5: Getting Close with Her

114 19 0
                                    

Ketika Haruto merebahkan tubuhnya di tempat tidur, ia mendapat pesan dari Jeongwoo.

Bestfriend Uwu

Sedang Sibuk?

                                                                                                                          Tidak, Kenapa?

Bestfriend Uwu

Mau kerja part-time?

                                                                                                                                                     Maksudnya?

Bestfriend Uwu

Kamu pernah bilang ingin kerja part-time di waktu weekend

                                                                                                                            Ah iya, benar. Ada berita lowongan?

Bestfriend Uwu

Mau part-time di café milikku?



Haruto sebenarnya ingin, hanya saja ia ragu. Ia hanya takut orang-orang bergosip dengan mengatakan dirinya memanfaatkan Jeongwoo untuk mendapatkan pekerjaan tambahan. Ia tidak masalah diomongkan orang, tapi ia tidak suka jika sahabat-sahabatnya turut menjadi bahan cibiran mereka.



Sebenarnya aku mau, tapi apa tidak apa?

Bestfriend Uwu

Kenapa?

                            Aku hanya tidak ingin orang jadi membicarakanmu jika tahu aku bekerja di cafemu



Tidak sampai 15 detik dari saat Haruto membalas, ia sudah mendapat telepon dari Jeongwoo. Jeongwoo langsung bertanya beruntun apa ada lagi yang mem-bully Haruto. Haruto hanya tertawa dan mengatakan itu tidak benar. Ia pun mengutarakan keraguannya dan Jeongwoo mengatakan tidak perlu mencemaskan hal tersebut. Dan seperti biasa, Jeongwoo langsung memutuskan Haruto bekerja di café-nya sebelum Haruto mengatakan iya. Dan seperti biasa juga, Haruto akan menuruti semua yang diucapkan Jeongwoo.

.

.

.

Haruto melihat pantulan dirinya di cermin. Kaos putih dengan jaket hitam bermotif naga dipadukan dengan celana hitam ketat. Jeongwoo bilang tidak perlu berpakaian formal sehingga Haruto menggunakan pakaian yang ia biasa gunakan. Ditambah dengan sepatu converse putih kesukaannya, dia siap untuk ke café Jeongwoo hari ini.

"Anak ibu sudah ganteng pagi-pagi. Mau kencan?" ucap Jisoo, ibu Haruto, begitu melihat anak laki-lakinya yang sudah berpakaian lengkap.

"Tidak, Bu. Haruto mau kerja part time," ucap Haruto.

"Kenapa kerja part-time? Uang jajan dari ibu kurang?" ucap Jisoo heran.

Haruto lantas memeluk sang ibu dari belakang, "Tidak, uang ibu sangat cukup. Hanya saja Haruto ingin coba kerja,"

"Kamu kerja hanya waktu weekend, kan? Jangan sampai ganggu sekolah, Haruto," ucap sang ibu dimana Haruto langsung menyematkan jari kelingkingnya ke kelingking ibunya, tanda dia setuju.

"Ngomong-ngomong, kamu bekerja dimana?" ucap Jisoo sebelum Haruto benar-benar keluar dari rumah.

"Café Jeongwoo," ucap Haruto sambil keluar rumah.

Rose punya café? Aku baru tahu, batin Jisoo sambil melihat kepergian anaknya.

.

.

.

Sangat mudah bagi Haruto untuk menemukan lokasi café Jeongwoo. Tempatnya di tengah-tengah pusat perbelanjaan sehingga akses transportasi pun gampang.

Haruto mencoba masuk café yang sepi dimana terdapat dua orang pemuda saling berbincang.

"Haruto, sini," ucap Jeongwoo dan Haruto mendekat.

"Ini Yoshi hyung, yang sudah bekerja dari awal disini dan primadona café kami," ucap Jeongwoo dimana Yoshi langsung menjitak kepalanya.

"Ini Haruto, hyung. Yang mau bantu di café tiap weekend," ucap Jeongwoo dimana Yoshi menganggukkan kepala.

"Berarti yang belum datang satu orang lagi ya?" ucap Yoshi.

Belum sempat Haruto bertanya, ia melihat seseorang yang membuka pintu. Seorang gadis dengan dress selutut warna hijau bermotif kotak-kotak. Dipadukan tas kecil dan flatshoes warna senada.

"Wah, Seoyun, kamu terlihat manis sekali jika seperti ini," ucap Jeongwoo dimana Haruto hanya bisa menatap dalam diam.

"Haruto, sorry aku belum cerita. Jadi Miyoung, teman Junkyu, bilang kalau Seoyun mencari kerja part time juga. Berhubung aku ada dua slot pekerja, jadi aku tawarkan ke kamu dan Seoyun," ucap Jeongwoo panjang lebar.

"Kalau begitu, Haruto, Seoyun, kalian bisa belajar sama Yoshi hyung dan café kita dibuka setengah jam lagi. Yoshi hyung sangat baik, jadi kalian tidak perlu sungkan bertanya," ucap Jeongwoo kembali.

Tidak selang lama, Jeongwoo mendapat panggilan dari seseorang.

"Aku baru mau kesana dari café. Keluarlah jika aku sudah sampai lobby ya," ucap Jeongwoo pada seseorang yang diteleponnya, "Untuk kemananya aku tidak bisa beritahu sekarang. Yang penting percaya saja padaku."

Semua yang berada disitu sengaja tidak sengaja menguping pembicaraan Jeongwoo karena anak ini sama sekali tidak menurunkan volume suaranya.

"Oh iya, aku bawakan baju yang kubelikan minggu lalu. Aku tidak suka kalau pergi denganku masih pakai baju kantor. Aku pastikan akan segera sampai disana. Bye" ucap Jeongwoo sambil memutuskan teleponnya.

Jeongwoo tersenyum lebar setelah melakukan panggilan tersebut.

"Wo, sebelum pergi, jangan lupa ambil kuenya dulu," ucap Yoshi dimana Jeongwoo langsung menepuk dahinya.

"Hampir saja lupa. Makasih, hyung," ucap Jeongwoo saat Yoshi memberikan cheese-cake mini padanya.

"Semoga harimu menyenangkan, Wo," ucap Haruto dimana Jeongwoo berlari keluar dari café sambil membawa cheese-cake tersebut.

Jangan-jangan rumor Jeongwoo mengencani wanita dewasa memang benar? pikir Seoyun sambil melihat kepergian Jeongwoo.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Next Chapter:

Foto selanjutnya memperlihatkan Jeongwootersenyum manis ketika pipinya dicium oleh sang wanita.              

[Watanabe Haruto - Treasure] The Life of Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang