19. PACAR MARK

217 25 13
                                    

"Iya, mulai hari ini gue pacarnya Mark. Sebentar lagi kita juga tunangan." —Catrine Caperlina

- BINOCULARS GIRL -

Happy Reading ❤❤

Mike buru-buru menjauh dari Catrine saat menyadari kehadiran saudara tirinya. Gadis itu berlari ke arah Mark. Catrine bahkan sudah bersembunyi di belakang punggung Mark. Ia memasang wajah ketakukan. Seolah-olah Mike baru saja melakukan tindakan tak senonoh padanya. "Sayang, si Mike tuh kurang ajar. Dia apa-apaan coba." Catrine berkata dengan tampang protes.

"Cewek lo duluan yang ngata-ngatain gue," balas Mike dengan ekspresi dingin. Ketiganya sekarang sedang berdiri di lorong apartemen lantai enam belas.

"Catrine bukan cewek gue." Pernyataan Mark membuat Catrine mengeluh.

"Ih, kamu kok bilang kayak gitu sih, Sayang. Nih, kamu lihat. Aku udah berubah jadi kayak Melati demi kamu. Berarti sekarang kita pacaran 'kan? Terus enggak lama lagi tunangan."

Mark tidak memedulikan Catrine. Fokusnya beralih pada Mike yang entah kenapa datang kembali kemari. Mark dengan kasar membawa Mike untuk mengikutinya. Dua orang kakak beradik itu masuk ke apartemen, mengunci pintu, dan meninggalkan Catrine seorang diri di luar.

"Apart gue kedap suara. Gue enggak mau Catrine dengar pembicaraan kita. Kalau ada hal penting, lo bisa omong sekarang. Gue enggak punya banyak waktu."

Mike sedikit terkekeh, "Santai, Brother," katanya. Ia mengambil selembar kertas yang sudah terlipat dari saku jasnya. Kertas itu dilapisi amplop cokelat. Isinya merupakan sebuah surat perjanjian. "Baca ini!" titah Mike.

Dengan sedikit malas, Mark mengikuti keinginan saudaranya. Bola mata laki-laki itu bergerak seiringan dengan tiap huruf yang dibaca. "Dengan ini saya Mark Laurson menyetujui pembagian harta Son Family seharusnya 50:50. Selaku ahli waris, saya akan memberikan hak milik Mike Aderson sebagai mestinya setelah Davidson mati." Mark meremas surat perjanjian yang diberi Mike. Ia membuang surat itu sembarangan.

"Bukannya gue udah pernah bilang? Kalau lo mau harta, usaha sendiri. Gue enggak akan kasih secara cuma-cuma." Mark bergerak membuka pintu apartemen. Catrine sudah menunggu dengan gusar.

"Kamu sama Mike ngapain sih? Kok aku enggak diajak masuk. Tuh anak haram enggak macam-macam kan sama kamu?" tanya Catrine.

Di sisi lain, Mike mengepalkan kedua tangan marah. Ia menendang surat perjanjian yang telah dibuang Mark. Laki-laki itu keluar dari apartemen sambil memberikan tatapan tajam kepada Mark dan Catrine. "Gue enggak akan berhenti di sini," tegasnya.

Tepat sebelum Mike pergi memasuki lift, Mark berkata, "Lo memang benar, Cat. Mike itu anak haram. Anak haram enggak tahu diri."

Bagi Mark, Mike tidak lebih dari kesalahan hubungan sang ayah dengan istri sirih. Davidson sebetulnya sudah cukup baik memberikan 20% kekayaan Son Family ketika dalam aturan agama sebenarnya anak dari hubungan sirih tidak berhak mendapat waris apa pun.

Mike tidak mengacuhkan perkataan Mark. Ia tersenyum sinis. Lihat saja nanti, batinnya. Setelah pergi dengan perasaan marah bercampur dendam. Mike menghubungi sekretarisnya. "Lakukan semua dengan rapi," titah Mike pada Banu di telepon.

Sementara itu, Catrine hanya dapat memandang bingung wajah Mark yang menahan emosi. Baru kali ini laki-laki itu setuju dengan perkataannya. "Sayang, kamu enggak apa-apa?"

Pertanyaan Catrine membuat Mark memandangnya sinis. Terlebih kedua tangan Catrine yang selalu menempel dan mengelayut manja pada lengannya. "Lo ngapain ke sini?"

BINOCULARS GIRL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang