"Apa gue aja kali, ya, yang jadi guru lo? Pasti lumayan banget itu buat nambah uang jajan gue. Karena bonyok lo pasti enggak segan buat keluarin uang banyak."

"Udah puas ngeledek cewek gue?"

Giona terperanjat. "Sad-Saddam?"

Saddam menatap tajam Giona. "Apa? Masih kurang puas?"

Giona menggeleng pelan. Dalam hitungan detik, nyalinya menciut.

"Pergi lo sekarang. Sekali lagi gue lihat lo ngatain Donat, lihat aja apa yang bakalan gue lakuin ke lo."

"Gu-gue ...."

"Gue enggak butuh bacotanlo. Pergi sekarang!" hardik Saddam membuat Giona langsung berlari terbirit-birit.

Tatapan Saddam seketika melembut. Dia mendudukkan diri di tempat Radilla lalu mengusap pelan puncak kepala Donatella. "Kenapa sakit enggak bilang ke aku? Kita ke UKS sekarang, ya?"

"Enggak usah, Dam. Cuma butuh tidur aja," balas Donatella.

Saddam menempelkan telapak tangannya pada kening Donatella. Matanya sontak membulat. "Kamu panas banget, Donat. Ayo cepet, kita ke UKS. Kamu tidur di sana aja."

"Enggak, aku di kelas aja. Kalau di kelas kan aku masih bisa dengerin pelajaran."

"Kamu gila?! Kamu sakit, Nat. Kesehatan kamu jauh lebih penting daripada nilai sialan itu. Ayo, buruan bangun. Apa mau aku gendong?"

"Tapi, nilai sialan itu yang diprioritasin sama orang tua aku, Dam," cicit Donatella.

Saddam menarik napas berulang kali, berusaha meredam emosinya yang kian memuncak. Memejamkan mata sejenak lalu membukanya kembali. "Ini baru hari pertama, Donat. Percuma kamu di kelas, tapi kamu sakit. Jadi please, nurut sama aku, ya?"

Khawatir Saddam akan menggendongnya jika ia terus menolak, Donatella pun berdiri.

Saddam tersenyum dan membantu Donatella berjalan menuju UKS. Dia melingkarkan tangannya pada bahu Donatella.

Radilla yang melihat Saddam dan Donatella dari kejauhan spontan berlari menghampiri. Dengan napas terengah, dia berujar, "Akhirnya ini anak mau ke UKS. Gue titip Donat, ya, Dam. Ini tadi gue sempet bawain obat dari UKS."

Donatella mencebik pelan. "Tadi kan gue udah bilang, Dil. Jangan kasih tahu Saddam. Lo ...."

"Soalnya cuma Saddam yang bisa bujuk lo, Beb. Hehe." Radilla menyengir kuda sebelum segera memberikan obat tersebut pada Saddam dan melarikan diri.

"Kenapa enggak boleh kasih tahu aku?"

"Nanti kamu heboh, padahal kan cuma flu biasa."

Saddam mendengkus jengkel. Begitu keduanya sampai di UKS, Saddam membantu Donatella untuk berbaring. "Tunggu bentar, Dilla cuma kasih obat, enggak kasih air. Aku ambil air dulu, ya."

"Iya."

Donatella menyentuh pelipisnya yang berdenyut. Jika keadaannya seperti ini, bagaimana caranya agar ia tetap mengikuti les? Bahkan seingatnya, hari ini jadwal lesnya sudah ditambahkan.

Ia menghela napas pelan. Ia sungguh tidak sanggup. Lebih baik ia dimarahi Rea daripada ia pingsan di tempat les vokal. Segera, dia mengeluarkan ponselnya dari saku.

Donatella
Ma, Donat enggak enak badan

Donatella
Hari ini Donat boleh istirahat dulu?

Tak perlu menunggu lama, Rea sudah membaca pesan tersebut.

Mama
Enggak usah manja, minta obat di UKS dan minum. Nanti juga sembuh sebelum waktunya les

Mama
Enggak ada acara bolos-bolosan

Mama
Sadar diri nilai kamu berapa

Donatella terkekeh hambar. Sebenarnya untuk apa ia bertanya pada Rea? Toh, ia sendiri sudah tahu seperti apa ibunya. Tentu saja kesehatannya tidak ada artinya dibandingkan nilai akademisnya.

"Jangan main hp, Donat," tegur Saddam yang tak tahu-menahu sudah kembali ke UKS. Di tangannya sudah ada sebotol air mineral.

"Cuma chat mama, kok," balas Donatella lalu meletakkan ponsel. Ia mengambil alih obat dan air.

"Ya udah, sekarang tidur. Harusnya nanti pas kamu bangun, udah lebih baikan."

"Iya, kamu balik aja ke kelas. Enggak papa."

Saddam menggeleng. Dia tidak tega meninggalkan kekasihnya sendirian. Lagipula, Donatella sakit karena dirinya. "Aku tungguin sampai kamu bangun."

"Dam."

"Cepet tutup mata," perintah Saddam tegas.

Terpaksa Donatella membiarkan Saddam menunggunya. Perlahan-lahan, matanya menutup dan dirinya mulai hanyut ke mimpi.

Saddam mengernyit begitu menyadari ada sesuatu yang mencolok dari penampilan kekasihnya. Tangannya lantas mengepal kuat.

Kekasihnya mengenakan jaket milik lelaki lain.

***

Kasihan banget Donat, udah sakit tetep disuruh les🥲

Kalian sendiri yang masih anak sekolah, apa pernah ngerasa dituntut ini-itu sama ortu?

Jangan lupa drop kata semangat buat aku yaa hehe❤️

DonatellaWhere stories live. Discover now