30: Forgiveness

85 13 0
                                    

Seoyun yang sudah menghindari Haruto beberapa hari ini, akhirnya tidak tahan dan memutuskan mencurahkan perasaannya pada Hwayoung, sahabat yang paling dekat dengannya.

"Hwayoung-a" ucap Seoyun sambil memeluk Hwayoung.

"Ada apa, Seoyun? Apa Jaehyuk menyakitimu?" tanya Hwayoung.

Seoyun langsung menggelengkan kepala dengan cepat, "Tidak sama sekali,"

"Lalu?" tanya Hwayoung dengan ekspresi bingung.

"Ada─ pria lain yang menyukaiku, dan aku tidak tahu bersikap apa padanya sekarang," ucap Seoyun.

"Haruto?" tanya Hwayoung to-the-point, yang langsung membuat wajah Seoyun terkejut.

"Hwayoung─ bagaimana─"

"Pria yang berada di sekitarmu hanyalah Jaehyuk dan Haruto, jadi aku bisa menebaknya dengan cepat," ucap Hwayoung dan muka Seoyun menunjukkan kekaguman atas jiwa detektif sahabatnya itu.

"Seoyung suka dengan Haruto?" tanya Hwayoung.

"Tidak tahu. Bersama Haruto, Seoyun senang dan bersama Jaehyuk pun begitu," ucap Seoyun.

"Kalau Haruto dan Jaehyuk pergi dan Seoyun tidak bisa menemuinya lagi, siapa yang membuatmu jauh lebih merasa kehilangan?" ucap Hwayoung.

"Seoyun─ tidak berpikir jauh seperti itu,"

Hwayoung mengusap kepala Seoyun lembut, "Coba pikirkan pelan-pelan dan kamu akan tahu nanti jawabannya."

Seoyun kembali memeluk Hwayoung, "Makasih banyak, Hwayoung."

Hwayoung hanya berdehem sambil menepuk lembut punggung Seoyun.

.

.

.

Hari dimana Junkyu dan Yedam berdue sudah dekat. Mereka benar-benar menampilkan harmonisasi yang baik, sekalipun hati mereka sangat bertentangan saat ini.

"Kyu, ayo kita ke cafetaria bersama," ucap Yedam di sela-sela latihan mereka.

Junkyu yang tidak enak untuk menolak, akhirnya menurut dan mengikuti Yedam.

Sesampainya di cafetaria, suasana ruangan tersebut sangatlah sepi. Belum ada trainee ataupun yang sudah menjadi idol mengabiskan waktu disana.

Yedam dan Junkyu yang duduk saling berhadapan, terperangkap dalam keheningan ruangan tersebut.

"Junkyu─ aku akan mengatakan semuanya," ucap Yedam.

Junkyu lantas menatap Yedam.

"Maaf jika selama ini aku tidak mengaku. Aku─ memang aku sendiri yang meminta masuk grup, yang kusadari akan menggeser posisi Mashiho," lanjut Yedam.

Tangan Junkyu terkepal dengan kuat di bawah meja.

"Kamu─ adalah orang yang sangat tahu kerja keras Mashiho untuk debut," ucap Junkyu dengan suara serak, menahan kesedihan dalam dirinya.

Yedam menganggukkan kepalanya, "Aku tahu, tapi aku juga tidak habis pikir dengan diriku─ yang mengambil keputusan itu."

Junkyu lantas mengangkat tangannya seperti posisi berdoa dan memposisikan kepalanya bertumpu pada tangannya.

"Maafkan aku Kyu, maafkan aku yang mengambil keputusan tanpa pikir panjang, maafkan aku yang sudah menyakiti Mashiho, maafkan aku─ yang merusak pertemanan kita," ucap Yedam dengan menahan air mata yang sudah hampir jatuh dari kelopak matanya.

"Kamu tahu apa yang selama ini membuatku marah padamu? Jauh dibandingkan dirimu yang mengambil keputusan yang menyebabkan Mashiho pergi─ aku sangat marah karena kamu tidak jujur mengakui kesalahan padaku, sahabatmu," ucap Junkyu.

Yedam mengangguk sambil mengusap tetesan air mata yang jatuh, "Aku sangat takut─ untuk mengakuinya padamu."

Junkyu lantas berdiri dan berjalan ke hadapan Yedam. Dapat Yedam lihat tangan Junkyu sudah mengepal dengan kuat.

Di kala Yedam sudah siap untuk mendapat pukulan Junkyu, betapa terkejutnya ia melihat Junkyu yang malah memeluknya.

"Yang salah disini bukan hanya kamu, aku─ mengabaikan panggilannya─ yang menjadikanku sahabat buruk baginya," ucap Junkyu.

"Kyu─"

"Aku memahami bahwa menjadi solois pastilah sulit, sehingga kamu memilih masuk grup. Aku marah─ karena kamu tidak mau jujur sepenuhnya padaku."

Yedam membalas pelukan erat Junkyu, "Terima kasih Kyu, telah menerimaku kembali."

Mereka kembali terdiam dalam pelukan hangat tersebut.

"Apa kamu sama sekali tidak mencoba mencari Mashiho?" tanya Yedam.

"Kamu sendiri?" tanya balik Junkyu.

"Aku tidak sanggup─ jika benar-benar bertemu dengannya,"

"Aku pun begitu, Yedam."

Yedam melepaskan pelukannya dari Junkyu, "Setelah duet, maukah kita mencari informasi mengenai Mashiho bersama?"

Junkyu menganggukkan kepalanya, tanda menyetujui usul tersebut.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Next Chapter:

Haruto dan keluarganya─ sekarang di bandara─ untuk kembali ke Jepang

[Watanabe Haruto - Treasure] The Life of Second LeadWhere stories live. Discover now