku.

"Tidak butuh"Ujarku ketus. Apa dia tidak bisa lihat aku sedang berkabung? dan apa apaan wajahnya itu?? dia tersenyum?!

"Kenapa kau tersenyum?"Ujarku kesal. 'Apa jangan jangan Reena bahagia ibu tiada?'Pikirku bingung.

"Hm? saya hanya berusaha tersenyum, karna yang mulia menangis saya ingin menghibur anda. Ratu pernah bilang, dalam kondisi apapun saya harus tetap tersenyum didepan anda"Ujar Reena sambil memelukku.

"Hei lepaskan aku! aku belum memberiku hak untuk memelukku!"Ujarku sambil berusaha melepaskan pelukannya. ".. Tak apa, menangislha yang mulia. Hanya ada kita berdua"Ujar Reena yang membuatku membeku.

Puk Puk Puk

"Hiks..".'Ah? kenapa? kenapa aku menangis? aku tidak boleh menangis. Aku adalah putra mahkota, aku harus kuat'

"Tak apa yang mulia, saya akan selalu bersama dengan anda. Saya tidak akan pernah meninggalkan dirimu"Ujarnya.

Suara tangisanku agak lebih besar dari sebelumnya, tapi aku berusaha untuk tidak menangis terlalu kencang.

{Athanero POV end}

Mari kita pindah, dikamar bernuansa pink terlihat gadis yang begitu mirip dengan mendiang ratu tengah menangis. "Alyea.."Lirih anak lelaki didepannya.

"Hiks.. hiks.. mama sudah tidak ada Ian, mama pergi. Mama udah ngga sayang Alyshea lagi, padahal mama sudah.. hik"Ujar Alyshea dengan mata berair. "Yea, sudah tak apa.. ratu pasti akan ikut sedih melihat dirimu ini"Ujar Adrian berusaha menghibur 'calon' tunangan nya itu.

Alyshea pun memeluk tubuh Adrian dengan cepat, dia sangat butuh sandaran saat ini. Adrian juga memeluk sang empu. Mereka berdua sama sama kehilangan.

Alyshea kehilangan mamanya, dan Adrian kehilangan bibi yang selalu memperhatikan dirinya.

Hai!!! gimana nii ceritanya?? konfliknya ngga seberat kisah wattpad kok.

Dan aku bakal kasih profil tentang semua karakterku, and tentu beserta spoiler wkwk.

I became Claude's wife [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