Chapter 31

2.4K 265 35
                                    

29 Juni 2021


•••

Satu juta likes.

Dari banyaknya orang yang penasaran siapa sosok yang bersama Xander saat liburan--wanitanya. Tak butuh waktu lama foto pun terunggah, menanpakkan wajah yang tak asing di mata warga kampus di sana ....

Mata Wulan dan Deanna membulat sempurna, begitupun Fabian, semua orang pun terkejut bukan main melihat wajah siapa yang terpampang.

"Jenna?!"

Sementara itu, Xander baru sampai di kampus, ia harus memakai penyamaran terbaiknya dan bersembunyi dari banyak orang yang kini berkerumunan penuh kekagetan. Air mata sempat menetes di matanya kala mendengar kata Jenna disebut-sebut, ia sadar semuanya sudah terbongkar, semuanya sudah hancur, ini terakhir kalinya ia menyelamatkan Jenna? Tidak, ia tak mau.

Para timnya tak bisa diandalkan sama sekali, fake account itu begitu cepat menyebarkan pemberitaan ilegal di kolom media sosialnya, tak terdeteksi dan tanpa bisa di-banned pihak atas. Semua berjalan sesuai keinginan penjilat yang kini ... telah menghancurkan hubungan mereka.

Rasanya Xander akan menangis layaknya bayi, berguling-guling, tetapi ia sadar bukan saatnya begitu. Ini saatnya ia menjemput Jenna sebelum orang lain yang melakukannya.

Ia tahu ... hubungan mereka akan segera berakhir, tetapi ia tak ingin itu terjadi, Xander akan membawa Jenna lebih dahulu pergi. Tak peduli usahanya sia-sia nantinya, ia tak akan tahu sebelum mencoba.

"Xander," bisik seseorang, tampak Brendon yang berpakaian mirip Xander menghampiri. "Good, kalau gitu aku bakalan sembunyi." Mereka sudah berkontekan, jadi kini Xander akan menyamar menjadi Brendon meski dengan versi yang lebih tertutup, tetapi pasti orang-orang menyangka Xander adalah Brendon. "Jenna sudah aku amanin di gudang belakang."

"Makasih, B." Brendon mengangguk dan segera pergi bersembunyi, pun menghampiri Jenna di gudang belakang yang dimaksud Brendon. Ia harus melewati koridor yang riuh soal berita yang sama, berita menyebalkan itu.

"Eh, kalian ada lihat Jenna?" Bahkan mereka mencari-cari keberadaan Jenna.

Xander mendengkus kesal, mempercepat langkahnya, hingga akhirnya ia sampai di gudang belakang. Ada Jenna di sana yang tengah meringkuk di pojokan, menyembunyikan diri dan menangis ketakutan.

"Jen?"

"Xander?" Jenna menatap sosok itu, yang segera melepaskan tudung hoodie dan berlari ke arah Jenna, menangis memeluk wanita yang juga menangis itu.

"Semuanya ... semuanya udah kebongkar Xander, kita--"

"Hust, shut up!" Xander menenangkan istrinya. "Come with me, we out of the town! We're leaving!"

"What?" Jenna kaget akan ungkapan Xander.

"Gak ada waktu berpikir, kita harus pergi dari sini!" Xander melepaskan hoodienya yang ternyata double hoodie, ia mengubah penampilan Jenna seperti mirip Brendon. "Kamu bisa niru Brendon, kan? Kamu duluan ke mobil, aku bakalan nyusul!"

Jenna memegang erat tangan Xander. "Xander ...."

"Hust ... I'm here, Babe." Jenna menatap dengan senyuman penuh kepedihan. "Gak akan ada yang bisa misahin kita, Jen. Gak akan ada. Kita harus bergegas. Hati-hati, oke?"

Jenna mengangguk, memberikan kecupan untuk Xander, sebelum akhirnya menutupi kepalanya dengan tudung dan menyembunyikan rambut menuju keluar. Nyatanya sangat mudah karena semua orang menyingkirkan badannya dari Jenna yang disangka Brendon--Brendon benar-benar ditakuti seisi kampus.

Tak butuh waktu lama Jenna sampai di mobil Xander, yang ternyata ... telah disabotase oleh beberapa pria berjas. Jenna yang ingin menghampiri jelas mengurungkan niatnya.

Tiba-tiba, sebuah tangan memegangnya, Jenna menoleh dan kaget. "Xander?" tanya Noah.

Jenna sedikit mengangkat kepalanya, tampak wajah Jenna di sana meski sekilas Noah melihat, hingga segera Jenna ia tarik masuk ke mobilnya.

