Chapter 24

2.7K 297 16
                                    

19 Juni 2021


•••

Mungkin Jenna belum ditakdirkan memilih saat ini dan harus fokus terhadap Ginny.

Fokus ke Ginny.

Tak lama, teman-teman Jenna yang lain, Wulan, Fabian, dan Noah datang. Segalanya berjalan seperti semestinya, terasa baik-baik saja, Jenna jadi semakin ciut menghancurkan itu hingga ia membiarkan saja alur apa yang akan terlangkahi.

Sore hari di saat sepi-sepinya kampus, ia dan Xander mulai beraksi memasang jebakan, dan Brendon melakukan apa yang harus dilakukannya malam itu. Dimulai dari dirinya yang menjemput Ginny.

"Non Ginny," panggil pembantu Ginny.

Ginny yang tengah bersolek mendengkus, tanpa menoleh ia bertanya. "Kenapa, sih, Bi? Ganggu orang dandan aja!"

"Anu ... ada yang nyari Non Ginny," katanya agak takut-takut.

"Siapa?" tanya si perempuan dengan juteknya.

"Gak tahu, Non. Cowok. Katanya temen Non kuliah. Namanya ... Brandon?"

"Brandon?" Ginny mengerutkan kening. "Brendon maksud Bibi?" Kali ini Ginny menoleh.

"Iya, itu, Non. Typo E-nya."

Mata Ginny membulat sempurna. "Gimana dia tau alamat rumah gue ...." Ginny merinding disko, tetapi anehnya malah semakin suka akan sifat yang menurutnya psiko. "Ya udah ajak dia masuk, aku belum selese dandan!"

"Ba-baik, Non."

Ginny pun buru-buru berdandan dengan girangnya, mengetahui Brendon menjemputnya begitu. Dipikirnya Brendon cerdas mencari seluk beluk tentang dirinya, padahal semua informasi tentang Ginny didapat dari Jenna.

Brendon hanya memainkan perannya yang agak canggung begini.

"Duh ... duh ... meski akting tetep aja aku takut sama cewek," gumam Brendon pelan, ia kini tengah duduk di sofa karena dipersilakan pembantu Ginny.

Pembantu Ginny kelihatan ketakutan menghadapi pemuda itu. "Ma-mau minum a-apa, Den?"

"Apa penampilanku seserem itu?" tanya Brendon berbisik pada diri sendiri, memang keadaannya serba gelap, tetapi harusnya tak semengerikan itu. Oh astaga, tatapan tajamnya masih menusuk, kebiasaan begini sepertinya sudah sangat melekat.

Brendon merasa harus mengurangi intesitas mata elangnya.

"Gak usah." Brendon merutuki diri kemudian, ia merasa tak sopan dengan yang lebih tua dengan ungkapan agak ketusnya.

Sayang, akting masih memaksanya begini sekarang.

"Ba-baik, Tuan. Panggil saja saya kalau ada perlu." Dan dia malah memanggil Brendon Tuan, haduh ....

Tak lama Ginny pun turun, peraga angkuhnya terlihat nyata di hadapan Brendon. Meski demikian kini ia tengah mengagumi setiap inci pakaian serba gelap dan penampilan serba gothic itu, ia bahkan rela berpakaian gelap juga untuk menyeimbangkan baju couple mereka. Mereka padahal hanya kuliah, tetapi mirip ingin ke pesta.

"Kok kamu ... bisa tahu rumahku?" tanya Ginny usai berdeham menyadarkan diri agar tak salah tingkah.

Brendon berdiri, menghampiri Ginny yang berusaha tetap di tempat. "Aku tau semua tentang kamu."

Jantung Ginny terasa ingin lompat, cowok ini dianggapnya posesif dengannya dan semakin membuatnya berbunga-bunga meski menutupi dengan wajah jual mahal. Padahal Brendon bahkan lupa nama belakang Ginny apa.

MY HUSBAND IS A ROCKSTAR [B.U. Series - X]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang