𝐶ℎ𝑎𝑝𝑡𝑒𝑟 10 : 𝐽𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠

464 101 53
                                    

"Gak gak. Aku cuma bercanda. Aku beneran lewat jalan pintas kok. Tapi jalannya sempit banget. Serius mau lewat sana?" Tanya gadis yang bernama Eri itu.

"Kalo emang cuma itu jalannya, yaudah." Jawabmu setelah menganggukkan kepala. Sejujurnya, bukan hanya 'dia' yang menelepon Kenma. Kenma mendengar lebih dari 1 orang lainnya. Bahkan mendengar mereka mengatakan, "mau ku antar sampai keluar—" lalu telepon dimatikan oleh satu pihak.

"Aku lapar:)" ucap Kogane.

Kunimi melanjutkan, "bukan cuma kamu kok, aku juga laper:)) kagak ada makanan keknya. Dah lah. Mati disini paling kita."

"Heh! Jangan ngadi-ngadi kamu ya! Kalo beneran gimana?!" Ucap Kogane menjitak dahi Kunimi.

"Yaaa kan hidup atau mati kita di tangan Tuhan. Mana mungkin kita tau." Lanjut Kunimi dengan santainya. Tapi... Bener kan?

"..... Yaudah—"


Tap



Seseorang mengikuti persis di belakang. Kamu menoleh ke belakang, tapi tidak ada seorang pun yang tampak mengikuti kalian.

"Aneh..."

"Kenapa??" Tanya Akaashi.

"Kayak ada yang ngikutin dari belakang. Tapi ga ada siapa-siapa." Lanjutmu.

"Hm? Mungkin salah denger." Ucap Kogane. Kamu hanya mengiyakan apa yang Kogane katakan kemudian melanjutkan perjalanan.

Setiap langkah yang kalian tempuh, pasti ada satu atau dua suara langkah kaki persis dari belakang. Kamu yang mencoba agar tidak penasaran hanya mengepalkan tangan lalu memejamkan matamu.


Tap



Tap



Tap



Tapi apa dayamu yang dibuat panik oleh suara langkah kaki yang semakin lama semakin cepat dan mendekat. Dengan cepat, kamu menoleh ke belakang dan melihat sosok yang menyeramkan. Bukan, bukan lari. Tapi kamu menendang sosok itu tepat di kepalanya:)

"Eh eh?! Ada apaan?! Ada apaan?!" Ucap Kogane terkejut karena tindakanmu yang tiba-tiba itu. Dan terkejut juga ketika melihat sosok yang terpental karena tendangan tadi.

"Dari mana asalnya?!" Tanya Kenma.

"Kalian gak dengar suara langkah kaki?? Dari tadii??" Tanyamu pada mereka.

"Aku denger kok."

"Aku denger... Tapi cuma sekilas doang.." Ucap Akaashi, ragu.

"Siapa pria ini...?" Ucap Kunimi dengan suara pelan.

"Biarkan saja. Kalo dibangunin bisa-bisa repot entar," lanjut Sugawara sambil berjalan terus. Kamu dan yang lain hanya mengangguk. Sebenarnya Sugawara bersyukur kamu menendang sosok itu. Karena sosok itulah yang sedari tadi menemani Sugawara saat di gerbang ini. Sugawara akan berterima kasih padamu nanti. Mungkin? Jika masih hidup:)?

"Sugawara-san, panggil Kenma.

"Hn? Ada apa??"

"Apa... Sugawara-san merasa aneh dengan pria tadi?? Yang barusan??" Tanya Kenma, penasaran.

"....."

.


.

Atsumu POV

"Weh, Tsum. Kamu gak nanya tadi Sugawara-san dah ketemu atau belum?" Tanya sang adik yang sibuk scrolling aplikasi yang ada di ponselnya.

"Aku lupaa Sam. Kenapa gak diingetin sih?? Aku aja gak kepikiran mau nanya itu." Jawabku yang mulai memencet tiap nomor yang ada di layar ponselku.

