𝐶ℎ𝑎𝑝𝑡𝑒𝑟 12 : 𝑌𝑎𝑘𝑢? 𝐷𝑎𝑛... 𝑆𝑖𝑎𝑝𝑎?

457 93 26
                                    

"Apa bener ini jalannya?? Kok gelap banget??!" Ucap Kogane meragukan usul gadis itu.

"Benerlah! Ya kali aing tipu-tipu," ucapnya dengan nada bangga. Kogane hanya bisa menghela nafas lalu mengikuti gadis itu. Diikuti olehmu, Akaashi, Tendō, Goshiki, kenma dan Kunimi di belakangnya.

"Buset... Gelap banget... Udah sempit banget pula..." Keluh Kunimi dengan suara pelan.

"Kek di dalem box kita," lanjut Kogane diiringi dengan tawa yang lepas.

"Heh! Kalo ketawa jangan kenceng-kenceng! Entar ada yang nyamperin tau rasa!" Seru Kunimi pada Kogane. Dan tawanya pun terhenti.

Kunimi mencoba menyalip Kogane, tapi yaaa... Tempatnya aja sempitnya begitu..
"Wakh—!! Sempit banget sumpah!! Jangan nyelip-nyelip napa!" Teriak Kogane.

"Hehe sorry sorry ga akan nyalip lagi." Ujar Kunimi dengan entengnya.

"Nyelip atau nyalip sih sebenernya?!" Teriak Kogane--frustasi.

Kunimi, "Dua-duanya aja dah. Jangan tanya aku. Dah pusing palaku:)"

"Weh!? Ternyata seorang Kunimi bisa pusing—"

Twack

"Sakit woi!! Sempet-sempetnya nampar orang di tempat sempit kek gini!!" Ucap Kogane sambil memegang pipinya yang merah itu.

"Ya maap."

"Heleh, 'ya maap' 'ya maap' aja terus. Kagak ada kata lain apa?!"

"G."

"Hah?! Ngomong yang jelas napa! 'G' apaan?!"

"GAA ASTAGAAA!!!"

"Ok bro, kalem kalem."

"Woi, ini napa makin sempit sih—"

Kohane memotongnkalimat yang akan dilontarkan oleh Kunimi, "jangan protes Mulu dasar kun(tilanak)."

"HEH LU NYEBUT GUA APA HAH?!"

Dan terjadilah gelud antara Kunimi dan Kogane di tempat sempit—

Gak gak. Mana muat mereka gelud disitu. Kunimi hanya memukul pundak Kogane sedikit keras sampai pemuda yang ia pukul merintih kesakitan.

"Ehh, udah udah. Nanti lagi geludnya. Lanjut nanti," ucap Sugawara yang hanya menonton mereka, sweatdrop.

"Tuh, denger tuh ya Kun! Jangan gelud di tempat sempit sialan!" Ucap Kogane penuh kemenangan.

Kunimi hanya memutar bola matanya lalu menjawab, "iya iya."

Sampai sudah mereka di suatu tempat yang sangat gelap. Bahkan terlalu gelap sampai mereka menabrak satu sama lain.

Bruk

"Ittai..."

"Kenapa 1 jatuh semua juga jatuh sih..?" Runtuh Tendō sambil memegang lututnya yang terbentur keras ke lantai.

"Kenma," panggil Sugawara. Tak ada jawaban, Sugawara memanggil Kenma sekali lagi.

"Kenma...?"

".... Sugawara-san? Maaf maaf. Kepalaku sedikit pusing karena terbentur lantai tadi," ucap Kenma memegang dahinya yang mungkin terdapat benjolan.

"Eh? Gapapa kah?" Tanya Sugawara memastikan apakah Kemma baik-baik saja. Kenma hanya mengangguk lalu mengeluarkan dan menyalakan senternya.

"Gelap... Masih gelap..." Gumam Kenma. Sugawara pun mengambil ponselnya dan menyalakan senter dari ponselnya itu.

"Masih gelap aja sih?!" Keluh Kunimi yang langsung mengambil senter miliknya di dalam tas.

"Dah, lumayanlah rada terang kalo begini. Kenapa gelap banget sih disini?!" Gumam Kogane yang mungkin hanya terdengar oleh Goshiki dan Kenma.

