Part 12

711 168 143
                                    

Happy reading❤❤
Fans Mochi harus siap tekan tanda bintang ,ya.

Suasana apartemen Farel berubah jadi rusuh. Teriakan tiga ekor kucing yang sedang bermain menjadi irama diantara obrolan seru pemiliknya. Malam ini, Ardan dan Reza berkunjung ke apartemen Farel. Reza membawa dua kucing oranye untuk menemani Mochi bermain.

Awalnya Mochi takut melihat dua kucing milik teman majikannya, tapi lama-lama ia terlarut dalam permainan seru bersama Oyen dan Omey. Saling menepuk dan menggigit, sebentar kemudian bergulat seru. Mochi tampak antusias bermain dengan teman barunya. Ia juga menjahili Omey dengan menggigit-gigit ekornya dan menepuk badan Oyen berkali-kali, tapi saat Oyen akan membalas Mochi, kucing abu itu kabur ke pangkuan Farel. Menggemaskan.

Farel, Reza dan Ardan memilih duduk di ĺantai sambil selonjoran. Sedangkan Ara, ia duduk di sofa, meringkuk di sana. Ia terlalu takut untuk menurunkan kakinya ke lantai. Farel tahu jika istrinya itu takut, ia berpindah dan duduk di dekat Ara untuk mengantisipasi jika ada serangan mendadak dari pasukan Mochi.

"Kucing lo mana, Ardan?" tanya Reza.

"Gue kagak punya kucing."

"Padahal seru lho, kalo punya kucing," celetuk Farel.

"Gue suka mancing, makanya nggak suka kucing. Kalo gue punya kucing, dia pasti habisin ikan hasil pancingan gue."

"Harusnya lo bawa kemari tuh ikan, biar dihabisin sama kucing gue," usul Reza sambil tersenyum jahil.

"Iya, biar digorengin sama Ara. Trus, kita santap dagingnya dan bagian kucing lo yang makan durinya, gitu?" tanya Ardan dengan ketus.

Reza menoleh pada Ardan. "Enak aja! Walaupun kucing gue kucing kampung, tapi makanannya semewah makanan tuannya."

"Boleh makan kue buatan Ara, nggak?" tanya Farel sambil melirik Ara yang sedang asyik berselancar di media sosial.

"Nggak usah sebut-sebut nama gue!"

Protesan Ara membuat Farel dan kedua temannya seketika menoleh.

"Ya ampun, kita lupa kalo ada istrinya Farel. Dari tadi kita nggak ngajakin dia ngomong." Ardan tersenyum kikuk saat melihat sorot mata tajam Ara yang mengarah padanya.

"Kalian terlalu sibuk dengan hewan sampe lupa kalau ada manusia yang nyimak!" Ara merotasi netranya ke ponselnya lagi. Baginya, dua teman suaminya sangatlah menyebalkan.

"Maaf, Ara," cicit Farel dengan wajah mengiba.

"Farel, gue haus." Ardan mengelus lehernya pelan.

"Mau minum apa? Teh, kopi, sirup, air gula, susu cokelat, air soda, susu kalengan milik Mochi atau air putih aja?" tawar Ara dengan malas.

"Terserah deh, yang penting hangat dan manis seperti .... "

"Nggak usah rayu dan modus sama istri gue!" sindir Farel cepat.

"Canda." Ardan menepuk pundak Farel dengan gemas.

"Tolong, bikinin kita minuman," pinta Farel disertai anggukan pelan pada Ara.

"Gimana mau ke dapur, kalau ada tiga kucing berkeliaran dan menguasai ruang tamu!"

Reza dan Ardan segera mengambil Oyen dan Omey. Sedangkan Farel bagian memegang Mochi. Setelah dirasa aman untuk melangkah, Ara turun dari sofa dan ia bergegas menuju dapur. Tak lupa ia memasang pagar pembatas agar semua kucing tidak bisa masuk ke dapur.

"Istri lo cantik juga, Rel. Gue suka dia dari pada Sheila. Sheila ketus dan kurus. Nggak ada tonjolannya sama sekali." Komentar Ardan membuahkan tatapan tidak suka Farel padanya.

Mochi Cupcake [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang