10| Keajaiban Bagi Manusia

11 1 0
                                    

Pertama kali tiba, kami disambut deru kendaraan berbunyi bising. Terik matahari yang menyengat sungguh membuatku tak terbiasa di lingkungan ini, dengan napas tak sesegar beberapa waktu lalu  saat di Inutilia. Dengan kepadatan ini—bahuku terus disenggol seseorang. Aku tahu kalau sekarang tengah berada di tengah keramaian kota.

“Wow! Tempat ini menakjubkan. Ini rumahmu, kan?” Nada suara Mrs. Ivy terdengar beringas. Maksudku, beringas dalam artian lain.

Boleh diakui kalau ini duniaku. Tapi aku tak cukup mampu bila harus berperan sebagai Mrs. Ivy ketika di Inutilia. Aku harus puas, jika dipanggil tuan rumah yang tidak paham dengan rumahnya. Baik, mungkin cukup, berhenti berpikir tolol. Karena seharusnya Mrs. Ivy pasti mengerti bagaimana aku.

Tunggu, kenapa aku merasa aneh? Iya, situasi semakin sepi. Sebab Mrs. Ivy diam saja. Di tempatku berdiri memang ramai. Tapi walaupun begitu, suara cempreng Mrs. Ivy tidak ada yang bisa mengalahkan.

“Kenapa kalian diam?” tanyaku.

“Ada apa?” sahut Mrs. Ivory.

Jangan katakan kalau Mrs. Ivy menghilang. Oh ya ampun, karena terlalu ramai. Aku tidak sempat memperhatikan langkah Mrs. Ivy. Aku harus mengelus dada, wanita dewasa itu bertingkah seperti anak-anak.

“Halo, Nyonya,” seseorang yang tidak dikenal menyapa.

“Ha ... halo,” balas Mrs. Ivory canggung.

“Kostum yang bagus,” kata orang itu lagi. Dari suaranya dia seorang pria.

Mrs. Ivory tidak lekas menjawab. Terkesan dia Dia terkesan bingung ingin menjawab apa. Andai aku bisa melihat pakaian yang dikenakan Mrs. Ivory. Apa aku akan bertanya seperti yang ditanyakan sang pria?

“Oh, sepertinya kau tidak suka bertemu orang asing. Maaf, Nyonya. Aku pergi dulu, da ....”

“Mrs. Ivory?” panggilku.

“Iya, Nak?”

“Di mana Mrs. Ivy?”

Mrs. Ivory berdehem panjang. Kemudian memegang pergelangan tanganku. “Sepertinya, Mrs. Ivy sudah pergi bersama Mac Harmon dan Eniyan.”

Aku menjambak rambut frustrasi. Berpikir akan seberapa panjang perjalanan ini. Mana harus ke sawah lagi, yang aku sendiri tidak tahu lokasinya. Sebelum itu, kami harus menghadapi masalah yang  ada di depan. Mencari keberadaan Mrs. Ivy dan yang lain.

“Mrs. Ivory. Di sini sangat ramai, kalau terlambat mereka benar-benar tidak akan ditemukan.”

“Baiklah, Nak. Ayo.”

Tubuhku terseret mengikuti arah langkah Mrs. Ivory. Beberapa kali terhalang akibat menabrak badan manusia yang jauh lebih besar. Membuatku tersangkut-sangkut, dan memperlambat jalan. Dalam hati aku berdoa. Semoga Mrs. Ivy menggandeng Mac Harmon dan Eniyan. Jika tidak, mereka bertiga akan terpencar.

“Mrs. Ivory hati-hati. Nanti kita tertabrak kendaraan. Kau tahu kendaraan, kan?!” tanyaku bersuara lantang. Karena takut suara ini terendam bisingnya perkotaan.

“Iya, di Inutilia ada bayak kendaraan rusak.”

“Iya, tapi di sini kendaraannya bisa bergerak.”

“Benarkah?” Mrs. Ivory seperti terkejut.

“Memangnya kita di mana?” tanyaku.

“Tidak tahu, tapi lantainya berwarna hitam. Dan kita sedang memijak garis putih di tengah.”

Emosiku naik seketika. “Mrs. Ivory, cepacepat.t la ri! . Kita harus menepi. Atau tidak kita akan tertabrak.”