"Dah yuk, jalan lagi."

"Disini gelap. Lebih baik hati-hati."

"HEH! SEJAK KAOAN KAMU DISINI?! Pe—perasaan waktu kita lewatin jalan sempit itu... Kamu bener-bener gak ada di depanku. Kukira kamu duluan, jadi aku diam saja," ucap Kogane, ragu dengan perkataannya itu.

"Sebenernya kamu kemana sih?!" Tanya Kogane, tegas. Ia penasaran dengan gadis berambut pendek ini. Sebenernya dia ini berpihak ke siapa Kogane juga tak tau.

"Eh? Kalian liat y/n?" Tanya Sugawara.

"Ini loh, aku disini:'v" katamu yang baru saja keluar dari lorong sempit itu.

Kunimi menataomu, lalu berkata, "owalaa, kukira ketinggalan. Kalo ketinggalan alham—"

Plakk

"Omonganmu Kun astagfirullah. Istighfar. Ntar pulang langsung tobat kamu loh ya. Awas kalo kagak," ucap Kogane setelah menampar wajah Kunimi:)

"Hee, udah udah. Oh ya... Ini kenapa pada di lantai semua?!" Tanyamu.

"Ja-tuh," jawab Kenma dengan nada jengkel.

Kogane, "Satu jatuh semua jatuh. YEYY!!"

Tendō menepuk dahinya dan berkata, "udah gila kamu ya!"

"Iyaa hehehehe," ucap Kogane dengan enteng.

"Keknya harus ke psikolog abis dari sini. Atau ke Rumah sakit jiwa sekalian gapapa. Aku yang bayarin," ujar Kunimi dengan senyuman liciknya.

"Heii!! Aku gak gila ya Mon maap!"

"Udah udah. Lanjut jalan aja yuk, haha..." Ucap Sugawara yang bingung harus bagaimana dengan dua anak ini (Kunimi n Kogane).

Tiba-tiba terdengar suara yang familiar bagi kalian,

"SIAPA?! KENAPA TERUS MENGEJAR KU?!"

"Eh... Itu bukannya... Suara Yaku-san?!"  Kenma langsung berdiri dan berjalan mengikuti sumber suara. Diikuti dengan sisanya termasuk y/n.

"Apa mau mu?!" Lanjut orang itu dari jarak yang lumayan jauh dari kalian. Tapi suara itu benar-benar terdengar jelas di telinga Kenma.

Tak lama kemudian, terdengar suara yang berhasil membuat kalian antara merinding dan ingin tertawa.

"Hihihi."

Tawa Kogane lepas, dan diikuti dengan yang lain karena tak bisa menahan tawa lagi, "P—pfftt— siapa itu pffft— HAHAHAHA HANTU MACAM APA YANG DITANYA MALAH HIHIHI?!"

"Jangan cuma 'hahaha hihihi'!!! Jawab yang bener napa!!"

"Hahaha."

"Hadeh, HAHAHA😭 cukup Kogane! CUKUPPP!!" Tawa Kogane sambil memukul lantai yang kalian injak. Kunimi tersadar sesuatu setelah tertawa. Gadis itu... Tidak ada bersama mereka... Lagi...

"Gak ada bahasa lain selain 'hahaha hihihi' apa?! Lama-lama kayak film Bern*rd! 'hahihahi' terus!!"

"C—cukup Yaku-san TvT" gumam Kenma yang masih mencoba menahan tawanya agar tidak lepas seperti Kogane. Siapa sangka kakak kelasnya akan seperti ini?

"Hei... Dimana Eri? Eh? Bener kan namanya?" Ucap Kunimi.

"Eh.. bukannya.."

Dan... Dimana gadis itu?

.

.

To be continued

Author note :

Maaf ya, author telat up:'v
Kondisi kesehatan author lagi turun akhir-akhir ini, tapi semoga gapapa ya.. jangan sampe TvT


𝕶𝖎𝖘𝖆𝖗𝖆𝖌𝖎 𝕾𝖙𝖆𝖙𝖎𝖔𝖓 [Haikyuu!!!] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang