12| Kegelapan

2 1 0
                                    

“Huh ...,” dengkusku setelah puas menipu Petani Tua. Kepuasan ini membuatku seperti orang jahat. Mungkin tidak apa, kebohongan demi mencapai suatu kebaikan bukanlah masalah besar. Malangnya, Mr. Ivory tampak paling bersalah di sini.

“Ya ampun, kenapa kita menipu Petani Tua tadi? Seharusnya ada cara lain.”

“Tenanglah, Mrs. Ivory. Seminggu yang akan datang dia tidak mungkin mempermasalahkannya.”

“Kita tidak tahu hati seseorang, Mrs. Ivy.”

“Mrs. Ivy, Mrs. Ivory.” Mrs. Ivana datang di tengah perdebatan. “Nanti saja kita mempermasalahkan itu. Di mana bahannya?”

Mrs. Ivory terkejut dengan berucap ‘oh’ singkat. Langkahnya mendekat ke arah Mrs. Ivana. Lalu kembali lagi berdiri di sampingku.

Sekarang aku sibuk berkelana di pikiranku sendiri. Jauh sekali. Tentang, betapa menyeramkannya jika aku kembali ke rumah setelah tugasku selesai.

“Mrs. Ivory. Apa aku akan pulang setelah ini?” tanyaku menundukkan kepala. Berharap yang mendengar hanya Mrs. Ivory. Karena menurutku ini memalukan.

Mrs. Ivory menyikut lenganku seraya memegang kedua bahuku. “Iya, Nak. Tempatmu bukan di sini, tetapi bersama seseorang yang kaupanggil Bibi Anna. Ingat pesanku, berperilaku baiklah pada bibimu itu. Apa kau bisa?”

Ragu. Namun, pada akhirnya aku mengangguk. Walau tak sepenuhnya yakin. Akan tetapi, aku harus mengingatnya karena yang memberi titah adalah Mrs. Ivory seorang wanita yang memancarkan aura yang sama seperti ibuku. Akan kuusahakan.

“Kau tidak perlu bersedih, Nak. Kami akan sering mengunjungimu. Sekalian, Eniyan dan Mac Harmon juga akan ikut,” kata Mrs. Ivy secara perlahan mengelus pipiku.

Aku mengangguk lagi.

“Kami tak sabar ingin segera mengunjungimu lagi, Nak.” Mrs. Ivana menambahi.

“Mrs. Ivana? Kenapa kau memilihku sebagai anak laki-laki yang harus menyelamatkan nyamuk?”

“Mrs. Ivy!” teriak Mrs. Ivory.

Aku berkeliling di tempat. Hanya ini sedikit usaha yang bisa kulakukan agar tahu pasti dari mana asal keributan? Dari suara khas tiap langkah mereka. Aku tahu Mrs. Ivana dan Mrs. Ivory berlari, begitu juga Eniyan. Mac Harmon diam saja. Dan untuk Mrs. Ivy yang namanya diteriakkan. Ada apa?

“Mac Harmon apa yang kaulakukan? Menusuk temanmu sendiri? Mrs. Ivy, kau pasti bisa bertahan,” kata Mrs. Ivory terdengar getir.

Setelah itu, bunyi berkelontang besi terlempar. Menggelinding ke arahku. Aku menyentuh besinya. Harum, sedikit lengket dan kental. Apa ini?

“Mrs. Ivy, bertahanlah!” raung Mrs. Ivory.

Aku terpaku. Anak yang terlahir buta sepertiku, seolah benar melihat kejadian mengharukan ini. Tanganku mengepal, jatuh terlutut dan melempar jauh besi yang sempat kupegang. Mac Harmon, dia melukai Mrs. Ivy.

Cahaya di Inutilia meredup. Setidaknya aku yang tak melihat dapat membedakan terang dan gelap. Inutilia dilanda kegelapan. Apa ini terjadi karena salah satu cahaya Inutilia padam. Mrs. Ivy mati.

