10 : Perlahan Retak

2.7K 455 33
                                    

Untuk kesekian kalinya Sean memastikan pendapat Sevy tentang permintaan kakak wanita itu.

"Kau yakin mengijinkan Nea tinggal di sini?"

Kepala Sevy mengangguk singkat. "Nea bilang hanya sementara sampai mansion suaminya selesai direnovasi."

"Aku bisa membiayai kamar hotel terbaik jika memang mereka tidak memiliki uang untuk tinggal di sana sampai mansion mereka jadi."

Sevy menarik napas pendek. "Mereka mungkin tidak nyaman tinggal di hotel."

"Masih ada rumah keluargamu. Mengapa dia harus memilih tinggal di rumah ini?"

Tidak ada balasan yang mampu diucapkan Sevy, karena ia jelas tahu alasan apa yang membuat sang kakak menginginkan tinggal di rumah ini.

"Atau rumah keluarga suaminya," lanjut Sean—yang sejak awal sudah menolak permintaan Nea, tapi Sevy justru tidak keberatan sama sekali. Sean yakin ada hal yang ingin dilakukan oleh Nea—yang sejak kemarin bahkan selalu menghubunginya sampai akhirnya datang ke rumahnya sekarang.

"Hades tidak memiliki keluarga lagi, Sean."

"Itu bukan alasan untuk tinggal di rumah orang lain!" sentak Sean akhirnya. "Aku tidak suka dengan keputusanmu ini, Sevy." Sean berujar kesal saat Sevy menariknya paksa ke dalam kamar setelah menolak tegas keinginan Nea.

"Hanya sementara, Sean. Bukankah Nea adalah keluargaku yang tentu saja sudah menjadi keluargamu juga setelah kita menikah?"

Atau kau mungkin tak bisa melihat Nea bersama Hades tepat di depan matamu, Sean?

Sean mendengkus keras.

Seandainya Sevy juga menolak permintaan Nea, Sean yakin kalau wanita itu sudah pulang sejak tadi. Sialnya, sepertinya Sevy memang sangat menyayangi keluarga wanita itu sampai tidak mampu memberikan penolakan sama sekali. "Aku tidak peduli sekalipun dia adalah keluargamu. Aku tidak suka ada orang lain yang tinggal di rumahku."

"Kita memiliki beberapa pelayan di sini, tapi kau tidak pernah mempermasalahkan hal itu."

"Karena aku tahu kalau mereka tidak akan mengganggu," sahut Sean cepat.

"Apa menurutmu Nea akan mengganggu? Atau sebenarnya, hanya kau yang merasa terganggu dengan kehadirannya?"

Sean cukup terkejut saat mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir Sevy. Tetapi detik selanjutnya, Sean sudah mendengus dengan senyuman miring di bibirnya. "Apa pertanyaan ini karena kecemburuan tidak berdasarmu?"

Sevy jelas terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba itu. Tetapi ia tetap mampu menguasai raut wajahnya untuk tetap tenang. Bibirnya bahkan sudah ikut mengulas senyum. "Aku hanya tidak ingin kita bertengkar karena kehadiran kakakku, Sean. Kau bisa berhubungan baik dengan Neo, tapi kenapa sepertinya sulit bagimu menerima kehadiran kedua kakak wanitaku?"

"Karena aku tidak menyukai manusia seperti mereka." Sean membalas cepat.

Kalimat itu membuat Sevy menarik napas pelan. Sejujurnya, Sevy pun tahu tujuan Nea datang ke rumah ini karena ingin menarik perhatian Sean lagi. Nea pasti tidak rela Sean menikah dengannya.

"Ketika kau menikah denganku, rumah ini memang sudah menjadi rumahmu. Tapi aku tetap berkuasa atas rumah ini dan seluruh isinya. Jadi aku tetap akan mengusirnya. Dan jangan menghalangiku lagi!" Sean meninggikan suara pada kalimat terakhirnya saat melihat Sevy sudah akan membuka suara menentang keputusannya.

Sevy berusaha mengejar langkah panjang menyusul Sean, tapi seketika terhenti saat melihat pria itu telah menghentikan langkah dengan punggung yang terlihat kaku.

Never Know [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang