9. "He is not that bad"

908 144 4
                                    

Suasana ruangan itu sangat mencekam, hening, sikap dingin, dan marah menjadi satu. Jay duduk tepat di depan kedua orang tuanya danSunghoon menemani di sebelahnya.

"gak nyangka kamu bakal nanggepin surat mama" ucap nyona Park lalu meminum segelas wine yang sudah di sediakan.

"sebenarnya aku nggak mau, buat kesini aja aku nggak niat" ujar Jay dingin membuat ayahnya terpancing emosi hampir bangkit dari kursi nya sebelum di tahan.

Tuan Park mencoba untuk tetap tenang dan sabar, hari ini kesehatannya kurang baik, dia tidak ingin menyia-nyiakan emosi nya hanya untuk berteriak pada putra nya sendiri.

"kenapa kamu kabur?" pertanyaan itu langsung di lontarkan oleh tuan Park pada Jay.

Jay tersenyum mendengar nya, ini yang dia tunggu-tunggu.

"awalnya gak rencana kabur sih, masih mau tinggal karena aku sayang papa sama mama. Tapi, semakin dewasa rasanya makin menjengkelkan tinggal sama orang tua kayak papa sama mama"

"Jay kamu apa-apaan sih?! siapa yang ngajarin kamu ngomong kayak gitu?! kamu gak tau ya susahnya ngerawat kamu?! mama harus bertarung nyawa waktu lahirin kamu!!"

Jay tersenyum kemenangan karena berhasil memancing ibunya, "ya itu dia tujuan aku kabur, biar nggak nyusahin mama lagi" ujar Jay lalu berdiri dan mendekati kedua orang tuanya, menyentuh pundak mereka.

"gimana aku nggak jengkel tinggal sama kalian? anak mana sih, yang mau di siksa orang tuanya? anak mana yang mau di pukulin, di tendang, di lecehin, di jadiin asisten rumah tangga sama orang tua nya sendiri sampai mental nya kena?" Jay berbicara dengan tenang membuat kedua orang tuanya bungkam.

Mengingat betapa kelamnya masa lalu itu. Jika di berikan untuk memutar waktu, dia tidak ingin memutar waktu itu lagi. Kalau bisa dia ingin menghapus memori itu atau tidak hidup sama sekali.

"kalian memang ratu sama raja, yang di hormatin masyarakat di luar sana. Sayang aja, mereka gak tau busuknya kalian sama kedua putra nya "


Plak!!


Satu tamparan keras mendarat di pipi Jay, ibunya yang menamparnya. Sunghoon sampai berdiri tetapi Jay menyuruh nya untuk tetap duduk dan tenang. Apa dia khawatir? tentu, Sunghoon khawatir tidak main, dia tidak bisa melihat sahabatnya seperti ini.

"kamu ini nggak sopan banget sama orang tua!!" teriak nyonya Park.

Jay menyentuh rahang nya lalu menatap sang ibu, "mama baru inget ya gituin aku sama Jungwon?"

Ibunya itu siap memberi tamparan lagi tetapi di tahan oleh tuan Park, "pergi kamu, Jay. Nggak usah balik ke sini lagi, keluar!!"

Jay terkekeh setelah ayahnya membentak, "siapa juga yang mau balik ke sini? let's go Jungwon, kita di usir"

Brus!

Adiknya itu muncul di belakangnya dengan tatapan sendu menatap kedua orang tuanya, dia menunduk lalu mengikuti Jay dari belakang. Ayah dan ibunya itu juga terkejut melihat Jungwon yang sudah semakin dewasa. Sejak Jay pergi, putra nya yang satu itu tidak pernah terlihat lagi.




Jay menatap ke jendela, melihat gedung-gedung yang dia lewati. Jungwon menatap kakaknya, mobil itu menjadi sangat sunyi. Sama dengan Sunghoon, Jungwon juga sangat khawatir pada kakaknya.

"don't worry, you did a great job" ujar Jungwon membuat Jay langsung menoleh, "mama papa memang harus tau kalau mereka salah, gak selamanya bener. Walaupun kalo mereka gak mikirin kata-kata lo, at least lo udah ngeluapin semuanya" sambungnya.

This is JAY [✔]Where stories live. Discover now