Part 1

3.3K 307 156
                                    


Happy Reading ❤❤
Siapkan vote terlebih dahulu sebelum baca.

Farel mengusap wajahnya kasar, berkali-kali ia mencoba mencubit pipinya pelan. Sakit yang ia rasakan membuat Farel sadar, bahwa ini nyata dan bukan mimpi. Farel melirik gadis cantik di sebelahnya, tapi ia segera memalingkan wajahnya saat gadis itu malah melotot padanya.

"Galak banget. Kata mama dia lemah lembut, baik dan sopan. Semua itu omong kosong," gerutu Farel dalam hati.

Ara, putri Pak Satya, teman dari Papanya Farel. Gadis cantik yang ternyata dijodohkan dengannya sejak dua bulan terakhir ini. Perjodohan yang terkesan dipaksakan ini membuat keduanya kesal. Karena Farel maupun Ara sudah mempunyai kekasih dan keduanya juga menolak keras perjodohan itu.

"Wah, anak Pak Bisma ternyata ganteng, gagah, tapi lirikan matanya bikin illfeel."

Sindiran itu hanya ditanggapi senyum tipis oleh Farel. Ia memang tidak terlalu suka pada Ara sejak pertemuan pertama mereka. Kesan norak, cerewet dan manja menjadi poin utama penolakan Farel. Namun, ide perjodohan yang datang dari kedua keluarga, sangat sulit untuk ditolak. Pasrah adalah pilihan yang baik bagi mereka.

"Anak Pak Satya katanya baik dan sopan. Gue mulai ngerasa kalau emak bapak gue sepertinya kena pelet, keliatan banget kalau mereka boong dan pasrah."

"Sembarangan. Gue emang baik dan sopan, tapi ke pacar gue. Bukan ke orang asing yang nggak dikenal kayak lo!" sarkas Ara tak terima.

Farel mengangkat satu sudut bibirnya. "Gue yakin lo nggak akan tahan sama siksaan gue nanti."

"Yakin lo?" Alis Ara terangkat satu. "Kalo gue tahan sama siksaan lo sampe masa deadline ... lo mau kasih gue reward apa?" tantang Ara seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

"Gue bakal modalin nikahan kalian."

"Asek, gue terima." Ara mengulurkan tangan kanannya ke arah Farel.

"Hah?" Mata Farel membulat sempurna. "Lo yakin, kuat hidup sama gue?"

"Ayok, salaman dulu. Siapin Akta Perjanjiannya. Deadline satu tahun atau dua tahun? Gue dapet fasilitas apa aja selama jadi Nyonya Farel? Pembantu ada berapa? Belanja bulanan plus kuota, plus biaya ke salon, ehmm, masuk anggaran, kan?" cerocos Ara dengan mata berbinar.

"Gadis gila." Farel menggelengkan kapalanya pelan.

Dengan rasa terpaksa, Farel menjabat tangan Ara. Sah sudah perjanjian tidak tertulis antara Farel dan Ara.

"Emang, baru nyadar lo?" tanya Ara yang disusul tawa sumbangnya.

Farel kembali menggeleng pelan. Tidak percaya dengan gadis di sebelahnya yang menurutnya—gila. Otak Farel mulai menulis daftar permintaan Ara yang barusan gadis itu ucapkan.

"Mampus gue! Hidup ini bakalan tambah sulit karena gadis gila bernama Ara!" umpat Farel dalam hati.



****


"Bagaimana kesan kamu tentang Farel?"

Pertanyaan Bu Azmi hanya dibalas dengan senyum kecut oleh Ara. Pertemuan pertama setelah sah menjadi 'calon istri' menyisahkan kesan buruk di hati Ara. Wajah tampan Farel tidak mampu membuat hatinya tergerak untuk jatuh cinta.

"Baik, tapi ngeselin. Kok, ada cowok jutek kayak Farel?"

"Calon imam nggak boleh dighibahin gitu," celetuk Pak Satya.

"Eh, Papa." Ara hanya tersenyum untuk menanggapi komentar dari sang papa.

Pak Satya duduk di samping Ara. Mengusap lembut surai hitam anak gadisnya.

Mochi Cupcake [Terbit]Where stories live. Discover now