"Mau nelepon siapa Tsum? Mbak y/n? Kenma?? Kunimi? Kogane?"

"Kunimi aja kali ya—"

Iwaizumi memberi usul, "coba Kenma aja dulu. Kalo Kunimi, tadi barusan chat kalo ponselnya gak bisa buat teleponan dulu."

"Atau gak ke Goshiki aja." Usul Kiyoko. Atsumu menganggukkan kepalanya lalu menyentuh layar ponselnya dan menelepon Tendō:'v

📱 : Hm? Kenapa?

"Tendō-san. Mau tanya nih, udah Nemu Sugawara-san??"

📱 : Sugawara?? Udah. Kenapa?

"Ohhh, gak gak. Oh yaa... Sekarang pada mau lewat mana? Bukannya tadi..."

📱 : Lagi coba jalan lewat jalan lintas.

"Heh?? Nemu??"

📱 : Hn. 'dia' yang nemu sih... Bukan salah satu dari kita..

"Ohh... Jadi... Mau ketemuan— EH YAKU-SAN GIMANA?!"

"TSUM!! JANGAN TERIAK-TERIAK!!"

"Eh iya, maaf maaf."

📱 : Yaku? Aku barusan membicarakan— maksudnya kita membicarakan tentang Yaku. Sugawara memiliki ide. Tapi gak tau bakal berhasil apa gak.

"Ide? Ide apa? Boleh aku ngomong ke Sugawara-san??" Tanyaku.

📱 : Hn. Sebentar.

Sugawara-san mengambil alih ponsel Tendō-san untuk berbicara padaku.

📱 : Yaaa?

"Oh, Sugawara-san. Tadi Tendō-san bilang kalau Sugawara-san ada ide. Tapi kita juga gak bisa ketemuan di tempat awal gara-gara 'orang' yang ditelepon Kenma tadi. Jadi gimana??"

📱 : Hmmm... Coba cari jalan pintas dulu. Atau kalo emang mau langsung ke tempat awal (kalo berani) yaa gapapa. Itu sih lebih baik walau resikonya rada tinggi.

"..... Jalan pintas?"

📱 : Kalo mau lewat jalan pintas juga gapapa. Ngurangin resiko. Tapi yaaa... Bakal lama buat ketemuan. Gitu aja sih.

Aku hanya mengangguk.

"Tsum,"

"Hmm?"

"Pinjem. Aku maj ngobrol sama Sugawara-san sebentar." Ucap Samu. Aku menyerahkan ponselku pada Samu yang ingin berbicara dengan Sugawara-san.

"Anoo... Sugawara-san?"

📱 : Eh? Osamu ya? Kenapa??

"Ituu... Kita nemu... Ehh... Nemu... Orang disini... Kayaknya... Kayaknya mereka ngajak kita buat keluar stasiun. Jadi gimana Sugawara-san??"

📱 : Orang? Tunggu. Ada orang lain disini?!

"Iya... Orang asing... Aku juga gak tau siapa dia..."

📱 : Osamu....

"Yaa? Sugawara-san??"

📱 : Lari.

"Apa?"

📱 : Lari sekarang. Kita gak tau siapa dia, jadi... Jangan coba-coba ikut samaa siapapun.

".... Y—ya..."

Telepon ditutup oleh dua pihak. Dan Oikawa-san selesai berbicara dengan orang yang mengajak kita keluar dari stasiun ini. Perlukah kita terima?? Tapi... Tapi Sugawara-san bilang jangan..

Iwaizumi-san, "jadi...?"

"Maap, aku curiga ama ni orang... Hahaha..." Bisik Oikawa-san.

"Terus?"

"Ya larilah! Yakali diem doang disini!" Bisiknya lagi.

.... Okeh, mari kita lari-larian dulu:)

.

.
To be continued

𝕶𝖎𝖘𝖆𝖗𝖆𝖌𝖎 𝕾𝖙𝖆𝖙𝖎𝖔𝖓 [Haikyuu!!!] जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें