11. Still love you

884 118 3
                                    

Jay menatap Aena yang tertidur di bangsal, dia bingung harus apa dan mengatakan apa nantinya jika gadis itu sudah bangun. Dia salah paham dan sekarang rahasia terbesar nya juga di pegang di tangan Aena.

"can you just stop?" kesal Jay pada Heeseung yang terus mondar-mandir, "duduk aja lah santai dia cuma pingsan ntar sadar lagi, panik banget kayanya lo" omelnya.

Heeseung yang terlihat gelisah itu akhirnya duduk dan menatap Aena. Dia menyesal, menyesal karena waktu itu tidak membentak Lena saja sampai Jay harus ikut serta dalam pertengkaran mereka.

Jay memutar bola matanya malas, "gue tau lo nyesel"

Heeseung menoleh karena terkejut, "lo-"

"gue ga baca pikiran lo, gue asal nebak doang dari muka lo" ucap Jay sambil memainkan ponsel nya.

Heeseung mengangguk kecil, "soal identitas lo.. gimana?"

"gimana maksudnya?"

"what are you gonna do? kan lo kabur"

Jay memasukan ponsel nya ke dalam saku celana lalu memalingkan pandangannya,  "kalo gue ke tangkep ya gue balik ke sana, ga tinggal di sini lagi"

Jujur saja, sedih rasanya melihat Jay seperti ini, Heeseung tau jelas bagaimana kondisi temannya yang satu ini. Heeseung juga salah satu saksi saat Jay kabur dari istana nya sendiri, dan mereka sama-sama bertemu di perkotaan.

Bedanya Heeseung tidak kabur, lebih tepatnya pindah dan tentu saja ayah dan ibunya tau hal itu.

Heeseung pindah ke perkotaan setahun setelah Jay di nyatakan kabur dari istana. Lalu mereka berteman saat sudah masuk kuliah bersama. Itu sebabnya dia bisa mendapat undangan makan malam beberapa minggu yang lalu.

Jay berdiri dari duduknya, "you better talk to her later, selesaiin masalah nya. Dia gak mau lo pergi" ucapnya dan segera pergi namun Heeseung menahan nya.

"i will help you"

Jay mengerutkan keningnya, "soal apa?"

"identitas lo yang kesebar, gue bakal bantuin lo biar ga balik ke sana" kata Heeseung. Dia merasa ada hutang budi.

"mau gimana pun gue juga bakal tetep di tangkep"

"nggak, gue gak akan biarin temen gue di siksa lagi sama orang tuanya, like bro what?. Gue janji, gue ga akan biarin lo ke tangkep, sebagai ucapan makasih juga karena lo udah bantuin tenangin Aena waktu itu" ujar Heeseung.

Jay harus berpikir dua kali soal ini. Benar jika dia butuh bantuan Heeseung, tetapi dia juga merasa akan percuma. Bagaimana pun caranya, sekarang ini dia sedang di anggap sebagai buronan atau semacam nya yang pasti bisa tertangkap kapan saja.

Di tambah yang mencari nya itu bukan hanya satu orang. Polisi dan orang-orang di luar sana pasti sangat banyak untuk mencari dirinya.

"i'm a psychopath, Heeseung. Udah pantes gue balik ke sana dari pada gue buat ulah di sini bunuhin orang"

"gue tau tapi-"

"lupain aja, thanks for the help but i don't need it" ucap Jay lalu pergi.

Heeseung menghela nafas, dia tidak menyangka Jay akan berkata seperti itu saat dia berniat untuk membantu nya.

"oh god, he is so funny"

Heeseung tersentak dan berbalik mendengar Aena yang tiba-tiba berbicara. Tetapi gadis itu terlihat masih tertidur di bangsal, masih menutup mata dan malah membuat Heeseung takut.

"na lo udah bangun?" tanya laki-laki itu memastikan.

"Jay Park is the dummiest person ever"

Heeseung menyentuh dada nya sambil menghela nafas setelah mengetahui apa yang terjadi, "Ni-ki get out from her body"


Brus!


"kok kakak tau?!" omel Ni-ki kesal setelah memperlihatkan dirinya.