"Mana suami kamu?" tanya Noah. "Cepat hubungi dia dan masuk ke mobilku aja, soalnya mobil kalian keknya udah kena ...." Noah berkata menggantung.

Jenna sempat kaget akan apa yang dilakukan Noah, tetapi karena situasi sempit akhirnya ia menurut saja dan segera Jenna menghubungi Xander untuk ke mobil Noah.

Tak lama, Xander datang, tetapi anehnya Xander malah menghampiri mobil yang disabotase dan tertangkap.

"Xander!" Jenna memekik di balik mobil.

"Jenna, aku di sini!" Jenna menoleh ke samping, tampak Xander ada di jendela samping mereka.

Jenna bingung, tadi siapa?

"Itu Brendon." Brendon rela mengorbankan dirinya demi Jenna dan Xander untuk mengalihkan perhatian. Sempat Jenna tak rela, berharap Brendon tak diapa-apakan tetapi ... ia tak bisa apa-apa.

Hanya bisa berdoa pada Yang Maha Kuasa.

"Ayo masuk!" Noah segera membukakan pintu untuk Xander di bangku belakang, sebelum akhirnya menjalankan mobil dengan kecepatan sedang agar tak terkena masalah.

Kedua pasangan itu merasa sedikit lega ....

"Jadi, kenapa lo nyembunyiin soal hubungan kalian, huh?" tanya Noah memecah keheningan antar mereka. "Gue sebenarnya udah curiga dari awal gue sama lo ketemu, dan liat foto itu, gue tau persis itu gestur Jenna, tapi gue tetap diam akan hal itu."

Jenna bertukar pandang dengan Xander, memastikan satu sama lain apakah bisa mereka menceritakan kebenaran, tetapi semuanya sudah diketahui terlalu jauh. Jenna pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Noah, tiap rinci, dan Noah terus mendengarkan dengan seksama.

Noah, meski sakit mengetahui Jenna menolaknya karena bukan single dan bukannya pacaran, melainkan menikah, tetap ia merasa iba dengan keduanya yang harus mengecap pahitnya dunia hiburan. Ia tak menyangka mereka seperti kerbau yang dicucuk hidungnya hanya untuk hidup tenang.

"Itu kenapa ... lo takut banget ketahuan, ya?" Jenna mengangguk, sedih. "Kalian bakalan bercerai?" Jenna menangis sendu dan Xander berusaha menenangkannya.

Sekalipun Noah mengharapkan Jenna, bukan berarti ia ingin merusak kebahagiaan sahabatnya itu, jika Jenna bersama orang lain maka bukan hak Noah merebutnya apalagi dengan cara tak sehat. Noah berengsek, ia akui, tetapi ia bukan tipe pengecut. Ia akan membantu Jenna dan Xander sebisa mungkin karena niat mereka kabur dari kejaran para pria berjas yang menginginkan perpisahan mereka.

"Jadi, kita bakalan ke mana?" tanya Noah, mereka sudah jauh dari kampus.

"Kita--" Baru ingin mengatakan tujuan, mereka dikagetkan oleh beberapa mobil yang sangat cepat mengejar mereka. Noah berusaha tancap gas melawan tetapi nyatanya ia kalah gesit hingga kini harus menginjak rem demi menghindari tabrakan maut. Noah berusaha mundur tetapi mobil lain menahan pergerakan.

Mereka terkepung.

"Keluar, Tuan dan Nyonya Quiller!" teriak seseorang, banyak yang keluar dari mobil, pria berjas, dan dua orang lainnya memegangi sosok lain di sana.

Brendon yang babak belur.

Melihat keadaan Brendon yang parah, siapa yang tahan akan hal itu, hingga mau tak mau, suka tak suka, Jenna dan Xander harus keluar memenuhi persyaratan mereka. Saat keluar, mereka bergandengan tangan, tak terpisahkan.

Sedang Noah, hanya bisa keluar dan menatap dengan tertegun sekitaran. Ia merasa ada di film-film aksi klise, yang menampilkan sandera dan hero yang tak punya pilihan lain selain menuruti sang musuh demi sandera bebas.

Apa ... mereka akan menyerah nantinya dan kalau atau plot armor memberikan sedikit celah untuk mereka kabur kembali? Noah sadar ia terlalu banyak menonton, tetapi tak ada salahnya berharap pada sesuatu yang masih bisa saja terjadi ....

Kan?

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

MY HUSBAND IS A ROCKSTAR [B.U. Series - X]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang