Part 8

757 160 40
                                    

Happy reading ❤❤
Mana fans Ara dan Farel?



Ara menghembuskan napas lega saat ia sudah bisa meluruskan punggungnya ke ranjang. Kegiatan menjadi ratu sehari ternyata melelahkan. Kamar yang hanya diterangi sinar lampu tidur, membuat rasa kantuk Ara bertambah besar. Tangan Ara menarik selimut hingga sebatas dada. Hangat dan nyaman, membuahkan helaan napas panjang.

"Akhirnya gue bisa tidur tenang tanpa gangguan Mochi dan Bosnya." Ara berucap disertai senyum melengkung.

"Mereka bisa tidur berdua di kandang. Gue males berbagi ranjang dengan orang yang nyebelin kayak Farel. Gue merdeka tanpa dia," monolog Ara dengan mata terpejam.

Ara mulai membayangkan jika Farel tidur meringkuk di sofa ruang tamu. Ara juga membayangkan bila Mochi akan merapatkan tubuh mungilnya ke pelukan Farel untuk mencari kehangatan.

"Farel, ranjang milik gue. Lo hanya boleh ambil bantal doang dan tidur di ruang tamu," ucap Ara dalam hati.

Ara memiringkan tubuhnya ke kanan dan menyusupkan salah satu tangannya ke bawah bantal. Suara serangga malam menjadi irama pengiring tidur Ara.

"Selamat malam Farel. Selamat malam Mochi," ucap Ara sebelum benar-benar terlelap.

Tiba-tiba, ia merasakan sesuatu yang aneh di  hidungnya. Sentuhan halus dan basah pada ujung hidung mancungnya membuat Ara secepat kilat membuka mata.
Tampak Mochi yang menatapnya dengan bola mata yang bersinar terang.

Ara terpaku dan lidahnya mendadak kelu. Ia hanya mampu menatap Mochi yang duduk sambil menjilati kaki depan dan mengusapkan kaki itu ke wajah lucunya. Manik birunya kembali menatap Ara, sesekali ia memiringkan kepalanya saat kelopak mata Ara berkedip.

"Meow," sapa Mochi pada Ara.

Ara menjadi manekin di hadapan Mochi. Ia berusaha untuk membuka mulutnya dan berharap bisa berteriak kencang. Tetapi, entah mengapa, suaranya mendadak hilang dan lehernya seperti tercekat.

Merasa tidak mendapatkan sahutan dari Ara, Mochi menjilat kaki depannya, lalu mengusapkan kakinya ke ujung hidung Ara.
Ara terkejut dengan sikap Mochi dan ....

"Farelll!"

Teriakan Ara membuat Mochi kaget dan langsung meloncat ke tubuh Ara yang tertutup selimut. Tentu saja Ara tidak menyangka akan hal itu.

"Aghhhh!"

Ara kembali berteriak sambil menyingkap selimutnya. Ia lupa jika ranjangnya tertutup tirai tipis. Ara terjatuh ke lantai karena tidak menyibak tirainya lebih dulu saat hendak lari menjauhi Mochi. Ara merintih sambil mengusap kedua lutut yang mendarat lebih dulu ke lantai kayu.

"Meow." Mochi menatap Ara dari tepi ranjang.

Ara menepuk ranjang dengan keras untuk menakuti Mochi dan sukses, kucing itu menjauhi tepi ranjang.

"Duh, sejak kapan tuh kucing ada di deket gue?" gerutu Ara sambil meniup lututnya yang masih sakit.

Terdengar suara pintu yang dibuka, disusul kemudian oleh derap langkah kaki yang setengah berlari diatas lantai kayu. Ara tahu, bahwa Farel telah datang.

"Ara? Lo di mana?" tanya Farel sambil celingukan. Tangannya segera menyalakan lampu kamar.

"Gue di sini!" teriak Ara sambil mengangkat salah satu tangannya.

Farel berjalan cepat menuju Ara. Ia berlutut saat melihat tangan Ara yang mengusap-usap lututnya.

"Kenapa?" tanya Farel ketika melihat lutut Ara yang memerah.

Mochi Cupcake [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang