Bonus chapter : Beloved Villain

917 126 4
                                    

Jam 10 pagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam 10 pagi. Korea Selatan. Kota Seoul. 4 Tahun setelah tragedi pangeran psikopat. Rumah keluarga Park.

"Aeyli yang ini yang ini, itu bukan pasangannya" ujar Jungwon menunjuk puzzle nya pada gadis kecil itu.

Gadis kecil dengan rambut sepunggung dengan mata hitam yang cantik dan bulu mata yang panjang. Aeyli menggemaskan itu beberapa kali membuat Jungwon ingin pingsan saking gemas nya.

"kakak, itu pasang di sana" kata Aeyli.

Jungwon mengambil 1 puzzle yang di tunjuk Aeyli, "ini?"

Aeyli mengangguk. Jungwon memasang beberapa puzzle dan menunjukkannya pada Aeyli, "liat, udah mau selesai" ujarnya membuat Aeyli bertepuk tangan sambil tertawa.

Hati Jungwon meleleh melihatnya, semenjak setelah tragedi menyeramkan itu, kehadiran Aeyli membuat hidup Jungwon sangat berwarna. Dia seperti mempunyai adik kandung. Jungwon juga membantu merawat Aeyli dengan baik seperti yang dia katakan saat di rumah sakit waktu itu. Hidupnya jauh lebih bahagia saat ini.

"Aeyli"

Jungwon menepuk pundak gadis itu, "Aeyli, kamu di panggil"

"iya, mah?" gadis kecil itu berlari ke arah dapur setelah menaruh mainannya di karpet. Jungwon tertawa melihat Aeyli yang berlari dengan kaki kecilnya itu.

Aena berlutut untuk menyamakan tingginya dengan Aeyli, "siap-siap ya, kita mau pergi"

"kemana?"

"nanti kamu tau, ganti pakaian sama bibi ya"

Aeyli mengangguk lalu mendekati bibi Kim yang ada di sebelah ibunya, dia adalah pelayan setia Aena. Aeyli di gandeng dan di ajak ke kamar untuk mengganti pakaian.

Aena menghela nafas berat lalu mengambil jaket nya berjalan menuju pintu utama. Rasanya berat sekali belakangan ini. Dia sudah memiliki pekerjaan sebagai pegawai di perusahaan dengan gaji tinggi, dan beberapa hari ini ada sedikit masalah yang menimpanya. 

Dia bukan lelah fisik, tetapi lelah secara mental dan berpikir. 

"udah?"

Aena mengangkat kepala nya lalu mengangguk, "tinggal tunggu Aeyli"

Sunghoon mengangguk lalu tersenyum, "gimana perasaan mu?"

"ya.. lumayan gugup. Udah lama nggak ketemu"

"rasa gugup pasti selalu ada" ujar Sunghoon membuat Aena tersenyum. Laki-laki tinggi di depan nya ini, menemani nya setelah 4 tahun terakhir.

"mamah!"

Aena melihat Aeyli yang turun bersama bibi Kim, Aena menggendong putri nya dan segera menuju ke mobil setelah berterima kasih pada pelayannya. Kali ini, yang menyetir adalah Sunghoon, Aena menyuruh supir mereka untuk diam di rumah saja.

Jadi yang ikut hanya dua bodyguard untuk keamanan mereka. Perjalanan sekitar 25 menit. Mereka sampai di tujuan dengan selamat, yaitu kantor polisi.

Mereka masuk dan meminta pertemuan pada polisi. Aena duduk di kursi dengan pembatas kaca di depan nya. Sunghoon menggandeng Aeyli di sebelahnya, berdiri.

Tak lama, seorang laki-laki muncul dengan baju tahanan. Mereka saling bertatapan, sudah lama tidak bertemu.




Jay Park.



Dia di penjara seumur hidup. Kenapa tidak di hukum mati? karena dia mempunyai penyakit mental yang serius, dia di tempatkan di penjara khusus untuk menjalankan pengobatan terhadap mental nya juga.

Aena tersenyum saat laki-laki itu duduk di hadapan nya, "long time no see, honey" ujarnya.

Jay mendengus mendengar panggilan itu, "you still remember me"

"of course, you're my beloved villain" ujar Aena. Itu menumbuhkan rasa berbunga-bunga di hati Jay.

"kabarmu baik? kamu sehat?" tanya laki-laki itu.

Aena mengangguk, "sangat baik, aku merindukanmu"

Jay kembali tersenyum. Dia juga merindukan Aena, banyak sekali perubahan terhadap perasaannya 4 tahun belakangan ini. Dia menatap Sunghoon di sebelah Aena, "and you"

Sunghoon tersenyum, "kamu belum berubah"

"ya.. rasanya makin gila" balas Jay membuat Aena dan Sunghoon tertawa.

" there's someone who wants to meet you" ujar Aena. Jay mengerutkan keningnya bingung.

Aena menggendong gadis kecil itu setelah gandengan nya di lepas oleh Sunghoon. Jay melotot, hatinya rasanya terbelah berkeping-keping. Remuk. Remuk habis-habisan. Gadis kecil itu mirip dengan ibunya. Cantik, tidak bersalah, dan penuh kebahagiaan.

"Aeyli look!" ujar Aena sambil menunjuk Jay. 

Aeyli berbalik, "papah!" seru nya tersenyum.

Jay ikut tersenyum, jadi ini rasanya mempunyai perasaan? ini rasanya mempunyai hati? dia bisa merasakan penyesalan sekarang, tidak sadar dia sampai meneteskan air mata. Dengan rasa pedih di hatinya, dia melirih, "Aeyli.. papa minta maaf, ya"







End.

This is JAY [✔]Where stories live. Discover now