30. BEKERJA SAMA

127 13 2
                                    

"Aku janji, setelah semua selesai aku bakal menjauh dari Mark. Satu kali ini aja, Catrine, aku mau kita akur."

- BINOCULARS GIRL -

Happy Reading ❤❤

Catrine mendekati Melati dengan wajah penuh amarah. Tangannya terulur guna menjambak rambut gadis itu. Namun, ditepis oleh Fia. Kedua anak Hima tersebut saling bersitegang. Kilatan penuh kebencian terpancar dari mata Catrine dan Fia. "Lo enggak usah ikut campur deh, Fi. Ini bukan urusan lo!" hardik Catrine.

Kedua bahu Melati mulai bergetar ketakutan. Ia tahu dirinya sudah salah masuk ke kandang singa seorang diri. Fia yang ada di sampingnya berusaha menenangkan. Ia memandang Melati seolah-olah berkata, tenang ada gue di sini.

"Mark, lo angkut deh cewek lo. Dia di sini juga enggak ada gunanya," kata Fia sinis.

Bukannya mendukung pernyataan Fia, Mark justru memiliki pandangan lain. "Lo yang udah ngizinin Melati masuk? Atas dasar apa lo memberikan akses ke orang asing? Lo ketua di sini, Fi?"

Fia terdiam seketika, sementara Catrine tersenyum puas. Ia menatap Fia rendah. "Harusnya lo tuh sadar diri, Fi. Lo di hima cuma sebagai sekretaris. Enggak boleh lo seenaknya membiarkan orang lain masuk, apalagi dari fakultas lain. Lo tuh udah bertindak di luar dari wewenang tahu enggak."

Perkataan Catrine membuat Fia semakin muak. Selama ini yang selalu berkelakuan melebihi wewenang itu adalah Catrine. Ingat, dia bahkan pernah duduk di tempatnya Rian tanpa permisi. 

Melihat Fia diserang dua orang sekaligus, Rian tak tinggal diam. Laki-laki itu melangkah berdiri di depan Fia, menghadapi Catrine dan Mark. "Gue yang mengizinkan Melati masuk. Gue kan wakil HIMA. Selama Mark tadi belum datang, sementara waktu wewenang itu gue yang pegang."

Mendengar Rian membela Fia dan Melati, Catrine menjadi kesal. Ia menarik tangan Rian, hingga laki-laki itu bergeser ke samping. "Lo enggak usah belain mereka, Yan. Gue enggak suka."

Mark menatap wakilnya lekat. Rian salah satu sahabatnya yang terdekat dan tentu Mark tidak mau sampai dia berbeda haluan dengan Rian. Cukup sekali persahabatan Mark hancur karena cewek pada saat masa SMA. Jangan sampai di masa kuliah kini hal itu terulang lagi. "Lo tahu 'kan kalau Melati ini dekat sama Mike. Dia bisa aja jadi mata-mata si bajingan itu. Lagipula Melati adalah orang yang gue curigai sudah menyebarkan video dan berita palsu. Gue enggak suka dia ada di sini."

Melati menunduk dalam. Menyaksikan anggota HIMA bertengkar karenanya membuat ia terluka. Gadis itu perlahan memberanikan diri untuk maju. Melati harus meluruskan segalanya sebelum cek-cok semakin parah.

"Mark, aku datang ke sini dengan baik-baik. Aku enggak mau nyari ribut. Aku dapat petunjuk tentang siapa yang menyebarkan video perkelahian kamu sama Mike. Aku mau buktiin ke kamu bukan aku pelakunya." Melati berkata dengan suara yang terdengar lirih. Kedua matanya memandang Mark dalam. Berharap laki-laki itu bisa menyadari kejujuran dari ucapannya.

"Lo pikir gue percaya?"

Skakmat. Melati hanya dapat menghela napas dalam. Hilang sudah harapannya untuk mendapat kepercayaan Mark. Gadis itu perlahan kembali melangkah mundur. Ia tidak sanggup memandang wajah Mark dari jarak dekat.

"Belajar sadar diri deh lo, Cewek Cengeng! Pergi sana!" Tanpa aba-aba, Catrine mendorong bahu Melati dengan keras, membuat gadis itu oleng. Untungnya ada Rian yang sigap menyangga tubuh gadis itu.

"Catrine!" peringat Rian. Laki-laki itu lalu meminta Fia untuk mendekap Melati dan melindunginya dari Catrine.

"Mark dengerin gue. Melati ke sini mau bekerja sama dengan kita untuk memperbaiki citra lo yang udah buruk. Gue bisa jamin Melati enggak ada kaitannya sama penyebaran video tersebut," jelas Rian.

"Lo enggak tahu apa-apa, Yan. Lo enggak tahu selama ini dia selalu mihak Mike dibanding gue." Mark menunjuk Melati. Raut wajahnya terpancar penuh kekecewaan. Laki-laki itu mengusap wajah kasar. "Lebih baik lo pergi aja dari kehidupan gue, Mel. Gue muak lihat lo," ketusnya.

