"Ambil sepuasnya." Ucap Jaemin santai.

"Really?" Senyum cerah mengembang di kedua sudut bibir Haechan.

"Besok tinggal totalan." Sudut bibir kiri Jaemin terangkat sedikit, membuat senyuman Haechan langsung luntur seketika.

"Yak! Aku minta traktiran bukan mau berhutang." Kesal Haechan sambil mendorong sedikit lengan Jaemin.

Kini Haechan beralih menatap Jeno.

"Jen. . ." Belum sempat Haechan menyelesaikan kalimatnya, Jeno sudah memberi respons padanya.

"Nope." Tolak Jeno sambil menyilangkan kedua tangan di depan dadanya.

"Cih, dasar pelit."

Waktu sudah menunjukkan pukul dua siang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Cuaca di luar lumayan panas, tetapi hawanya terasa dingin karena sebentar lagi musim dingin akan datang.

Jaemin masih setia duduk di tempatnya sambil kembali berkutat dengan laptop di hadapannya. Jaemin sebenarnya tidak ada perkuliahan hari ini, ia hanya ingin menghabiskan waktu senggangnya di kafetaria kampus.

Kedua temannya saat ini sedang ada kesibukan. Jeno ada perkuliahan kedua sejak pukul satu siang, sedangkan Haechan sudah pulang ke rumah karena harus bersiap menjemput sepupunya di bandara.

Setengah jam telah berlalu. Jaemin mematikan laptopnya, menutupnya, dan memasukkannya ke dalam ransel. Jaemin akan pulang karena ada sesuatu yang harus ia lakukan.

Sebelum beranjak dari kursi, Jaemin meraih ponselnya yang ada di atas meja untuk memberitahu Jeno melalui pesan kalau ia akan pulang lebih dulu.

Setelah itu Jaemin beranjak dari kursinya. Memakai jaket kulit hitam yang sedari tadi ia letakkan di sandaran kursi yang ia duduki, menautkan ransel pada punggungnya, kemudian berjalan menuju pintu keluar kafetaria.

Dalam kesehariannya, Jaemin selalu mengendarai motor Kawasaki Ninja 250 miliknya. Jika cuaca sedang hujan, dirinya akan mengendarai mobil Tesla Model S. Tentu saja mobil itu juga milik Jaemin.

Jaemin terlahir dari keluarga kaya raya. Kedua orang tuanya adalah pengusaha sukses. Kerja keras orang tuanya membuat mereka jarang berada di rumah dan jarang berkomunikasi dengan Jaemin. Itulah yang membuat kepribadian Jaemin menjadi dingin dan cuek pada sekitarnya.

Jaemin memiliki kakak laki-laki yang berusia tujuh tahun lebih tua darinya. Kakaknya adalah seorang pengacara. Jika sedang tidak ada klien, kakaknya akan berada di rumah dan sedikit membantu pekerjaan ayahnya.

Kembali pada Jaemin. Ia sekarang berada di area parkir. Saat Jaemin sudah berada di atas motor dengan mesin motor yang menyala, ada seseorang menepuk pundak sebelah kirinya.

Seorang perempuan berambut pendek menyodorkan sebuah flashdisk pada Jaemin.

"Sesuai yang kau minta." Ucap perempuan itu.

[✔] 𝗠.-'𝟬𝟬'𝟳 : 𝗔 𝗣𝗶𝗲𝗰𝗲 𝗼𝗳 𝗚𝗹𝗮𝘀𝘀Where stories live. Discover now