"jangan lakuin itu lagi, dia belum sadar"

"ya makanya, kan seru kalo rasukin badan orang yang masih tidur"

"Ni-ki" Heeseung menatap sang adik.

Laki-laki itu memutar bola matanya, "iya nggak lakuin lagi, jadi males main sama kak Hee" 

Ni-ki menghilang setelah mengomel, Heeseung hanya menggelengkan kepalanya dan mencoba memaklumi kelakuan adiknya yang satu itu.

Dia kembali duduk lalu menggenggam tangan Aena, berharap gadis itu bangun secepat mungkin agar dia bisa menjelaskan semuanya.

"hey, wake up" ucap nya pelan sambil mengusap punggung tangan Aena, "i'm sorry, gue pengecut banget bukannya langsung ngomong sama lo. I love you, my princess "

Jay melirik pintu ruangan itu, dia mendengar setiap ucapan Heeseung pada Aena. Sebenarnya dia bertujuan untuk langsung pergi tetapi tiba-tiba dia mendengar Heesung berbicara sesuatu. Itu sebabnya dia malah diam di sana.

Jay menarik nafas dalam-dalam lalu berjalan, pergi untuk tidak menguping lebih lanjut.


~~~


Aena tidak mengatakan satu kata pun, dia hanya diam dan mengayunkan kaki nya yang tidak menyentuh rumput, tidak menatap Heeseung sama sekali. 

Setelah tadi dirinya sadar, dia ingin menghindar dari Heeseung. Tetapi laki-laki itu terbangun dari tidur nya dan pada akhirnya mereka berbicara di taman kampus.

"i'm sorry" Heeseung membuka percakapan sambil menunduk.

Aena sendiri bingung dia harus bagaimana dan untuk apa Heeseung meminta maaf? otak Aena rasanya ingin pecah. Dia bingung harus berpikir apa terlebih dahulu dan dari mana menghadapi masalahnya. 

Dia masih ingat Jay bilang kalau dia adalah pangeran yang di cari itu dan sekarang dia harus bertemu dengan Heeseung yang pada dasarnya dia tidak ingin bertemu dengannya.

"gue udah suruh Lena buat ngejauh, lo tau kan Lena orangnya kayak gimana? jangan sampe hubungan gue sama lo selesai cuma gara-gara dia. Maaf gue gak jelasin ke lo waktu itu"

Ah masalah itu rupanya. Aena mengerti, dia tau Heeseung tidak akan berselingkuh, dia tau jelas itu tidak akan pernah terjadi.

"yaudah.. lupain aja, gue udah gak mikirin masalahnya" ucap Aena pelan.

Heeseung menoleh, "lo maafin gue?"

Aena mengangguk. Rasanya langsung lega, Heeseung memeluk Aena dengan erat. Dia merindukan gadis itu, merindukan seluruh kasih sayangnya.

Namun, Aena sendiri tidak yakin dia benar-benar memaafkannya atau tidak. Dia berbicara tanpa berpikir terlebih dahulu. 

Lena mendecak kesal melihat Heeseung dan Aena yang berpelukan di kejauhan sana. Dia sudah memperhatikan mereka dari beberapa menit yang lalu.

"lo kenapa sih?" tanya Yuri.

"itu Aena ngambil Jay gue, sekarang dia malah baikan sama Heeseung"

Yuri menatap kedua pasangan itu yang duduk damai di sana sambil mengobrol, "lo kalah cantik sama Aena sih"


Plak!


Pukulan keras mendarat di lengan Yuri, Lena menatap sinis sahabatnya itu, "lo juga"

"nggak ya, gue mau nya sama Sunghoon bukan Heeseung" 

Lena tiba-tiba punya ide lalu menghadap ke Yuri, "gimana kalo kita kirim ke Aena kayak foto palsu Heeseung sama cewe lain?"

"basi deh"

Percakapan mereka berhenti di sana dan menatap tanah yang di pijak, memikirkan rencana sampai akhirnya Yuri mendapatkan rencana yang hampir persis seperti ide Lena. Dia menjelaskan nya dengan detail pada temannya itu.

Lena mengangguk lalu tersenyum licik, "habis ini Aena sendirian, gue yang menang"




To be continued...

This is JAY [✔]Kde žijí příběhy. Začni objevovat