Berbeda dengan kelima orang yang saat ini masih berseteru. Sky justru memutuskan untuk tidak ikut campur. Laki-laki itu fokus terhadap tugasnya untuk melacak alamat IP. "Sebentar lagi, gue pasti tahu sebenarnya lo itu siapa," ucap Sky. Jari-jemarinya begitu lincah memainkan keyboard laptop.

"Udah, deh. Lo mending pergi aja sana, Cewek Cengeng!" teriak Catrine.

Melati hendak melangkah. Namun, tangannya di tahan Fia. Sekretaris itu menggelengkan kepala sebagai tanda agar Melati tetap di sini. "Kita semua butuh Melati. Dia saksi kunci dalam insiden Mark dan Mike." Fia berkata tegas.

"Saksi kunci? Dia itu pelaku!" tuduh Mark.

"Demi Tuhan, bukan aku, Mark," lirih Melati.

"Terserah, kalau lo enggak mau pergi, gue yang pergi." Mark beranjak meninggalkan sekre dengan penuh emosi. Laki-laki itu membuka dan menutup kasar pintu sekre meninggalakan suara brak yang cukup keras.

"Mark, aku ikut." Catrine berteriak dari dalam.

"Enggak usah!" Terdengar suara ketus Mark dari luar sana, membuat nyali Catrine menjadi ciut seketika.

"Ini semua gara-gara lo sih, Cewek Cengeng! Gue jadi kena imbasnya kan," sungut Catrine. Gadis itu lalu ikut keluar dari sekre sebab tidak tahan harus berada di sana lama-lama.

Melati melepaskan tangan Fia yang menggenggamnya. Ia memutuskan mengejar Catrine. Ada sesuatu yang mau Melati sampaikan kepada gadis itu. "Catrine, tunggu," panggil Melati ketika keduanya berada di lorong.

Dengan malas, Catrine membalikkan badan. "Apa? Mau gue hajar lo, hah?"

"Catrine, tolong sekali ini aja kamu dengarkan kata-kata aku, ya." Wajah Melati nampak memohon. Ia mendekat, berusaha menggapai kedua tangan Catrine. Namun, gadis itu justru lagi-lagi mendorong bahu Melati.

"Jauh-jauh lo, jijik gue!"

"Catrine, aku tahu sekarang Mark udah enggak percaya lagi sama aku. Mungkin Mark hanya akan mendengarkan kata-kata kamu karena kamu calon tunangannya."

Catrine berdecak. Dengan bangga ia mengibaskan rambutnya ke belakang. "Ya iyalah, sekarang lo udah sadar kan Mark itu milik gue."

"Iya, Catrine, aku sadar kok. Maka dari itu, aku mohon sama kamu. Ayo kita bekerja sama untuk menyelesaikan kasus ini. Aku janji, setelah semua selesai aku bakal menjauh dari Mark. Satu kali ini aja, Catrine, aku mau kita akur."

Catrine tampak menimbang-nimbang perkataan Melati. Ia menyentuh dagu, lalu memandang sebal Cewek Cengeng di depannya. "Apa yang bisa gue lakukan?"

Senyum Melati mulai merekah. Akan tetapi, buru-buru Catrine memperjelas maksud pertanyaannya. "Ingat, ya. Gue melakukan ini bukan buat lo. Bukan untuk membantu membuktikan lo enggak bersalah. Gue ngelakuin ini supaya citra Mark baik lagi. Gue enggak mau sampai harta Son Family jatuh ke tangan Mike."

Dengan ragu-ragu, Melati bertanya. "Kamu enggak benar-benar cinta sama Mark? Tapi---"

"Bukan urusan lo!" Catrine menyela perkataan Melati hingga gadis itu mengantupkan mulutnya. "To the point aja apa yang bisa gue lakukan sekarang?"

"Tolong kamu bujuk Mark supaya mau bekerja sama dan mendengarkan teman-temannya."

"Oke." Catrine lantas pergi setelah mengatakannya. Ia meninggalkan Melati yang kini menunduk dalam dengan hati dan pikiran yang berkemelut.

Di sisi lain, Sky baru saja mendapat petunjuk. Ia menggebrak meja begitu keras seolah-olah memenangkan lotre. "Gue berhasil. Gue dapat alamat IP-nya!" teriak Sky seraya mengepalkan tangan puas.

Rian dan Fia lantas mendekati laki-laki itu. "Coba mana, gue lihat," ucap keduanya kompak.

***

Akhirnya Binoculars Girl update bab 31. Semoga kalian suka, ya.

Jangan lupa vote dan komen supaya aku tambah semangat.

Salam sayang,

Yola Junita

BINOCULARS GIRL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang