Part 5

916 175 135
                                    


Happy reading ❤❤
Mari merapat ke Mochi.

Menghabiskan sore dari balkon apartemen untuk menyusun strategi sambil minum kopi bersama Ara adalah rencana awal Farel. Tetapi, semua rencana tinggal rencana karena Farhana datang berkunjung dengan dua ekor kucing kampung kesayangannya.

Farel geram dengan tingkah laku adiknya yang menurutnya sangat menyebalkan. Bagaimana tidak, kucing milik Farhana dilepaskan begitu saja di ruang tamu. Kucing jantan berwarna orange dan hitam bergaris itu membuat Mochi ketakutan.

Maklum, Mochi masih berumur tiga bulan, sedangkan kucing milik Farhana sudah berumur dua tahun.
Mochi mengeong heboh di pojok kandang besinya. Ia terlalu takut untuk mendekat ke arah pintu kandang. Sedangkan kucing Farhana, duduk sambil mengawasi Mochi si kucing abu-abu yang kecil.

"Mochi, kok, lo takut, sih. Gue bawa pasukan jantan buat lo, nih." Farhana mengelus mesra kucing berwarna hitam yang ia panggil Pluto
Pluto mendongak, meminta leher bagian bawahnya untuk dielus juga oleh sang majikan.

Sedangkan Jupiter, ia mondar-mandir. Manik hijaunya tertarik pada makanan Mochi yang ada di mangkuk di tengah kandang. Sesekali tangannya mencoba masuk lewat celah jeruji untuk meraih mangkuk. Jupiter ingin mencuri sedikit makanan milik Mochi, tapi mangkuk berisi makanan itu terlalu jauh dari jangkauan tangannya.

Farel yang sedang ada di dapur berteriak kesal, "Heh, Jelek! Kucing lo badannya kekar. Mochi kan masih piyik. Mochi takut di mangsa Pluto dan Jupiter. Bilang juga sama Jupiter, berhenti gangguin Mochi!"

Farhana mengangkat tubuh jupiter dan memangku kucing kuning bergaris putih itu, tapi, rupanya Jupiter masih tertarik ke makanan Mochi. Alhasil, ia melompat dari pangkuan Farhana dan kembali mendekat ke kandang Mochi.

"Heleh! Dasar kucing lo aja yang mlempem! Kayak majikannya. Biar gue bawa si Mochi pulang ke rumah aja, gue mau latih dia jadi kucing pelacak."

Farel datang dengan sepiring buah mangga yang telah ia potong kecil-kecil. Mendengar ide gila adiknya, ia segera melotot tajam.

"Nggak boleh! Lagian, mana ada kucing pelacak? Yang ada hanya anjing pelacak!"

Farhana tersenyum dan menggaruk tengkuknya yang tidak ada rasa gatal di sana.

"Melacak kasih sayang dan melacak kekasih. Biar nggak jomblo terus kayak Kak Faŕel!"

Farel menusuk potongan buah mangga dengan garpu dan menjejalkan buah berwarna kuning itu ke mulut adiknya. Farhana hanya nyengir dan menguyah buah mangga dengan senang hati.

"Heh! Lo pulang, gih. Gue mau ada tamu. Gue takut dia berteriak histeris kalo liat kucing kampung lo yang kayak preman itu!"

"Ihh ... ngusir. Ogah! Gue kesini mau palakin makanan kucing. Gue lihat di dapur ada dua bungkus besar makanan kucing."

"Maksud?"

"Gue pulang kalo gue udah dapetin satu. Mochi, kucing yang kecil dan nafsu makannya sedikit. Untuk apa stok makanan kucing sebanyak itu? Sini, biar dihabisin sama Pluto dan Jupiter."

"Siapa suruh punya kucing, tapi giliran ngasih makan ... minta traktiran."

"Pelit!" seru Farhana kesal.

"Hai." Seseorang membuka pintu dan menyapa Farel dan Farhana.

"Hai, Ara," balas Farel.

"Eh, Kak Ara." Farhana ikut melambaikan tangannya.

Pintu terbuka lebih lebar, dan ....

"Meow," jawab Pluto dan Jupiter bersamaan. Keduanya segera berlari ke arah pintu yang terbuka dan berniat kabur dari apartemen Farel.

Mochi Cupcake [Terbit]Where stories live. Discover now