27. SIAPA PELAKUNYA?

153 20 14
                                    

Huft! Siapa sih yang udah melakukan itu? Gara-gara dia nama aku jadi jelek di mata Mark. Aku kan kena tuduh.

- BINOCULARS GIRL -

Happy Reading ❤❤

Melati kembali ke kelas dengan mata sembap. Gadis itu berniat mengambil tas lalu pulang. Sonya, Adela, dan Daisy memandang khawatir. Ketiganya meminta penjelasan. Namun, Melati tak kunjung menjawab hanya menggeleng.

"Kamu kenapa sih, Mel? Cerita kalau ada masalah. Kami ini kan sahabat kamu!" paksa Adela. Ia menahan pergelangan tangan Melati yang hendak pergi.

Orang-orang di kelas mulai memperhatikan keempatnya. "Udah, Del, malu. Mungkin Melati lagi perlu waktu untuk sendiri," ujar Sonya. Ia mengusap bahu Adela berusaha menenangkan.

"Kamu memang enggak pernah anggap kami sahabat kan, Mel," tunding Daisy.

Mendengar pernyataan Daisy, Melati menangkal. "Enggak gitu, Daisy. Aku emang benar-benar enggak bisa cerita. Ini terlalu sensitif," lirihnya.

"Si Mark itu ngapain kamu? Dia nyakitin kamu? Perlu aku samperin ke tempatnya sekarang? Aku enggak takut, kok." Adela mulai melipat ujung lengan bajunya. Ia berusaha memperlihatkan otot di tangan, meski sebetulnya tidak ada sama sekali. "Ayo kita ke fakultas sebelah!" Dengan semangat membara Adela memerintah. Memang cuma Catrine aja yang berani labrak-labrakan, Adela juga bisa kok.

Sonya dan Daisy menepuk jidat. Keduanya menjewer pelan telinga Adela membuat sang empunya mengaduh. "Ih, apaan sih kalian berdua. Melati tuh habis dibikin nangis, sebagai sahabat kita harus belain dia."

"Aku enggak mau nyari masalah sama orang-orang di finkom," ketus Daisy.

Melati menggenggam kedua tangan Adela. "Aku enggak apa-apa, serius. Nanti kalau waktunya udah tepat aku bakal cerita. Untuk saat ini aku mau istirahat dulu di indekos."

Adela menatap Melati lekat. Telunjuk dan ibu jarinya ia letakkan di bawah dagu seperti tengah berpikir. "Oke, tapi kamu janji harus cerita. Pokoknya rasa sakit enggak boleh ditelan sendiri, Mel. Aku takut. Akhir-akhir ini kan lagi musim banget anak kuliah bunuh diri. Ingat, kita masih muda. Masih jomlo lagi."

Melati terkekeh. "Iya, Del. Aku juga enggak akan berpikir jauh ke sana."

"Kamu pulang sama siapa, Mel? Sendiri?" tanya Sonya.

"Iya, aku sendiri aja."

"Eh, sama Bang Rangga aja. Nanti aku telepon," usul Adela.

"Enggak usah. Aku lagi pengen sendiri terus merenung."

Adela menghela napas. "Oke." Ketiganya lalu membiarkan Melati pulang.

***

Catrine menggerutu sebal sebab tidak menemukan Mark di depan ruang senat. Saat ia dan Mark sebelumnya sedang asik berduaan di koridor, tiba-tiba Rian menelepon Mark. Laki-laki itu memberi tahu jika Mark dipanggil Bang Rendi. Mengetahui hal tersebut Mark lantas bergegas. Namun, sebelum itu Mark memberi tahu Catrine untuk mengambilkan tasnya di ruang sekre. Setelah berbincang dengan Rendi, Mark ingin pulang.

"Mark mana sih? Masa dia bohong sama gue. Jangan-jangan Mark ke tempatnya Melati?" Pikiran Catrine mulai berkelana. "Enggak, itu enggak mungkin. Hubungan Mark sama Melati kan udah berantakan. Terus dia di mana, dong? Mana ditelepon enggak diangkat," gerutu Catrine. Gadis itu sudah pegal menggendong tas ransel milik Mark.

Puncuk dicinta ulam pun tiba. Mark hadir dengan wajah yang memerah seperti habis bertengkar. "Sayang, kamu dari mana? Aku udah lama nungguin tahu, sampai aku tuh pegel," protes Catrine.

BINOCULARS GIRL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang