47

161 30 12
                                    

Hay guys, balik lagi sama aku, kemarin aku Up pas tanggal 1 Juni sekarang kembali membawa satu part tepat di tanggal 1 Juli, buset lama banget yah satu bulan gak Up. Makasih buat yang setia baca PBTS sampe sejauh ini, aku berterima kasih make banget sama kalian.

Happy Reading😔🖐

****

Plak!

Maya memegang sebelah kanan pipinya yang ditampar. Semburat merah pun menjadi lambang disana.

Reyhan diam dengan mulut sedikit terbuka saat menyaksikan pacarnya ditampar oleh seorang gadis berkerudung putih dengan seragam khas anak SMA.

Gadis yang entah berasal dari mana itu berjongkok. "Kamu gapapa, dek?" tanyanya lembut. Annida menggeleng sebagai jawaban, dengan air mata yang sudah mengalir deras dipipi chaby nya.

Melihat itu Maya maju satu langkah.

"Gausah ikut campur ya lo!" ucap Maya lantang. Keadaan pun kian memanas.

"Lo terlalu kanak-kanak!" Dia Lasmi, setelah membantu Annida berdiri Lasmi menyuruh gadis itu pergi dari sana. Gadis SMP itu pun menuruti saja setelah mengucapkan rasa terimakasihnya.

"Mau jadi pahlawan kesorean lo, hah?!" Nada bicara Maya meninggi membuat warna merah diwajahnya kembali setelah sesaat mereda.

Lasmi tidak memperdulikan Maya yang sedang marah. Ia mendekat ke arah Reyhan sembari melipat tangan didepan dada. "Bilangin sama pacarnya, ya. Kalo mau gelud, mending masuk tinju aja sana!" Lasmi melirik Maya, menekankan kata di akhir kalimat, lalu setelahnya pergi meninggalkan mereka berdua.

Maya diam tidak berniat untuk menjawab. Ia mendekat, kemudian meraih tangan kiri Reyhan. "Ayo kita pulang, Rey," ajak Maya. Namun, Reyhan hanya diam, dengan tatapan dingin.

Reyhan terhayut dalam situasi ini. Ia masih diam mematung seperti patung, hanya kedipan mata saja yang meyakinkan jika dirinya memang masih hidup.

Reyhan melepaskan paksa tangan Maya yang sudah melekat pada jari-jarinya.

"Gue kecewa," ucap Reyhan datar. Sebelum akhirnya memilih pergi tanpa memperdulikan kekasihnya.

***

Lasmi sempat mengumpat Maya dalam hatinya, ia tidak mengerti kenapa Maya melakukan hal seperti itu, dirinya memang tidak tahu masalah apa yang terjadi sampai Maya kasar kepada gadis SMP tadi, tapi tetap saja yang dilakukan Maya membuatnya kesal.

Setelah mampir ke toko buku, Lasmi memilih untuk pergi ke supermarket terlebih dahulu untuk membeli beberapa cemilan. Ia mulai mendorong pintunya, lalu segera melangkah ke tempat dimana banyak beragam ciki-ciki disana, tidak lupa dengan troli yang sudah ia ambil dari depan tempat kasir.

"Cangkang doang gede, isinya dikit," ucap Lasmi sambil memasukan beberapa jenis makanan ringan itu ke troli yang di dorongnya.

Hanya ada beberapa pengunjung disini sehingga Lasmi pun lebih leluasa, ya meskipun ia merasa cukup risih karena CCTV terus menyorot pergerakannya. Merasa iseng Lasmi akhirnya bergaya.

Terlihat CCTV yang menyorotnya dari belakang, ia tertawa sendiri. Mungkin saja jika pengunjung melihatnya ia akan di sangka orang deso yang baru pertama kali kesini.

Lasmi mengkerutkan dahi ketika CCTV itu beralih menyorot ke arah luar, di lihatnya disana seorang pria berhoodie Blue tua yang sudah melewati kasir. Lasmi bisa yakini jika pria itu akan pergi ke tempat yang sama sepertinya, dan yah ... tentu saja itu benar, bahkan mereka bersebelahan.

Pasangan Bobrok Tanpa StatusOnde histórias criam vida. Descubra agora