Tidak berhenti di situ. “Eniyan!” teriak Mrs. Ivana. Dari hentak kakinya, Mrs. Ivana berlari mengejar seseorang. Aku tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Sampai, aku tidak menyadari di mana keberadaan Mac Harmon sekarang.

Telingaku sensitif sekali. Bunyi berdebam kasar—Mrs. Ivana dan Eniyan berkelahi. Tidak diduga, kalau suara berdebam terakhir terdengar sangat keras. Aku yakin Mrs. Ivana yang tubuhnya lebih besar tumbang. Kenapa tidak? Eniyan dengan pribadi pemarah bisa sangat kuat. Aku pernah mengalaminya.

“Eniyan, kau tidak boleh melakukan ini. Jangan kau apa-apakan alat itu. Kumohon, bukankah kau pernah bilang kau mencintai kami yang ada di Inutilia?” kata Mrs. Ivory.

“Aku berbuat baik karena memiliki tujuan. Menyingkirlah, biarkan aku membebaskan Kegelapan.”

Mrs. Ivory menjerit, tubuhnya terpental hingga menabrakku. Kami sama–sama terguling. Rasanya tidak tega mendorong tubuh Mrs. Ivory yang ada di atasku.

“Apa yang terjadi, Mrs. Ivory?” tanyaku.

Tidak ada jawaban. Mrs. Ivory menghilang.

“Mac Harmon! Jika kau masih di sini, bisakah kau memberikan penjelasan?!Atau tidak aku akan mencari dan membunuhmu!” jeritku sekuat tenaga.

“Aku mencintai Eniyan. Aku ingin membebaskannya dari pengaruh Kegelapan. Dengan kata lain, aku harus mengeluarkan Kegelapan itu dari tubuhnya.”

Aku meneguk ludah. Jadi selama ini Kegelapan itu terperangkap di dalam tubuh Eniyan?

“Untuk membangkitkan Kegelapan. Eniyan harus belajar cara menggunakan alat pabrik karena itu kami pergi dari jam makan. Kami ke ruangan ini, Eniyan belajar menggunakannya selagi para Mrs. Tidak mengetahui.”

“Lalu, kenapa kau membunuh Mrs. Ivy?” tanyaku ragu.

“Sebab, untuk membebaskan Kegelapan. Aku harus meredupkan cahaya di Inutilia. Para Mrs. adalah cahaya. Tak lama lagi, Kegelapan akan bebas. Firasat Mrs. Ivory saat itu tidak meleset.”

“Hanya karena Eniyan kau tega?”

Mac Harmon terkekeh. “Tidak ada yang pernah bilang kalau jatuh cinta itu perbuatan jahat.”

Aku tidak mau membalas bualannya. Cinta benar-benar membutakan seorang Mac Harmon. Ya, kalau diingat-ingat sih wajar saja karena sosok paling dekat dengan Mac Harmon hanya Eniyan. Kabar buruknya, Mac Harmon terkesan sangat tolol. Padahal dia sendiri yang bilang kalau perlakukan baik Eniyan selalu ada Kegelapan di baliknya. Dan dia malah termakan omongannya sendiri.

Berikutnya, aku tidak tahu apa-apa. Pertarungan di depan sudah berakhir. Atau jangan-jangan mereka semua sudah mati. Sialnya dugaanku salah. Eniyan belum mati, dia berteriak, “Kegelapan keluar dari tubuhku!”

Denging panjang menyiksa telinga. Lalu, sunyi seketika. Tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Apa yang terjadi dengan Eniyan? Dan untuk Mrs. Ivana dan Mrs. Ivory. Sulit memang, tapi aku yakin kalau mereka semua sudah menghilang.

“Aku bangkit kembali!” suara itu terdengar menyeramkan. Disusul dengan tawa menggelar. “Akulah Kegelapan.”

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Bersiap untuk konflik besar!

Saving Mosquito [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now