Mrs. Ivory kembali melanjutkan aksinya. Berlari, hingga aku terjatuh. Dia mulai menggendongku sampai akhirnya kami berhenti. Tak lama angin beserta suara iringan mesin terlintas, membuat rambutku sedikit beterbangan. Apakah itu nyaris saja?

“Hei, apakah itu mereka?”

Belum hendak merespons, aku turun dari gendongan lebih dulu. Mengatur napas sejenak. “Jika memang iya, kita harus ke sana. Memangnya apa yang mereka lakukan?”

“Tidak tahu, mereka menonton seseorang yang sedang bernyanyi.”

Dalam sepengingatku. Yang bernyanyi di tengah keramaian kota hanyalah pengamen jalanan. Syukurlah, aku tidak bisa membayangkan jika mereka hilang karena sedang asyik makan di restoran. Atau sedang mencoba baju-baju di mal.

“Mrs. Ivory, kalian ke sini?” tanya Mrs. Ivy.

Tuhan, apa yang terjadi. Kenapa tiba-tiba kami di sini? Astaga aku baru ingat kalau Mrs. Ivory bisa berpindah tempat. Dan kenapa, aku merasa sangat takut. Terutama ketika suara yang tak kukenal berbicara, “Dari mana kalian datang?”

Aku menarik tangan Mrs. Ivory. Berharap dia akan menunduk dan mendekatkan telinganya ke bibirku. Setelah hal itu terlaksana. Aku mulai berbisik, “Mrs. Ivory para manusia tidak terbiasa jika kau menunjukkan keajaibanmu. Jadi, jangan pakai keajaiban di depan mereka.”

“Baiklah, mungkin aku akan membicarakannya juga dengan Mrs. Ivy.”

“Apa kalian pesulap?” tanya orang itu. Dia seperti tidak mau melanjutkan aksi nyanyinya.

“Iya,” jawabku cepat.

Aku tidak tahu, tapi kurasa orang itu mengangguk. Kemudian kembali bernyanyi sembari bermain gitar. Aku ingin mendengar musik ini lebih lama. Terbuai dibawa hanyut oleh lantunan syair. Akhirnya, semua kandas saat orang-orang terjerit.

Bukan hanya itu, langkah kaki semua orang terdengar menjauh. “Apa yang terjadi?” tanyaku

“Mrs. Ivy, dia berubah jadi raksasa,” jelas Mrs. Ivory getir.

Sungguh, rasanya mau tidur saja. Padahal kami baru saja terlepas dari satu tuduhan. Kini ditambah satu lagi yang tak mungkin bisa diperbaiki. Lagi pula, apa untungnya Mrs. Ivy melakukan itu?

“Kenapa dengan mereka?” tanya Mrs. Ivy seolah tanpa dosa.

“Mrs. Ivy, kau membuat manusia takut. Cepat kembali ke ukuran normal,” desak Mrs. Ivory.

Tidak tahu selanjutnya. Tapi yang pasti, Mrs. Ivy akan menurut. Lalu apa, tidak ada yang bisa diperbaiki. Mungkin tak lama lagi, akan datang rombongan polisi. Kami harus bertindak cepat.

“Kita harus segara pergi,” kataku.

“Ke mana?” tanya Mrs. Ivy.

Aku menggeleng cepat. “Tidak tahu, yang penting pergi. Cepat sebelum terlambat.”

Semuanya sepi. Mrs. Ivory tampak sudah membawa kami ke tempat lain.

“Sebelum kita pergi, apa kalian melihat Mac Harmon?” tanya Mr. Ivory.

Ternyata kami belum pergi. Dugaanku salah. Bukan hanya itu, kondisi semakin memburuk. , .Mac Mac Harmon hilang. Ya ampun Mrs. Ivy, ini pasti salahmu. Kami tidak bisa pergi, harus mencari Mac Harmon lebih dulu. Tapi sementara itu, aku yakin polisi tak lama lagi akan datang dan menangkap kami.

“Itu Mac Harmon, ada seseorang yang membawanya!” teriak Mrs. Ivy.

Mac Harmon diculik?

Mac Harmon diculik?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Saving Mosquito [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang