Chapter 3 : Party Invitation

Mulai dari awal
                                    

Saat tengah asyik menyantap makan siang, dari arah pintu masuk kafetaria, ada dua laki-laki yang berjalan menuju ke arah mereka.

"Jaemin hyung!" Laki-laki bersurai coklat abu (ash brown) memanggil Jaemin. Si empu nama pun menengok ke arah sumber suara yang memanggilnya.

Dua laki-laki tadi melajukan langkah kakinya dan kini sudah berada di hadapan mereka berempat.

"Oh, Chenle." Ucap Jaemin saat tahu siapa orang yang memanggilnya tadi.

"Ini untuk hyung." Laki-laki yang Jaemin sebut dengan nama Chenle menyodorkan sepucuk amplop berwarna soft lavender. Jaemin pun menerima amplop tersebut.

"Surat undangan?" Tanya Jaemin memastikan setelah melihat isi amplop yang diberikan padanya.

"Eum. Hyung harus datang."

"Bagaimana dengan kami? Kami tidak diundang?" Tanya Haechan pada Chenle.

"Semua teman Jaemin hyung boleh datang."

"By the way, sejak kapan kalian saling kenal? Gedung Fakultas Seni dan Sastra bukannya berbeda?!" Tanya Jeno.

"Sejak aku jadi kliennya. Tepatnya klien pertama Jaemin hyung." Chenle sedikit senang mengakuinya.

"Klien? Jangan bilang kau. . . "

"Jangan bicarakan itu di sini." Belum selesai Renjun berucap, Jaemin sudah lebih dulu memotongnya.

"Kalian belum tahu?!" Chenle panik dan menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya. Chenle kira, ia sudah membocorkan rahasia Jaemin.

"Mereka tahu." Ucap Jaemin singkat saat melihat ekspresi panik di wajah Chenle. Chenle yang mendengarnya langsung merasa lega.

"Tapi kami belum tahu tentang kau yang jadi klien pertamanya Jaemin." Haechan sedikit kesal. Karena bisa-bisanya Jaemin memberitahu orang lain lebih dulu mengenai rahasianya, dibandingkan dengan mereka para sahabatnya.

"Haaahh" Jaemin mengembuskan nafas panjang.

"Jisung, kenapa kau diam saja dari tadi?" Jeno bertanya pada seseorang yang sejak tadi berdiri di samping Chenle.

"Karena aku tidak tahu pembahasan apa yang sedang kalian bicarakan." Jawab Jisung dengan tatapan yang bisa dibilang, polos.

"Kau kenal?" Tanya Renjun pada Jeno.

"Ya. Dia adik dari seniorku. Aku sering berkunjung ke rumahnya. Makanya aku kenal dia."

"Kalian tidak mau duduk? Dari tadi berdiri terus." Jeno bertanya kepada Chenle dan Jisung.

"Tidak. Kami harus pergi. Masih banyak undangan yang harus kami bagikan. Bye~." Chenle dan Jisung pergi menjauh dari mereka dan keluar dari area kafetaria.

Renjun mengambil amplop yang sejak tadi dipegang oleh Jaemin. Ia membuka amplop itu dan mengeluarkan secarik kertas yang berisi tulisan,

Datang ya, ke pesta kecilku
Tanggal : 20 Desember 20xx
Alamat : Jln. Ongoeul-ro No.127

Aku tunggu kehadiran kalian!

"20 Desember? Itu masih tiga minggu lagi. Kenapa dia sudah menyebar undangan sekarang? Tinggal undang lewat grub chat, 'kan bisa." Haechan teelihat heran saat ia ikut membaca isi dari surat undangan tersebut.

"Suka-suka dia. Kenapa kau yang sewot." Ucap Renjun.

"Cih."

"Itu sepertinya memang sudah dia rencanakan." Ucap Jaemin.

[✔] 𝗠.-'𝟬𝟬'𝟳 : 𝗔 𝗣𝗶𝗲𝗰𝗲 𝗼𝗳 𝗚𝗹𝗮𝘀𝘀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang